Chapter 74 : Disapa oleh Putra Duke

8 6 0
                                    

"Aku kira kau sudah tamat saat Kepala Pelayan membawamu pergi, tetapi kau beruntung sekali karena dibawa ke Lady Andrea." Paula menghela napas selagi ia memerhatikan para pelayan yang berkumpul di halaman belakang.

"Sehabis itu sih, aku kesulitan sebab aku dimarahi karena tidak membawamu ke Lady Andrea lebih cepat."

"Oh, maafkan aku ...."

Omong-omong, Nora merasa sepertinya Paula turut bertanggung jawab atas itu karena ia menugaskan kerjaan pada Nora diluar tugas-tugasnya. Namun, ketika Paula menanyakannya apakah ia ingin pergi ke Lady Andrea, bagaimanapun ia juga tidak pergi, jadi mungkin ia pun harus disalahkan.

"Mereka juga mengetahui bagaimana aku sudah mengusikmu dengan bodohnya. Mereka mengetahui setiap detail kecilnya. Mereka tahu segalanya sampai pada tingkat yang mengerikan."

"Benarkah?"

Nora tidak pernah mengeluh pada siapa pun, tetapi pelayan lainnya telah menyaksikan apa yang terjadi, sehingga mungkin salah satu dari mereka pasti telah menginformasikan Kepala Pelayan?

"Aku tahu aku salah, oke? Tetapi apa-apaan dengan laporan itu? Itu rinci sekali!"

"Ada laporan?"

Hal yang begitu formal dan merepotkan, siapa yang akan melakukan sesuatu semerepotkan itu?

"Karena hal itu, aku ditegur, gajiku dipotong, dan impianku untuk melayani Lady Melnes sekarang bahkan semakin jauh dari kenyataan .... Aku merasa sedih sekali." Paula menurunkan bahunya sembari menghela napas dalam-dalam, tetapi kemudian langsung mengangkat wajahnya.

"Tetapi apa yang sudah terjadi, ya sudah terjadi. Aku hanya akan mencoba yang terbaik lagi. Sementara itu, tolong hibur aku dengan pertunjukanmu."

Seperti yang Paula sebutkan, mereka mengadakan konser mini halaman belakang yang diizinkan oleh Andrea hari ini. Tentu saja tidak ada pengiring, dan karena mereka semuanya sedang istirahat, mereka hanya punya cukup waktu untuk dua lagu. Meski demikian, cukup banyak pelayan yang telah berkumpul di area itu, dan Nora heran, bagaimana berita itu menyebar begitu cepat.

"Kalau begitu, saatnya bernyanyi."

Bagaimanapun juga, Nora senang bernyanyi. Ia menarik napas dalam-dalam dan bergabung dalam kerumunan itu.

Setelah menyanyikan dua lagu, kerumunan orang itu langsung bubar dan semua pelayan bergegas kembali ke tempat mereka.

Sebagian besar orang sudah pergi, tetapi ia tiba-tiba mendengar suara tepuk tangan dari belakangnya.

Ketika ia menoleh ke belakang, ia melihat seorang pemuda dengan rambut merah dan mata oranye.

Ia merasa seolah ia pernah melihatnya di suatu tempat sebelumnya, tetapi mungkin itu hanya karena ia sudah kenal dengan sebagian besar pria dan wanita rupawan belakangan ini.

Menilai dari setelan jasnya yang rapi, sepertinya ia seorang bangsawan, tetapi untuk alasan apakah ia di sini?

Ia mungkin sudah mendengarkan pertunjukannya karena ia bertepuk tangan, tetapi di luar itu, seharusnya tidak ada keterlibatan lain. Nora menundukkan kepalanya dan memutar tumitnya untuk pergi.

"Kurasa, kau pasti si Burung Bulbul Biru Langit?"

Nora sedang bekerja sebagai seorang pelayan di istana, jadi ia tidak bisa mengabaikannya begitu saja, terutama karena ia, seorang pria berstatus lebih tinggi, sudah secara khusus memanggilnya. Ia berbalik dan memberinya senyuman, meskipun ia merasa terganggu.

"Aku adalah penggemarmu. Sungguh kejutan luar biasa untuk mendengarmu bernyanyi di tempat ini."

"Terima kasih." Ia menundukkan kepalanya, tetapi dalam benak Nora, ia berpikir bahwa pria ini hanya melebih-lebihkan.

Ada peningkatan jumlah aristokrat di restoran mereka, jadi Nora berpikir bahwa ia mungkin salah satu dari mereka, atau bahwa ia mungkin telah menonton pertunjukannya di pesta pendirian.

Nora kira ia akan mengatakan sesuatu sebelum berlalu, tetapi pemuda itu hanya terus memandangi Nora. Tatapan yang kuat dari mata oranye-nya membuat Nora merasa tidak nyaman, tetapi ia tidak bisa mengabaikannya begitu saja, jadi Nora pun menunggu dengan sabar.

"Burung Bulbul Biru Langit yang cantik. Lady Prunus persica. Senang sekali berkenalan denganmu."

Sebelum Nora menyadari kalau pemuda itu telah mendekat, ia sudah meraih tangannya dan mencium punggung tangannya. Ia kaget sekali hingga ia hampir menepis tangannya dengan kasar.

Karena pria itu memanggilnya "Burung Bulbul Biru Langit", ia pasti mengetahui bahwa ia adalah seorang bangsawan. Jika demikian, Nora tidak boleh bersikap berlebihan karena itu gestur yang umum bagi aristokrat.

Ia mungkin bersikap rasional, tetapi ia tidak terbiasa dengan itu, sehingga jantungnya berdebar lebih kencang.

Melihat Nora jadi kaku tanpa kata-kata, pemuda itu menyipitkan mata oranye-nya dan tersenyum.

"Aku harap, kita bertemu lagi."

Saat ia memandangi punggung pria itu sewaktu ia pergi, Nora menghela napas dalam-dalam.

Aku tidak yakin, tetapi itu mungkin hanya sapaan.

Orang-orang tampan, seperti Elias khususnya, memiliki ketampanan yang begitu mengagumkan. Aku harap mereka jadi lebih sadar soal itu dan menjaga jarak yang sesuai denganku.

Merasa lelah, bahunya terkulai, tetapi Paula datang berlari ke arahnya entah dari mana.

"Tunggu, Nora! Kau mengenal putra Duke?" Tampak lumayan bersemangat, Paula menanyainya, yang matanya terpaku ke arah perginya pemuda itu.

"Maksudmu, orang yang barusan?"

Ia memang tampak seperti bangsawan berpangkat tinggi dari busana dan sikapnya, tetapi ia adalah putra seorang Duke?

"Iya, putra Duke Enroth. Ia baik, kan? Dan rambut merahnya sungguh memesona." Paula tampak sangat terpesona olehnya, sedangkan Nora mengerutkan alisnya kebingungan.

Kalau itu putra Duke Enroth, maka bukankah ia saudara Viola Enroth?

Viola pernah mencoba meracuni Nora karena cintanya untuk Elias, jadi ia mungkin mendekatinya sebagai balas dendam untuk saudarinya. Tetapi ayah mereka, Duke Enroth sudah meminta maaf pada Nora, bahkan bekerja sama dengan Elias ketika mereka berurusan dengan Duke Lindell.

Tidak ada yang pasti, tetapi kurasa aku harus memberitahu Elias soal ini?

Atau mungkin aku tidak perlu melakukannya karena itu hanya akan membuatnya cemas .... Lagipula, pria itu tidak melakukan sesuatu yang khusus. Ia hanya memuji nyanyianku.

.... Tidak. Lebih baik aku memberitahunya. Atau aku akan menyesal tidak memberitahukannya soal ini.

Ia pasti baru mendengar tentang Burung Bulbul Biru Langit karena apa yang terjadi dengan Viola, atau barangkali pernah melihatnya tampil di pesta pendirian, sehingga ia menghampirinya karena sopan santun.

Ia memiliki wajah yang tampan dan juga putra seorang Duke, jadi ia mungkin tidak punya waktu luang untuk mengganggu Nora.

Elias mungkin hanya akan menertawakannya dan hanya menganggapnya sebagai sikap terlalu sadar diri.

Setelah mencapai kesimpulan itu, Nora merasa bersemangat lagi dan melanjutkan kembali pekerjaannya, sambil menghindari Paula yang membombardirnya dengan ucapannya yang berapi-api.

(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang