"Ayo makan bersama begitu pertunjukanmu berakhir hari ini, Nora."
Seorang pemuda gagah dengan rambut cokelat keabu-abuan dan mata berwarna biru langit pun tersenyum memesona pada Nora.
Pemuda gagah ini adalah ... Elias Callum. Ia memiliki ketampanan luar biasa yang bahkan menyaingi wanita yang paling memesona. Bahkan gerakan sederhana seperti memejamkan matanya saja merupakan suatu pemandangan untuk dilihat. Suaranya juga merupakan musik bagi telinga orang. Suara khasnya yang dalam tetapi menenangkan dan enak untuk didengar.
Ditambah lagi, selain menjadi putra dari keluarga Marquis yang bergengsi, ia juga sangat baik dalam banyak hal. Ia diberkahi dengan bukan hanya dua bakat, tetapi tiga atau barangkali lebih, tetapi tidak ada orang yang iri padanya karena ia adalah orang yang berkarakter baik.
Pemuda yang luar biasa ini, yang dicintai semua orang, sebenarnya adalah kekasih Nora. Dunia memang bagaikan misteri.
"Baiklah ...."
Nora menjawab tanpa sadar. Merasakan ada yang tidak beres, alis Elias pun berkerut.
"Ada masalah apa? Apa kau merasa tidak sehat?"
"Tidak, aku baik-baik saja. Bukan itu." Ia buru-buru berkata, tetapi Elias tampaknya tidak yakin.
"Aku hanya ingin tahu, bagaimana kau bersamaku .... Itu membuatku berpikir."
Meskipun ia memberitahukannya secara jujur, alis Elias berkerut semakin dalam. Tepat saat Nora berpikir Elias akan mengeluh, ia tiba-tiba saja mendekatkan bibirnya ke sebelah telinganya.
Pemuda gagah ini baru saja membuatmu tercekat.
Saat Nora memarahi dirinya sendiri karena pikirannya yang semakin tidak masuk akal, ia merasakan remasan lembut di tangannya.
"Kita akhirnya menjadi kekasih yang sesungguhnya. Kau tidak semestinya memikirkan pemikiran yang menyedihkan seperti itu."
"Maafkan aku ...."
Bukannya Nora tidak puas dengan hubungan mereka, tetapi itu harus disampaikan seperti itu. Tepat sewaktu ia sudah akan membungkuk meminta maaf, Elias meraih pipinya dan memaksanya mendongakkan wajahnya.
"Jangan berwajah seperti itu. Aku tahu kau tidak bermaksud seperti itu."
"Benar. Aku minta maaf."
"Ayolah, berhenti meminta maaf. Aku menantikan pertunjukan Burung Bulbul Biru Langit malam ini."
Elias tersenyum dan mencium lembut pipi Nora.
***
Sudah sejak lama Nora, putri seorang Baron miskin, bertemu Elias.
Tadinya Nora memperlakukannya sebagai orang gila yang tampan, tetapi mereka segera menjadi teman baik, kemudian pada akhirnya kekasih sementara, dan kini mereka resmi berpacaran.
Elias sudah menghujaninya dengan ciuman sebanyak yang ia bisa, tetapi ketika mereka menjadi kekasih sesungguhnya, ia agak menguranginya. Ia menginginkan Nora untuk jadi lebih peka terhadapnya dengan sering menciumnya, jadi sekarang karena mereka sudah resmi berpacaran, ia tak lagi memaksa untuk melakukannya.
Terima kasih Tuhan.
Mungkin itulah masalahnya, tetapi wajar untuk merasa sedikit terkejut dengan perubahan itu. Atau setidaknya, Nora ingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu bukan karena ia ingin untuk dicium.
"Nora, ekspresimu aneh. Apa yang salah?"
Segera setelah ia memasuki ruang ganti, Flora menanyainya, tetapi Nora tidak yakin ekspresi macam apakah yang dipasangnya.
"Bukan apa-apa. Jadi, lagu apa yang kita mainkan hari ini?"
Ia menurunkan tasnya di tempat biasa, dan melihat ke kertas musik di tangan Flora.
"Yah, tamu aristokrat kita sudah meningkat, jadi kupikir, ide yang bagus untuk memainkan lagu favoritmu."
"Apakah benar-benar meningkat sebanyak itu?"
"Tentu saja. Meski jika mereka mengenakan pakaian biasa, manajer restoran masih bisa mengetahui dari sikap, aura, dan pesanan mereka."
Begitu.
Memang, masyarakat umum senang menjaga pesanan mereka sesuai anggaran, tetapi bangsawan akan selalu memesan apa saja tanpa ragu-ragu.
"Makanan di restoran ini enak, kan?"
Nora penasaran apakah makanan orang biasa akan sesuai dengan selera bangsawan, tetapi sejauh menyangkut Elias dan Allan, makanan restoran sepertinya sesuai dengan selera mereka.
"Hidangan unik yang tidak pernah disajikan di kediaman kelas atas sepertinya cukup populer. Bahkan jika kau memiliki selera makan yang peka, rasa untuk sesuatu yang lezat tetaplah sama."
"Omong-omong, Lord Allan sepertinya menyukai kulit ayam goreng yang renyah belakangan ini."
Ini harum dan lezat, tetapi bukanlah sesuatu yang disajikan dalam makanan aristokrat.
Jika itu sesuatu yang tidak biasa namun mewah, tidak heran jika para bangsawan akan datang untuk makan.
"Yah, itu benar. Selain itu, lumayan menyenangkan untuk menyamar dan menikmati anonimitas pergi keluar. Ini mengasyikkan, dan kau juga dapat menikmati menyaksikan pertunjukkan sembari menyantap makanan lezat."
"Restoran ini juga tidak licik dan sangat aman."
Pemilik restoran ini adalah Baron Kocco .... Dengan kata lain, ayah Flora.
Namun, eskpresi pemilik masa depan itu muram.
"Hmm ... itu mungkin kasusnya, untuk sekarang. Ada bangsawan tertentu yang mengetahui Burung BulBul Biru Langit di pesta pendirian. Aku ingin tahu, apa yang akan terjadi saat kau pergi."
Mendengar Flora bilang begitu, mata Nora pun terbelalak.
"Apa? Apa aku dipecat?"
Flora mengedip beberapa kali sebelum tertawa terbahak-bahak.
"Tentu saja tidak. Kenapa kau akan dipecat? Kau adalah aset terbesar restoran. Kau tidak akan dipecat."
"Lalu, kenapa aku akan pergi?"
Jika ia tidak dipecat, Nora tidak akan meninggalkan restoran.
Ia terus tampil di restoran, bahkan setelah ia membayarkan utang-utang keluarganya dan berhenti dari pekerjaan paruh waktu lainnya.
Bagi Nora, bernyanyi di sini bukan hanya demi uang.
"Jika kau menikahi Elias, segala sesuatunya akan berubah, bukankah begitu?"
***
Author's Note: Ini menandai dimulainya "Lovers Arc." Jika kalian suka, silakan mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]
Random[Novel Jepang Terjemahan] Judul : My Engagement Got Broken, But I Don't Remember Getting Engaged in the First Place Penulis : Hanami Nishine Genres: Comedy, Josei, Romance Jumlah Chapter : 147 Penerjemah Bahasa Inggris : lacusky Penerjemah Bahasa In...