Chapter 15 : Kecemburuan Viola Enroth

20 7 0
                                    

"Membosankan sekali."

Di sebuah pesta malam, putri sang Duke, Viola Enroth pun menghela napas.

Dengan rambut merah tua yang indah dan mata oranye, Viola memang cantik. Tidak mengejutkan kalau ia didekati oleh banyak pria yang membisikkan hal-hal manis di telinganya. Tetapi mereka semua bertindak dan terlihat sama. Setelah mengusir semua pria-pria membosakan itu pergi, Viola mengambil satu gelas untuk melembapkan tenggorokannya.

Meskipun menurutnya itu membosankan, ia masih harus bersikap layaknya putri seorang Duke. Itu melelahkan karena ia harus selalu memasang senyuman di wajahnya kapan saja ia menyapa semua pria membosankan itu. Semenjak ia sudah bekerja keras, ia menduga tidak masalah untuk istirahat sebentar. Ketika ia memutar tumitnya untuk mencari tempat duduk, ia menabrak seseorang dan menjatuhkan gelasnya dengan bunyi yang mengejutkan.

Ternyata, ia menabrak seorang pemuda.

Viola mendecakkan lidahnya setelah melihat noda di baju mahalnya.

"Oops. Maafkan aku." Ia membuat wajah yang menyesal.

Banyak orang yang sengaja menabraknya hanya dengan tujuan untuk menjadikannya kenalan.

Kali ini, Viola ceroboh, tetapi hasilnya sama.

Aku rasa, pria ini mungkin akan berpura-pura seolah ini adalah pertengkaran pasangan kekasih juga. Merepotkan, tetapi sebelum pakaianku jadi lebih kotor, aku harus ikut bermain sedikit.

Dan di sinilah aku, berpikir untuk istirahat juga.

Ia berpikir untuk marah, tetapi tidak ingin mengeluh pada pria itu.

"Tidak, tidak apa-apa." Kata pria itu dan melanjutkan perjalanannya.

Viola terperangah oleh kejadian yang tak terduga itu.

Itu adalah sebuah kesempatan yang langka untuk berbicara dengan seorang wanita cantik, bagaimana bisa ia melewatkan itu?

"Tu—tunggu sebentar." Ketika ia memanggilnya, pria itu berhenti dan melihat ke belakang.

—Aku kalah.

Itulah yang dipikirkannya.

Orang lainnya adalah seorang pria. Tetapi Viola terpesona oleh kecantikannya.

Rambut cokelat keabu-abuannya memiliki rona yang lembut dan mata birunya seterang dan seindah langit.

Dan diatas segalanya, dimulai dari fisiknya yang kekar dan wajahnya yang dipahat, persis seperti tipe Viola.

"Apa?" Si pria terhormat yang tampan itu menanyai Viola.

Karena itu dia, ia harus meluangkan waktu bicara dengan pria ini. Ia akan membuatnya menari di atas telapak tangannya. Sembari mencoba untuk menenangkan degupan jantungnya, Viola pun memberikannya senyuman yang cerah.

"Sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau kita berbincang sedikit?" Viola memberikannya senyum penuh percaya diri.

Namun, pemuda terhormat itu menggelengkan kepalanya tanpa keraguan.

"Sebaiknya tidak. Baiklah kalau begitu."

Selagi ia memberikan respon sesingkat itu, ia pasti akan pergi lagi. Viola terlalu tercengang untuk bereaksi.

Pria itu bahkan tidak melirik wajahnya. Itu jelas bahwa ia tidak berminat.

Viola akan berbohong apabila ia bilang ia tidak merasa sakit.

Tetapi, bukan hanya itu. Itu merupakan pertama kalinya seorang pria mengabaikannya.

Mencoba untuk menenangkan sarafnya, ia pun menarik napas dalam-dalam.

(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang