Chapter 29 : Ayo Dicoba

12 7 0
                                    

Beberapa hari setelah kunjungan Elias, Nora melanjutkan kembali kerjaan paruh waktunya. Ia dijemput oleh salah satu dari si kembar, tetapi mereka sering datang berdua ke restoran. Pada hari ketika Elias tidak ada di sana untuk memeriksa racun, Nora selalu pulang ke rumah tanpa makan.

Ada sejumlah pria yang akan memberikannya tatapan aneh, tetapi selama ia tidak memedulikannya, tidak ada salahnya. Karena ia juga tidak punya apa-apa lagi untuk disumbangkan, Nora memperhitungkan bahwa, pada akhirnya mereka akan menyerah.

Hari itu, ia pergi lewat pintu belakang setelah pertunjukkannya. Hanya Allan yang menjemputnya; Elias tidak ada di sana. Nora merasa lega pada hari-hari ketika hanya ada Allan, sebab, tatapan menusuk penuh makna milik Elias membuatnya merasa lumayan tidak nyaman. Ia mempertimbangkan untuk memberitahukannya soal itu, tetapi menebak itu mungkin akan memperburuknya, sehingga ia menyimpannya sendiri. Namun, sepertinya Allan menyadarinya.

"Bagaimana kau mengetahuinya?"

"Aku bisa mengetahuinya hanya dengan melihatnya."

Nora menanyainya selagi mereka berjalan di jalanan saat malam hari, tetapi jawabannya singkat. Itu hanya berarti kalau mudah untuk mengetahuinya dari sikapnya.

"Maka, Elias juga pasti sudah menyadarinya."

"Aku akan mengatakan kalau itu tampak jelas, tetapi ia tidak mungkin melihatmu di hari-hari ketika ia tidak ada di sini. Tetapi kurasa, ia dapat merasakan kalau kau waspada terhadapnya."

"Karena itu tampak jelas, maka tidak perlu menyembunyikannya lagi. Mulai dari sekarang, aku akan waspada secara terbuka."

"Apa-apaan dengan sifat menentang itu?"

Nora sering bercakap-cakap dengan Allan seperti ini, dan ia jadi semakin nyaman bersamanya.

Tetapi, bagaimanapun juga, Allan tidak menciumnya. Itu saja sudah cukup untuk membuatnya menurunkan kewaspadaannya dan mengobrol secara wajar.

Allan sudah berubah dari seorang tuan muda yang angkuh menjadi pria terhormat yang rendah hati—jauh sekali dari waktu mereka pertama kali bertemu saat ia mendadak membatalkan pertunangan mereka di muka umum.

"Ada rumor yang beredar bahwa aku adalah 'burung bulbul berhati murni'. Apakah orang sungguh memercayainya?"

"Barangkali setengahnya percaya. Tetapi jika mereka mendengarmu bernyanyi, mereka lebih cenderung untuk memercayainya."

Nora berharap Allan akan menyangkalnya, tetapi yang mengejutkan bahwa ia mengakui rumor tersebut.

"Tetapi kenapa?"

Allan menendang kerikil di dekat kakinya dan melirik Nora.

"Aku tidak tahu apakah kau menyadarinya, tetapi suara nyanyianmu memiliki daya pikat yang aneh. Terdengar menenangkan dan memesona di waktu yang bersamaan. Dan orang mungkin salah mengartikannya sebagai sesuatu yang lain."

Salah mengartikan ....

Seperti, aku akan menyumbang?

"Apakah itu berarti, aku tampak seperti orang baik ketika aku bernyanyi? Itu kedengaran seolah aku sedang menipu orang. Maafkan aku."

Allan tertawa segera setelah ia mendengar interpretasi Nora.

Kalau dipikir-pikir, mulanya Allan tidak dalam suasana hati yang baik. Itu membuat Nora merasa Allan kembali ke karakternya yang angkuh dan sebisa mungkin tidak mau berhubungan dengannya.

Tetapi tersenyum sangat penting untuk komunikasi yang efektif, Nora menyadarinya.

"Itu bisa jadi masalahnya, tetapi kupikir, itu lebih karena mereka merasa kau menarik."

"Bukankah itu lebih buruk?"

Allan tertawa lagi. Karena Allan tidak membantahnya, Nora berpikir ia mungkin tidak menganggapnya menarik juga.

Itulah kenyataannya, tetapi entah mengapa Nora merasa agak kecil hati.

"Mungkinkah itu karena kekuatan tipuan dari suara nyanyianku, makanya Elias setuju agar kami jadi kekasih sementara?"

"Kekuatan tipuan apa yang kau bicarakan?"

Mendengar inspirasi tiba-tiba Nora, Allan pun tercengang.

"Bukankah kau yang mengusulkan untuk jadi kekasih sementara?"

"Itu benar."

Kalau dipikir-pikir, ia tidak yakin tentang perasaannya, sehingga mereka mulai berkencan sebagai kekasih sementara.

"Yah, terserah. Tetapi jangan beritahu Elias apa yang baru saja kau katakan."

"Yang mana?"

"Bagian tentang Elias mengejarmu karena kekuatan dari suaramu."

"Bukan itu maksudku .... Tetapi kenapa?"

Allan menggelengkan kepalanya dengan tampang putus asa di wajahnya.

"Itu akan merepotkan. Aku tidak mau kau jadi stres karena itu."

"Oh."

Ia tidak yakin, tetapi ia merasa bahwa Allan mencemaskannya.

"Jadi, bagaimana menurutmu tentang Elias?"

"Yah ... ia adalah kekasih sementaraku."

"Bukan itu. Maksudku, tentang kapan masa percobaannya berakhir?"

"Uh ...."

Sekarang karena Allan menyebutkannya, mereka belum memutuskan kapan dan apa yang akan mereka perbuat ketika masa percobaannya sebagai kekasih sementara berakhir. Kalau terus begini, apakah mereka hanya akan terus menjadi kekasih sementara? Menyadari situasinya, Nora mendapati dirinya dalam kesulitan.

"Jawaban Elias sudah jelas, jadi itu semua tergantung padamu. Apabila kau tidak menyukainya, cukup katakan tidak."

"Tapi aku tidak membencinya."

"Lalu, apakah kau akan menerimanya?"

"Yah, itu agak menakutiku ...."

Sementara Nora mengerutkan alisnya, Allan terkekeh.

"Jika aku adalah seorang wanita, aku akan membenci pria itu."

"Apa-apaan itu? Apakah itu adalah sebuah ancaman?"

Saat kembaran saling berselisih selama bertahun-tahun, itu menjeritkan bahaya.

"Satu-satunya hal yang tersisa untuk dilakukan adalah waspada dan bersiap untuk itu, kan? Tidak satu pun yang tampaknya jadi masalah .... Kalau begitu, mari kita coba, oke?"

"Mencobanya?"

Allan memberi isyarat padanya agar mendekat dan ia menggesturkan agar Nora mendekatkan telinganya.

Nora melakukan seperti yang diminta, dan ia mendekatkan wajahnya kepada Allan.

"Aku menyukaimu, Nora."

Ia berbisik lembut di telinga Nora sementara wajah mereka berdekatan dan pipi mereka bersentuhan.

(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang