Chapter 31 : Siapa Kau

11 7 0
                                    

"Seolah-olah ia tersambar petir."

"Hentikan, Thor."

"Seharusnya tidak masalah, kan?" Thor tersenyum pada Nora sambil menenangkan Elias, yang tidak sabaran, tidak seperti biasanya, dengan satu tangan. "Itu seperti momen gambar yang sempurna. Hampir seperti sekarang."

"Huh?" Ia tidak bisa memahami apa yang dikatakannya, jadi Nora hanya bergumam yang tidak bisa dimengerti.

"Apa? Kau masih belum mengetahui tentang itu? Ia jatuh cinta pada pandangan pertama denganmu, Nora si Burung Bulbul Biru Langit."

"Eh?" Nora memandangi Elias kaget, tetapi tidak menyadari wajahnya sudah berubah menjadi merah tua.

"Apakah kau belum pernah mendengar tentang itu sebelumnya?"

Aku merasa sepertinya aku pernah mendengar soal itu sebelumnya. Yang berarti, Thor mengatakan yang sebenarnya?

"Pada waktu itu, Elias jatuh cinta pada pandangan pertama untuk yang kedua kalinya dan mengetahui bahwa kau adalah orang yang sama dengan cinta pertamanya. Kemudian, ia meminta ayahnya supaya membuatmu bertunangan dengannya dan ... sisanya adalah sejarah. Elias mungkin sedikit, kau tahu, tetapi tidak perlu diragukan lagi, ia jatuh cinta padamu. Aku jamin itu."

Nora tersenyum tetapi sebenarnya lebih mencemaskan tentang komentar soal Elias yang 'sedikit, kau tahu'. Ia bertanya-tanya apakah sebaiknya ia mempelajarinya selagi Thor menyesap jus anggurnya.

"Jadi, di satu sisi, aku seperti Cupid kalian. Mengingat hal itu, aku ingin tahu apakah kau bisa mengabulkan permintaanku. Minggu depan, aku akan mengadakan sebuah pesta dan aku ingin kau untuk tampil."

Selain menjadi Cupid mereka, Thor juga merupakan penggemarnya sejak lama, jadi ia merasa berutang budi padanya. Selain itu, ia tidak punya banyak kesempatan untuk bernyanyi di luar restoran, sehingga Nora merasa itu menarik untuk dicoba.

"Kalau kau tidak masalah denganku, aku akan tampil dengan senang hati."

"Terima kasih, Nora."

Saat itu, seorang pemuda dengan warna rambut cokelat keabuan muncul di belakang Thor yang tersenyum.

"Maaf karena datang terlambat. Kudengar, teman Elias datang ...."

"Selamat malam, Allan."

Thor berbalik dan menyapa Allan, sementara Elias bangkit berdiri nyaris di waktu bersamaan.

"Huh? Apa yang kau lakukan di sini—?"

Elias cepat-cepat menutup mulut Allan dan mendorongnya agar duduk di bangku yang kosong.

"Suara nyaringmu menggangu, Allan." Ia berkata selagi ia melepaskan tangannya tetapi Allan memegangnya.

"Apa kau yang membawanya kemari? Apa yang sedang kau rencanakan?"

"Bukan Elias. Aku datang sendiri. Maksudku, akulah yang pertama menemukan restoran ini, kan?"

Wajah Allan tampak tegang, tetapi Thor terlihat senang.

"Kau memiliki pengiringmu, kan?"

"Mengapa seorang penggemar biasa memiliki pengiring?"

"Kau pasti bercanda. Bagaimana—"

"Ayolah, Allan. Ini hanya aku."

Allan, yang mulutnya sekali lagi dibekap Elias, hanya mendesah selagi ia menatap orang itu dengan jijik.

"Lalu, Lord Thor, untuk apa kau datang kemari?"

"Kau bisa memanggilku Thor. Aku di sini, sama seperti kalian. Untuk mendengarkan si Burung Bulbul Biru Langit. Dan untuk mengundang kalian ke pestaku."

Nora tidak bisa mengerti semuanya, tetapi ia menangkapnya sedikit.

"Um, jika aku boleh bertanya, siapa kau, Lord Thor?"

"Apa maksudmu?"

Memberikannya senyum polos, kecurigaan Nora pun semakin dalam.

"Dari penampilan serta sikapmu, aku yakin kau pasti adalah bangsawan kelas atas. Tetapi dari reaksi Allan, statusmu pasti tidak berada di bawahnya."

"Itu adalah kesimpulan yang bagus. Biar kuberikan kau sebuah petunjuk. Thor adalah nama panggilan. Itu sebenarnya bagian dari nama asliku."

Saat ia merenungkannya, Nora melihat ke arah Elias yang duduk di sebelahnya. Wajahnya agak tegang dan ia tampak tidak tenang. Ketika ia kembali melihat Thor, pria itu tersenyum padanya sementara ia menunggu jawabannya dengan penuh harap.

Kelihatannya, ia harus memecahkannya sendiri.

Seorang pria dengan nama yang ada 'Thor'nya. Seorang bangsawan kelas atas yang posisinya memiliki pengiringnya sendiri.

Yang diketahuinya hanyalah informasi samar ini. Selain itu, pengetahuannya tentang nama-nama bangsawan itu terbatas, dan tak banyak yang dapat dilakukannya soal itu.

Berpikir sejauh ini, sesuatu muncul dalam benaknya.

Sebelumnya, Thor bilang kalau ialah yang menemukan restorannya. Ia juga mengatakan bahwa ia merekomendasikannya kepada temannya dan bahwa ia ingin menunjukkan reaksi Elias ketika ia pertama melihat pertunjukannya, jadi itu berarti, Elias merupakan salah satu temannya yang ia rekomendasikan restoran itu.

'Ia adalah penggemar Burung Bulbul Biru Langit. Sebenarnya ialah yang membawaku ke restoran itu.'

Elias pernah memberitahu Viola.

Itu berarti orang yang dimaksudkan olehnya adalah—

"Thorvard Narvel, Yang Mulia Raja."

"Kau benar."

(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang