Chapter 4 : Ia Terus Membuatku Merasa Bersalah dengan 'Akan Sayang Sekali'

60 10 0
                                    

"Hai, Nora."

Ia benar-benar datang lagi.

Saat ia membuka pintunya, berniat pergi berbelanja, seorang pria tampan dengan senyuman memikat menyambutnya.

"Halo .... Apa yang membawamu kemari?"

"Bukankah aku sudah memberitahumu kalau aku akan datang lagi menemuimu?"

Maksudku, aku bertanya, kenapa kau datang menemuiku.

"Aku sudah akan keluar, permisi." Menutup pintunya secepat yang ia bisa, Nora mencoba pergi.

"Kalau begitu, bagaimana kalau aku ikut bersamamu?"

"Tidak perlu, aku akan berbelanja."

"Aku bisa membawakan belanjaanmu."

"Tidak perlu, terima kasih."

"Aku akan ikut bersamamu tak peduli apa pun yang terjadi, jadi biarkan aku membawakan barang-barangmu." Berkata demikian, ia buru-buru berpindah ke sebelah Nora yang mulai berjalan cepat. Elias langsung berhasil menyusulnya, mungkin dikarenakan perbedaan panjang kaki mereka. Ia tidak bisa berlari lebih cepat darinya, jadi akhirnya, mereka pun berjalan berdampingan. Merenungi betapa tidak adilnya, bukan hanya ia diberkahi dengan wajah rupawan, tetapi kaki yang panjang juga, Nora menghela napasnya.

"Aku tidak menyetujui kalau kau boleh ikut bersamaku."

"Aku mengikutimu karena aku ingin."

Apa-apaan dengan keras kepalanya ini.

Malam sebelumnya, Nora mendengar dari ayahnya, karena pertunangannya dengan putra Marquis Callum, mereka akan diberikan kompensasi. Barangkali untuk menebus fakta mereka berubah pikiran dan mencampakkan Nora tanpa pertimbangan.

Perbedaan yang sebegitu menyoloknya di antara seorang Baron dan Marquis. Tidak peduli seberapa tak masuk akalnya mereka, mereka tetap bisa membatalkan pertunangan seenak mereka.

Tetap saja, Nora cukup terkejut karena orang-orang itu memberikan mereka uang kompensasi. Tampaknya, itu adalah cara mereka menunjukkan permintaan maaf yang tulus atas kehebohan yang terjadi.

Walaupun perasaannya rumit karena masalah itu, karena sepertinya mereka hanya melakukannya untuk menjaga image mereka saja, maka ia pun menerima saja apa pun yang diberikan padanya.

Itu juga mengapa, sebisa mungkin, ia tidak ingin terlibat dengan orang-orang dari Keluarga Marquis.

Tetapi, jika ia kabur dari Elias, ia mungkin tidak akan mendapatkan uang kompensasi itu. Atau, jika jumlahnya dikurangi, maka itu akan merugikan.

Jika bukan karena itu, ia pasti sudah melarikan dari darinya sekuat tenaga. Memikirkan sampai sejauh itu, Nora menghela napas lagi.

"Mengejutkan sekali." Nora bergumam sendiri sementara duduk di atas bangku.

Karena adanya buah jeruk di dekat sana, udaranya pun diliputi dengan aroma manis dan asam yang menyegarkan. Setelah bolak-balik berargumen, akhirnya Elias membawakan buah-buahannya dan sekarang ini sedang berada jauh dari Nora. Itulah mengapa ia bergumam sendiri.

Paling tidak, memang mengejutkan.

Ia selalu mengira bahwa bangsawan kelas atas itu egois dan sombong. Itu semakin diperkuat dengan fakta ia terlibat dengan dua kembaran merepotkan dari Keluarga Marquis.

Tetapi, Elias sepertinya agak berbeda dari bayangannya akan seorang 'tuan muda menyebalkan yang dimanja'.

Pria itu memungut sebuah apel yang menggelinding dari genggaman seorang wanita tua, menenangkan seorang anak kecil yang tersesat, dan membantunya mencari orang tuanya, dan bahkan membantu orang-orang yang tidak bisa menemukan jalan mereka.

(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang