BAB 26 ; Penguntit

15 3 1
                                    

Haloha Sahabat Nura, aku kembali lagi jangan lupa kalian harus suka dan baca ceritanya, resapi ceritanya dan berkomentar lah dengan baik.

Berkomentar boleh tapi jangan menjudge tulisan seseorang, setiap penulis itu ingin yang terbaik atas tulisannya.

Salam sayang Nura

Happy Reading

•••

Warna biru langit menggugah semangat para manusia bumi, kicauan burung melanglang buana kesana kemari. Mereka pun semangat untuk menempuh hari dipagi hari ini.

Di rumah type scandinavian, Anez sedang berbenah memasukkan buku beserta alat tulisnya. Sebelum berangkat Anez harus membuat bekal dulu, karena bi Ara belum datang, sepertinya bi Ara tidak akan bekerja karena anaknya sedang sakit, jadi dia harus membuat bekal dan sarapannya sendiri.

Di arah pintu mang Adi berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Anez yang sedang memasak di dapur.

"Neng maaf mang Adi ganggu, ini ada paket di luar."

Anez mengambil paketnya, disana bahkan hanya berbentuk kotak yang ditutupi keresek hitam dan bubble wrap.

"Dari siapa mang?" Mang Adi menggeleng.

Anez membuka kotak tersebut, setelah membukanya ternyata di dalam kotak tersebut ada seperangkat makanan kesukaannya. Dari coklat, ice cream dan makanan yang mendominasi rasa manis lainnya, tapi lebih banyak coklat.

Jika ini tidak ada pengirimnya sama sekali tiba-tiba ada yang menyimpan di halaman rumah, terus siapa yang mengirimnya. Anez hanya khawatir paket ini milik orang lain, dan si pengirim salah alamat.

~•~

"

Guys ke lab!" Teriak salah satu murid kelas.

Murid-murid di kelas IPA 1 langsung mengeluh ketika mendengar lab. Hari ini pelajaran biologi, siapa yang tidak mengenal biologi? Pelajaran yang mencangkup ruang lingkup makhluk hidup.

Di lab, semua murid sudah menggunakan jas khusus di lab dan masih berdiri tidak jelas disisi-sisi meja lab.

"Anak-anak perhatikan ibu!" Seru Bu gendut, karena orangnya gendut dan pendek. Sebenarnya namanya Rahma, tapi jangan terang-terangan manggil dia Bu gendut bisajadi nilaimu yang akan hangus.

"Di meja ini ibu sudah siapkan air, gunting, kaca, dan senter. Ibu bawa alat-alat ini adalah untuk percobaan membuat pelangi dalam gelas, tujuan percobaan untuk proses terjadinya pelangi."

Murid-murid langsung mengerubungi meja Bu Rahma, bahkan Anez sudah membawa catatan jika ada hal penting dia bisa menulisnya dalam buku catatannya.

"Pertama-tama simpan gelas berisi air dan letakkan kaca kedalam gelas secara serong." Bu Rahma memperagakan apa yang dia ucapkan.

"Lalu tutup tirai dan lubang yang memungkinkan cahaya masuk. Coba Abraham tolong ibu tutupi semua tirai." Perintah Bu Rahma kepada orang yang disebutkan.

Abraham, orang yang diperintah langsung mengerjakan apa yang diperintahkan.

"Nah setelah tirai dan lubang tertutup, ibu akan menyorot cahaya menggunakan senter pada kaca di dalam gelas."

"Perhatikan pelangi yang muncul dari sudut kaca, dan ini bebas kalian akan menyorot pelanginya melalui sudut kaca yang kalian mau."

Para murid mengangguk dan benar pelangi itu tersorot melalui kaca, Pelangi terbentuk ketika cahaya lampu senter dibiaskan saat melewati air di dalam gelas.

SHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang