Chapter 56 : Pesonanya yang Menawan Terlalu Luar Biasa

11 6 0
                                    

"Kenapa kau ingin bekerja? Apa kau berutang lagi?"

Elias menanyai Nora selagi mereka dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktunya. Ia ingin tahu berapa banyak utang keluarga Kranz, namun tetap menerima fakta itu.

"Berkat dirimu, kami lepas dari utang, tetapi aku tetap membutuhkan uang karena kami baru saja mencapai titik impas."

Ia sudah melakukan pekerjaan paruh waktu berganti-gantian, jadi bekerja di istana kerajaan tidak akan terlalu berbeda baginya.

"Apa itu tentang belajar bersikap seperti seorang Lady?"

"Aku tidak dididik dengan layak. Orang tuaku sudah mengajariku, tetapi hanya minimal. Karena itu, aku takut aku hanya akan mengganggu."

Nora hanya ingin setidaknya jadi sedikit saja seperti bagaimana seharusnya menjadi wanita aristokrat. Ia tahu aspirasinya rendah, tetapi statusnya jauh lebih rendah dalam kenyataannya, yang sayangnya adalah sesuatu yang tak dapat diubahnya.

"Mengganggu siapa?"

Selagi Elias menanyainya ingin tahu, Nora menghela napas.

"Kupikir, dengan bersamaku akan mencoreng reputasimu yang luar biasa."

Kemudian, Elias meletakkan tangannya di mulutnya, tampak seolah ia sedang merenungkannya.

Apakah ia juga berpikir demikian? Mungkin ia tidak pernah menyadarinya sebelumnya, tetapi sekarang menganggapnya benar.

"Ada apa?"

"Tidak ada. Kau tidak perlu mengkhawatirkan tentang reputasiku sama sekali. Aku ingin bersamamu. Jangan pedulikan yang lainnya."

Jika ia mengatakan, "Memang, reputasiku sudah anjlok," dan mencampakkannya saat itu juga, maka Nora akan dengan senang hati menerimanya. Bagaimanapun juga, pesonanya yang menawan cukup untuk membuatnya terpukau hingga memercayai bahwa apa pun yang dikatakannya adalah benar, terlepas dari sifat baik hatinya.

Pemikiran yang mengerikan sekali.

"Tetapi ...."

"Tetapi?"

Nora memiringkan kepalanya karena kaget saat Elias menarik kembali tangan itu dari mulutnya.

"Apakah itu berarti, kau akan terus bersama denganku? Jika demikian, aku sangat senang."

"Huh? Um, yah ...."

Mungkin begitulah jadinya, tetapi Nora terperangah, tidak menyangka percakapannya akan berubah seperti itu.

"Mengetahui bahwa kau ingin tetap bersamaku, kau tidak tahu betapa hal itu membuatku bahagia."

Elias memberinya senyuman yang memesona dan Nora pun mengalihkan pandangannya, merasa malu. Ia sudah cukup terbiasa dengan itu, tetapi wajahnya di jarak dekat ini terlalu berat untuk ditanggung.

Kemudian, Nora merasakan sesuatu yang lembut menyentuh pipinya, sebelum ia bahkan menyadari bahwa sesuatu telah mendekatinya. Ia menyadari ia sudah dicium dan menoleh menghadap Elias, yang akibatnya, memeluknya dalam dekapannya.

"Aku mencintaimu, Nora."

Elias berkata selagi ia membelai kepala Nora. Ia merasa sangat malu, tetapi di saat yang sama, lega karena tidak ada orang yang memerhatikan mereka di malam hari.

"Aku mencintaimu."

Elias sering mengungkapkan perasannya pada Nora. Namun, Nora masih belum sepenuhnya menyampaikan perasaannya pada Elias.

Perasaannya tidak sedalam Elias, tetapi ia memang menyukainya hingga batasan tertentu. Meskipun sebenarnya bukan itu masalahnya, boleh dikatakan, ia ingin mereka berada di posisi yang setara.

Aku harus memberitahunya dengan benar.

"Jadi, um ...."

"Iya? Apa itu, Nora?"

Saat ia mendongakkan kepalanya, wajah Elias begitu dekat hingga Nora dapat melihat pantulan di mata berwarna biru langitnya. Mereka berkilauan dan menatap lurus ke arahnya.

Tidak mungkin aku bisa mengatakannya. Sama sekali tidak mungkin aku bisa mengatakannya.

Nora merasa kalah dengan kemewahannya. Ia merasa dikalahkan dan menundukkan kepalanya, tetapi Elias mengelus kepalanya dan dengan lembut melingkarkan lengannya pada Nora.

"Ada apa?"

".... Bukan apa-apa."

"Kau yakin?"

Anehnya, Elias tersenyum bahagia.

Jika aku terbiasa, apakah aku bisa tetap tenang kapan pun aku melihat wajah itu?

Tetapi itu berarti Nora akan bosan dengan wajahnya ... dan itu seperti kenyataan yang jauh.

***

"Selamat datang di rumah, Kak."

Setelah sampai di rumah, adik lelakinya, Perre, menyambutnya. Nora sudah dengar bahwa rambut hitamnya, mata sewarna rumputnya dan wajah proporsional yang menyerupai ibu mereka, sangat populer di kalangan wanita.

Nora tidak berpikir ia sangat jelek. Tetapi ada standar kecantikan di dunia. Jika Elias adalah tipe keindahan yang sangat agung, maka Perre adalah tipe yang ramah dan lembut.

Bagaimanapun juga, mereka tampak jauh lebih baik ketimbang wanita biasa mana pun, dan Nora pun mau tak mau, tertawa akan fakta sedih itu.

Saat Nora menatap Perre dengan pikirannya yang melayang ke tempat lain, orang itu berkedip tidak percaya ke arahnya.

"Apakah ada sesuatu di wajahku?"

"Kau memiliki mata, hidung, dan mulut yang sangat proporsional."

".... Apakah terjadi sesuatu?"

Nora tidak dapat mengatakan bahwa ia terpesona oleh wajah kekasihnya dan itu mengacaukan pikirannya.

"Yah, aku akan mulai bekerja paruh waktu di istana kerajaan."

"Bekerja paruh waktu di istana kerajaan? Apa maksudmu?"

Sewaktu Nora menguraikannya, wajah Perre dipenuhi kecurigaan dan ekspresinya tetap gelap karena beberapa alasan.

"Selain pelayan, aristokrat dan ksatria lainnya juga berkeliaran di sekitar istana. Aku agak khawatir."

"Aku yakin tidak akan ada yang benar-benar meracuni pendatang baru."

Nora mengira, ia mungkin khawatir karena apa yang terjadi dengan Duke Lindell, tetapi Perre sedikit menggelengkan kepalanya.

"Bukan itu maksudku. Aku cemas kalau serangga aneh akan menempel di sekitarmu."

"Serangga, maksudmu pria, kan? Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja."

Jika Nora memiliki wajah Perre, maka ia mungkin menghadapi masalah apabila ia berjalan-jalan dengan santai. Tetapi seharusnya tidak akan ada masalah, karena ia hanya biasa-biasa saja. Ia yakin bahwa ia dapat dengan mudah berbaur dengan rakyat jelata.

Namun Perre menghela napas, "Kau sama sekali tidak mengerti. Kekuatan suara nyanyianmu itu luar biasa, kau tahu?"

"Siapa yang bilang sesuatu soal menyanyi? Aku akan pergi bekerja di sana, bukan menyanyi."

Pertama-tama, selera musik orang berbeda-beda, jadi tidak semua orang benar-benar menyukai Nora dan lagu-lagunya. Dan bahkan jika mereka menyukai lagu yang dinyanyikannya, itu tidak ada hubungan dengan dirinya, kan?

Tetapi Perre tidak menyembunyikan ketidaksenangan di wajahnya.

"Pokoknya, kau tidak boleh sendirian saja bersama seorang pria."

"Tidak perlu terlalu cemas. Itu hanya pekerjaan paruh waktu biasa."

Nora sedikit menghela napas, bertanya-tanya kenapa adiknya cemas yang tidak perlu.

(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang