FOLLOW NuraIleana
VOTE, COMENT, AND SHAREHAPPY READING
•••
"Bagaimana keadaan Raisya?" Tanya Anez pada Bi Ara yang sedang menunggu anaknya di depan ruang ICU.
"Kata dokter Raisya terkena DBD pantesan akhir-akhir ini sering sakit. Bi Ara baru tahu setelah membawa Raisya ke rumah sakit," jawab Bi Ara.
"Ikut prihatin, semoga Raisya bisa cepat sembuh," imbuh Anez. Bi Ara mengaminkan doa Anez.
"Neng Anez, Bi Ara berterimakasih karena sudah membayarkan biaya perawatan Raisya, nanti kalo Bi Ara punya uang Bi Ara ganti."
"Tidak perlu Bi Ara, anggap saja ini rezeki Raisya. Jika Raisya tidak segera dibawa ke rumah sakit bisa berdampak fatal." Tolak Anez.
"Bi Ara sudah makan belum biar aku beliin di depan?" Tawar Anez.
"Tidak perlu, nanti kalo lapar Bi Ara bisa beli sendiri." Tolak Bi Ara.
"Jangan menolak, ya. Bi Ara butuh asupan buat menunggu Raisya di rumah sakit. Sekarang Bi Ara mau makan apa biar aku belikan?"
"Yang ada saja Neng Anez Bi Ara bisa makan apa saja." Pasrah Bi Ara.
"Nasi Padang mau?" Bi Ara mengangguk.
Setelahnya Anez pergi meninggalkan Bi Ara sendiri, katanya sore nanti suaminya bersama anak pertamanya datang ke rumah sakit untuk menemani Bi Ara.
Saat di koridor lantai satu Anez bertemu dengan Aldi dan Aisyah yang akan keluar dari rumah sakit.
"Aldi, Bunda Aisyah. Aldi gimana sudah ke dokter nya? Bagaimana kata dokter?" Tanya Anez.
"Tadi kami udah ke dokter katanya Bunda terkena asam lambung sama gula. Nez, kebetulan lo disini gue titip Bunda Aisyah dulu, ya. Gue mau ambil obat dulu. Bunda gak betah di rumah sakit dia pingin nunggu di luar." Pinta Aldi.
"Ya udah, kamu jangan khawatir Bunda aman denganku." Anez memapah Aisyah pergi keluar, dengan telaten dan lembut Anez mengajak Aisyah pergi ke taman.
"Kita duduk disini dulu, ya. Bunda kita sekarang sedang di taman banyak macam bunga disini, jadi inget sama ibu." Cetus Anez.
"Ibumu suka bunga?" Tanya Aisyah penasaran.
"Ibu suka segala bentuk tanaman, Bunda. Waktu ibu masih ada ibu sering menanam tanaman di depan atau belakang rumah kami, sampai sekarang tanaman itu masih ada dan aku setiap hari suka menyiram dan merawatnya." Jelas Anez.
"Senangnya, pasti rumahmu sangat asri. Jika Bunda bisa melihat mungkin Bunda akan tahu seindah apa taman ini," ungkap Aisyah.
"Bunda, kalo Bunda melihat taman ini Bunda akan merasa biasa aja. Tanpa aku melihat pun aku masih bisa melihat secantik apa wajah Bunda, dan taman ini hanya beberapa persen dari kecantikan Bunda."
"Kamu bisa aja, lama-lama seperti Ethan sering merayu," ucap Aisyah. Anez yang di sampingnya langsung salah tingkah.
Anez sudah mulai membuka hatinya, dia mulai paham bahwa ia mulai mencintai Ethan. Anez berharap rencana Ethan yang akan melamarnya bisa terwujud, dan dia berdoa semoga Ethan benar-benar jodoh yang Allah berikan untuknya.
"Perasaan kamu terhadap anak Bunda bagaimana?" Tanya Aisyah.
"Siapa?" Heran Anez.
"Ethan. Kamu sedang dekat dengan Ethan, nak." Anez terdiam dia bingung apakah harus diungkapkan pada Aisyah atau tidak.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHENA
Novela JuvenilKehilangan dan rahasia terus menghantui Anez. Dari kematian orang tuanya, hingga ia mengetahui rahasia tentang kematian ayahnya dan penyakit yang disembunyikan ibunya membuatnya meninggal. Namun, adanya Ethan memberikan warna dan arti cinta sesunggu...