"Benaran?"
Flora mengerutkan bibirnya dan menggumam pelan. "Ketika kudengar bahwa Allan bergurau mengatakan ia menyukaimu .... Aku sebenarnya sedikit cemburu."
Kalau dipikir-pikir, saat mereka membicarakan soal itu, ia menunjukkan ketertarikan yang luar biasa.
"Kukira, kau hanya bermain-main, tetapi kau pasti benar-benar menyukainya, huh."
"Aku maunya berpikir begitu juga." Flora menghela napas, alisnya mengerut. Ia tidak menyangka ia akan menumpahkan perasaannya seperti ini.
"Tetapi, bagaimana bisa? Apakah karena wajahnya?"
"Aku tidak bisa menyangkalnya ...." Ia merasa sedih dan menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Sepenuhnya memahami keadaannya, Nora pun mengangguk.
"Wajah itu, kan?"
"Aku akhirnya mengerti apa yang terus-terusan kau katakan ... betapa tampan wajahnya ... tampan sekali ...."
Maksudnya pasti sebagai sebuah pujian, tetapi terlepas dari nada suara atau ekspresi di wajahnya, Nora pun tak tahan untuk tersenyum getir.
"Omong-omong soal wajah, bukankah praktisnya sama dengan wajah Elias?"
"Tidak, aku tidak berminat dengan makhluk-makhluk buas yang cantik."
Nora merenungi apa maksudnya, dan ia menyimpulkan bahwa Flora bukan hanya terpikat oleh wajah yang sama.
"Sepragmatis apa pun dirimu, aku ragu kau akan menyerah hanya karena tampangnya saja, Flora."
Flora mungkin menyukai kisah-kisah romantis, tetapi ia juga seseorang yang mempertimbangkan masa depannya sebagai penerus Baron Kocco. Apabila tampanglah yang disukainya, ia tidak akan merasakan konflik begitu lama.
"Yah, latar belakangnya tidak begitu buruk. Tidak ada banyak putra kedua yang hebat, yang juga sangat terlibat dalam pengelolaan kediaman mereka .... Tetapi, tetap saja, kau tahu, membuat frustasi."
"Oh, kurasa aku tahu apa maksudmu. Bahkan aku saja frustasi pada diriku sendiri karena terpikat oleh wajah itu."
"Tepat sekali!" Flora mengepalkan tinjunya dengan jengkel. Kemudian ia menghela napas panjang sebelum perlahan-lahan mendongakkan kepalanya.
"Omong-omong, sudahkah kau memberitahunya?"
"Tidak ... aku tidak bisa. Dan itulah yang membuatku semakin frustasi." Dengan raut wajah cemberut, Flora meminum segelas airnya dengan sekali teguk.
"Tetapi, bukankah persaingannya tinggi? Dengan Sophia sebelumnya, wanita itu sudah mengklaim untuk mengatur urusan rumah tangga Allan."
Allan telah bilang sendiri bahwa ia tidak akan menggantikan sang Marquis, tetapi sepertinya, keputusan itu belum final, dan banyak gadis yang mengincarnya. Dan bahkan jika ia memutuskan untuk tidak jadi pewaris dan menyatakan tujuannya seperti itu, namun sebagai seorang putra bermartabat seorang marquis, para gadis pasti tetap akan berbondong-bondong mendatanginya.
"Aku tahu."
"Terus, apa yang akan kau lakukan?"
Sebelum menjawab pertanyaan Nora, Flora menurunkan cangkirnya di atas meja. "Aku tidak begitu yakin. Aku harus mempertimbangkan perasaan dan keadaan orang lain. Dan aku adalah pewaris keluarga. Aku juga tidak bisa menggampangkannya karena aku semakin tua. Ini tidak sesederhana jatuh cinta karena wajahnya dan terpikat sementara waktu ...."
Flora mengoceh dan membuat segala macam alasan, yang mana tidak seperti dirinya. Berarti bahwa perasaannya serius.
"Aku ingin tahu, jenis bunga apa yang harus kau berikan?"
"Huh?" Bingung, Flora menatap Nora dengan heran.
"Kurasa, ia akan senang jika seorang wanita cantik sepertimu memberikannya bunga. Kau juga bisa menggunakan ulang tahunnya sebagai alasan. Tidak masalah jika kau mengajakku untuk membelinya. Berikanlah Allan sebuah hadiah."
"Tetapi, bukankah kau mengatakan, memberikan bunga pada seorang pria itu bukan ide yang bagus?"
"Maksudku adalah, ia pasti merasa berbeda jika ia menerimanya dari seseorang yang disukainya. Aku yakin ia bukanlah tipe yang membuang dan menginnjak-injak bunga yang diterimanya dari wanita. Berikan saja padanya dengan nyaman."
Jika itu adalah Allan yang sama seperti sebelumnya, yang dengan gegabah membatalkan pertunangan mereka di muka umum, itu mungkin terjadi, tetapi mustahil sekarang karena ia sudah berubah.
Kali ini, ia pasti akan menerimanya dengan sopan.
"Tetapi—"
"Kalau tidak, kau akan terus merindukannya, kan?"
Flora biasanya berani, tetapi ia menyukai dongeng romantis, sama seperti gadis lainnya.
Matanya sepertinya mengungkapkan penolakannya, dan bagaimana ia merasa itu merepotkan.
"Tidak, aku tidak akan—"
"Apa kau yakin?"
"Tidak ...."
Nora tersenyum pada Flora, yang sepertinya kehabisan kata-kata.
"Kalau begitu, berikan saja padanya. Lebih baik daripada menyerah tanpa melakukan apa-apa. Kau adalah gadis yang cantik dan baik. Aku yakin Allan bisa melihatnya juga. Lebih baik menyesal karena melakukannya ketimbang menyesal karena tidak melakukannya, bukan begitu?"
Ia meremas tangan Flora dengan lembut sebagai penyemangat, sementara orang itu menatapnya kosong.
"Kau biasanya pendiam, tetapi kau supel sekali di saat-saat begini, huh?"
"Begitukah?"
"Seperti ketika kau menyarankan menjadi kekasih sementara. Biasanya kau tidak akan pernah mengumpulkan keberanian untuk melakukannya, apalagi menyarankannya. Kau terlalu mencemaskan apa yang akan terjadi jika orang lainnya membencinya."
"Jika ia membencinya, maka tidak ada yang bisa kuperbuat." Nora menjawab dan Flora tidak tahan untuk mengerutkan alisnya.
"Hmm, bagaimana aku bilangnya ya? Aku tidak bisa benar-benar mengatakan kau itu manis .... Kau kuat, tetapi aneh."
"Barangkali karena bertahun-tahun terlilit utang dan terus bekerja paruh waktu yang mengasahku?"
"Mungkin."
Flora menghela napas selagi ia melepaskan tangan Nora dan balas meremasnya dengan lembut.
"Baiklah. Aku akan memberikannya bunga juga. Jika ia bereaksi negatif, aku hanya akan menyerah dan memilih perjodohan."
"Kalau begitu, bunga jenis apa yang akan kau berikan?"
Mereka berdua bertukar pandang penuh makna dan tersenyum satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]
Random[Novel Jepang Terjemahan] Judul : My Engagement Got Broken, But I Don't Remember Getting Engaged in the First Place Penulis : Hanami Nishine Genres: Comedy, Josei, Romance Jumlah Chapter : 147 Penerjemah Bahasa Inggris : lacusky Penerjemah Bahasa In...