Chapter 36 : Aku Mendapatkan Pekerjaan Paruh Waktu di Menit Terakhir

9 7 0
                                    

Dalam sekejap mata, hari pestanya sudah hampir tiba, dan hari ini adalah malamnya. Sewaktu Nora membuka pintu depannya, manajer restoran tempatnya bekerja paruh waktu pun menyapanya.

"Hari yang menyenangkan untukmu, Nora!"

"Apa yang membawamu kemari?"

Si manajer jadi ragu-ragu dan mulai berbicara dengan sedih.

"Yah, aku ingin kau tampil di restoran malam ini."

"Malam ini?"

"Itu adalah permintaan dari seorang aristokrat. Ia bilang, ia benar-benar ingin mendengar Burung Bulbul Biru Langit bernyanyi. Ia sudah lama menjadi langganan tetap restoran. Aku tahu ini tiba-tiba, tetapi aku akan membayarmu ekstra. Aku tahu kau akan pergi ke istana kerajaan besok, dan mungkin sibuk, tetapi bisakah kau membantuku?"

Itu adalah pertama kalinya si manajer meminta bantuannya. Tampaknya, itu benar-benar tamu yang penting.

"Tidak masalah. Kau sudah menjagaku selama ini, dengan senang hati aku akan membantu."

"Terima kasih Nora. Kau adalah penyelamatku. Tetapi ... siapa yang akan menemanimu pulang?"

"Aku bisa meminta Perre, tidak apa-apa."

Adik lelakinya tidak mengatakan ia ada urusan malam ini, jadi Perre pasti bisa ikut bersamanya.

Namun, ekspresi si manajer jadi mendung.

"Tetapi, bagaimana dengan kembaran Marquis Callum? Bukankah biasanya kau ditemani oleh mereka?"

Elias memang mengatakan padanya bahwa ia harus ditemani entah olehnya atau saudaranya, tetapi Nora tidak bisa menghubungi mereka dalam waktu sesingkat itu. Restorannya sudah buka sebelum si pelanggan memintanya untuk tampil. Ia tidak punya cukup waktu untuk memberitahu mereka.

Nora tidak sempat mampir ke kediaman marquis, jadi ia hanya bisa mengirimi mereka sepucuk surat. Menulis untuk mereka berdua tidak mudah baginya, dan mereka mungkin saja tidak ada di rumah begitu suratnya dikirimkan.

Selain itu, meski jika mereka ada di kediamannya, kalau surat itu dianggap mencurigakan, itu mungkin tidak akan dikirimkan sama sekali. Atau, jika surat itu dikirimkan, mereka tidak mungkin punya cukup waktu untuk menjemputnya.

Terlebih lagi, itu bukan seperti pekerjaan paruh waktunya; ia hanya akan menyanyikan satu lagu, jadi seharusnya bisa pulang ke rumah lebih awal.

"Mereka berdua sibuk hari ini. Dan meski jika aku memberitahukannya, mereka mungkin tidak akan sempat juga. Tidak apa-apa."

"Oh. Baiklah kalau begitu, aku pergi ke restoran dulu. Terima kasih banyak!"

***

Nora menuju ke restoran bersama Perre, mengganti bajunya dan langsung tampil. Penampilannya di atas panggung tidak dijadwalkan, tetapi para penonton senang akan kejutan itu dan sangat menikmati penampilannya. Nora merasa senang.

Biasanya, ia akan menyanyikan beberapa lagu dan mengulangi mereka sepanjang malam, tetapi, karena ia hanya perlu menyanyikan satu lagu untuk didengar si langganan tetap, ia langsung menyudahi pertunjukannya.

Si manajer membawanya ke sebuah meja untuk menyapa si pelanggan, dan ia diperkenalkan kepada seorang pria tua dengan ekspresi yang lembut pada wajahnya.

"Terima kasih karena telah memenuhi permintaan menit terakhirku. Senang mendengarkanmu bernyanyi, Burung Bulbul Biru Langit. Dan tolong terima permintaan maafku karena meminta untuk melihatmu tampil dalam waktu sesingkat itu."

"Sama sekali tidak, ini adalah kehormatan bagiku karena penampilanku sesuai dengan selera Anda."

Si pria tua itu awalnya memasang senyuman lembut di wajahnya, tetapi ekspresinya perlahan-lahan menggelap.

"Maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf."

Ia berulang kali minta maaf, dan Nora memberitahunya bahwa itu bukan masalah besar, bahkan berterima kasih padanya.

Apakah ia tidak terlalu sungkan, atau apakah itu pikun karena usia tua?

Pada suatu kesempatan, ketika Nora berbincang-bincang dengan pria-pria tua di kota, kebanyakan dari mereka akan mengulangi hal yang sama berkali-kali. Ia menebak bahwa pria tua ini pasti seperti mereka. Setelah ide itu muncul di benaknya, percakapan mereka yang tidak biasa pun akhirnya selesai.

Nora mengungkapkan rasa terima kasihnya sekali lagi sebelum meninggalkan meja tersebut. Sekarang, yang diperlukannya hanya berganti pakaian dan bergegas pulang.

Perre tengah membahas tentang masalah biaya tol mereka bersama Flora di dalam kamar ganti, jadi begitu ia mengganti pakaiannya, mereka bisa langsung pulang ke rumah dari pintu belakang. Nora merasa lega karena ia bisa pulang ke rumah sebelum hari menggelap.

"Tunggu—"

Selagi ia sedang ke belakang restoran, seseorang menarik tangan Nora.

Orang yang menarik tangannya adalah seorang wanita cantik. Apakah ia seumuran dengan Yang Mulia? Wanita itu memiliki rambut keemasan yang indah dan mata merah, dan fisiknya yang feminin memancarkan aura yang memikat.

"Harapanku begitu tinggi mempertimbangkan bahwa 'Burung Bulbul Biru Langit' memiliki reputasi yang bagus, tetapi suaramu tidak ada istimewanya, apalagi dengan penampilanmu. Apa kau tidak malu pada dirimu sendiri?"

Nora terkejut akan amukan kasar dadakan dari wanita itu. Tiap orang akan memiliki pandangan yang berbeda soal suaranya, dan ia mengakui bahwa ia tidak terlalu cantik. Tetapi ia tidak berpikir bahwa tingkah laku wanita itu terpuji, dengan pendekatan arogannya itu.

"Maafkan aku."

Wanita itu memperdalam kerutan di antara alisnya.

"Apa kau berpura-pura untuk jadi spesial atau apa? Apa kau tidak punya malu, merebut posisi penyanyi yang sudah dipilih?"

"Bolehkah aku bertanya, siapa kau?"

"Aku Rebecca."

Itu adalah nama yang tidak dikenal Nora sama sekali. Wanita itu sepertinya sudah menerka pemikirannya dan mendesah berlebihan.

"Aku juga tidak pernah mendengar tentangmu, penyanyi kelas tiga. Tetapi akulah awalnya penyanyi yang dipilih untuk tampil pada pesta pendirian."

Jadi, ia adalah penyanyi yang sudah dipilih, yang disebutnya barusan? Maka, ia pasti datang untuk mengeluhkan tentang posisinya yang dirampas.

"Aku juga tidak mau tampil. Jangan ragu untuk mengajukan banding dan menggantikanku."

Di saat Nora menyadari alis Rebecca berkerut lagi, orang itu sudah mengambil gelas dan menyiramkan isinya kepadanya.

Itu adalah anggur merah. Gaunnya berwarna biru, sehingga tidak terlihat, tetapi Nora khawatir kalau nodanya mungkin akan susah dihilangkan. Ia harus segera mencucinya dengan air untuk mencegah kerusakan lebih jauh.

"Bagaimanapun juga, keputusannya bukan terserah padaku. Kalau aku bisa menolaknya, aku sudah melakukannya. Silakan berikan yang terbaik dan klaim lagi posisimu. Kau mendapatkan dukungan penuhku. Kalau begitu, permisi."

Nora mengatakannya sekaligus dan menuju ke belakang restoran untuk mencuci gaunnya.

Rebecca berusaha menarik tangannya lagi, tetapi orang lain telah menghentikannya.

"Sudah cukup."

Yang memegang tangan Rebecca adalah seorang pemuda tampan dengan rambut berwarna cokelat keabu-abuan.

"Elias."

Kenapa ia ada di sini?

Nora tidak dijadwalkan untuk bekerja hari ini. Apakah ia datang untuk makan?

Rebecca mengibaskan tangan Elias dengan ekspresi canggung di wajahnya.

"Rumor bahwa kau sudah menipu putra Marquis pasti benar. Benar-benar wanita yang kotor."

Rebecca melontarkannya dengan jijik dan berlalu.

(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang