Perlahan-lahan, Nora mengangkat wajahnya dan hanya senyuman Elias yang dapat dilihatnya. Senyum itu sangat menyilaukan dan ia hendak memberitahunya agar tidak terlalu banyak tersenyum, tetapi ia tidak akan pernah bisa mengatakannya dengan lantang. Jika ia melakukannya, keadaan mungkin akan jadi lebih buruk.
"Um ...."
"Ya?"
.... Kau terlihat begitu memesona ketika kau memiringkan kepalamu seperti itu, jadi bisakah kau berhenti?
Tetapi ia tidak bisa mengatakan itu dengan keras.
"Mungkin sudah terlambat untuk menanyakan ini, tetapi .... Apa yang kau sukai dariku?" Rasanya sangat memalukan, jadi ia tidak pernah mencoba untuk bertanya.
Ada raut misterius di wajah Elias selagi ia memandanginya. "Semuanya."
"Huh?" Nora berkata tanpa pikir panjang sambil mengerutkan alisnya.
Melihat Nora bereaksi seperti itu, senyum Elias lebih cerah.
"Tetapi mungkin kau tidak akan mengerti .... Hmm, katakan saja, aku lebih dari bahagia hanya dengan bisa bersamamu."
"Bahagia ...." Sepertinya cukup ambigu, tetapi kedengarannya seperti sesuuatu yang luar biasa.
"Rasanya sama seperti ketika aku pertama kali mendengarmu bernyanyi. Suara nyanyianmu menghangatkan hatiku."
Kalau dipikir-pikir, saat mereka masih kecil, Elias bilang ia tersesat dan Nora akhirnya bernyanyi untuk menghiburnya.
"Tetapi kau tidak mengingat itu, kan?"
"Um, yah, aku samar-samar ingat bertemu seorang anak bangsawan yang tersesat."
Ia tidak begitu mengingat wajah anak itu, dan bahkan lebih tidak mungkin untuk mengenalinya setelah tumbuh dewasa. Mempertimbangkan itu, Elias memiliki ingatan yang luar biasa.
"Tidak apa-apa. Bagimu, aku mungkin hanya seorang anak kecil yang tersesat yang harus kau urus. Tetapi bagiku, kebaikan yang kau berikan padaku menghangatkan hatiku."
"T-terima kasih."
"Lalu, kau begitu terus terang dan jujur, rasanya menyegarkan. Bagaimanapun juga, ketika kau selalu dikelilingi oleh orang-orang yang perhitungan, bukankah itu akan melelahkan? Itulah kenapa .... Saat aku bersamamu, aku merasa damai."
Senyumannya membuat Nora sedikit jengkel, tetapi bukan dalam arti yang buruk. Ia hanya merasa jantungnya akan meledak.
"Aku juga menyukai warna rambut dan matamu. Seperti warna langit malam, tetapi penuh dengan kehangatan."
"Begitu .... Seperti memeluk boneka yang membuat kita merasa rileks, kan?" Nora mengangguk setuju, tetapi Elias tersenyum kecut.
"Ini sangat berbeda dari itu." Ia mengulurkan tangannya ke arah Nora, memeluknya, dan dengan lembut membenturkan dahinya ke dahi Nora.
"Aku tidak melakukan ini dengan boneka."
"K-kalau kau melakukan sesuatu seperti itu, semua orang akan gempar!" Jantungnya berdebar-debar, dan ia mencoba mendorongnya menjauh, tetapi ia hanya bisa mendengar Elias tertawa di atas kepalanya.
"Sisi pemalumu juga menggemaskan." Kemudian ia menjatuhkan ciuman di pipinya.
Ia mengangkat wajahnya untuk mengeluh, tetapi tidak bisa melakukannya setelah melihat senyum memesona Elias dari dekat, jadi ia hanya buru-buru memalingkan wajahnya.
"Bukankah kau bilang, kau menyukai wajahku?"
"Menurutku kau tampan, tetapi ...."
Elias tak diragukan lagi memang tampan. Tetapi ia lebih senang memandanginya dari kejauhan, bukannya dari jarak sedekat ini. Itulah yang ingin dikatakannya, tetapi Nora merasa begitu malu hingga ia tidak bisa menyelesaikannya.
"Benar, wajahku tidak berubah, kau hanya cuek saja pada awalnya."
"Um, yah ...."
"Tidak apa-apa, aku tahu .... Dan itu membuatku cukup senang."
Bagaimana bisa bersikap cuek membuatmu senang? Mungkinkah Elias ... bisa jadi memiliki sifat masokis?
Diliputi rasa khawatir, Nora mengangkat wajahnya sekali lagi, dan matanya bertatapan dengan mata biru langitnya.
"Kau tidak menyukaiku hanya karena tampang dan statusku, kan? Itulah yang membuatku senang."
—Senyum. Pukulan langsung.
Nora menundukkan kepalanya, nyaris sesak napas.
"Aku rasa, kau harus menyadari seberapa besarnya kekuatan penghancur yang dimiliki wajahmu."
"Benarkah?"
"Iya."
Wajah cantiknya bisa menandingi bahkan gadis-gadis yang paling cantik, jadi Nora akan dalam masalah jika Elias tidak mencoba untuk meredamnya.
"Kalau begitu, kau juga harus menyadari pesonamu juga."
"Aku?" Nora menatapnya tak percaya. "Pesona? Aku tidak memiliki hal semacam itu. Aku bahkan tidak bisa dibandingkan dengan keindahan kukumu, dan aku hanyalah bangsawan namanya saja. Kami sangat miskin secara finansial, bahkan saudagar biasa saja lebih kaya daripada kami."
Ia merasakan sedikit kesedihan karena harus mengatakan itu tentang dirinya sendiri, tetapi bagaimanapun juga, itu adalah kenyataan.
Namun, Elias perlahan menggelengkan kepalanya.
"Itu tidak benar."
"Kalau begitu, apa kau mengacu pada bakatku dalam bernyanyi?" Ia menjawab dengan serius, tetapi Elias menghela napas karena suatu alasan.
"Kau memiliki suara nyanyian yang indah, tetapi bukan hanya itu. Kau juga rendah hati dan cukup menawan."
"Aku bukan rendah hati. Aku hanya pragmatis." Ia dengan cepat mengoreksi Elias.
Terlepas dari apa yang ia katakan tentang dirinya sendiri, Nora tidak merasa bahwa ia sangat jelek. Namun, ia tidak seanggun Andrea, secantik Martina, seseksi Rebecca, sekuat Viola, atau secantik Sophia.
Dalam hal ini, semua gadis yang ditemuinya sangat cantik. Tetapi yang lebih buruk lagi, bahkan di antara sekumpulan wanita cantik ini, Elias jelas lebih tampan daripada mereka semua.
Aku cukup kasihan pada semua gadis yang berusaha keras untuk berdandan.
.... Sungguh suatu misteri, mengapa Elias bisa jatuh cinta padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]
Random[Novel Jepang Terjemahan] Judul : My Engagement Got Broken, But I Don't Remember Getting Engaged in the First Place Penulis : Hanami Nishine Genres: Comedy, Josei, Romance Jumlah Chapter : 147 Penerjemah Bahasa Inggris : lacusky Penerjemah Bahasa In...