Chapter 12: Realisasi Flora Kocco

28 7 0
                                    

"Aku rasa, si kembaran Callum datang?" Flora kembali ke kamar ganti bersama Burung Bulbul Biru Langit dan memberitahunya karena ia sepertinya tidak menyadarinya.

"Kudengar, mereka tidak akan datang, sih. Tetapi, biarpun faktanya lampunya diredupkan selama pertunjukan, kau melihat mereka dengan baik."

"Aku fokus memainkan piano, sehingga tidak mungkin aku bisa melihat mereka."

Terlebih lagi, ia menggunakan sedikit cahaya untuk bisa melihat lembaran musik sehingga keadaan sekitarnya lumayan gelap daripada biasanya. Dari lokasi Flora, selain dari Nora dan lembaran musiknya, ia hanya bisa melihat tamu yang berada di barisan depan.

"Lalu, bagaimana kau mengetahuinya?"

"Karena para staf wanita bergumam sambil berisik selagi mereka keluar dari restoran."

Apabila kau adalah seorang anggota bangsawan, kau pastinya pernah mendengar tentang pembatalan pertunangan yang tak terduga di antara kembaran Callum dan Nora, dan akan menjaga jarakmu dari mereka.

Tetapi, bagi rakyat jelata, mereka hanya memandangnya tak lebih selain putra-putra Marquis yang gagah. Tidak mungkin mereka tak membuat kehebohan setelah melihat mereka.

"Memang, mereka tampan. Keduanya." Ia mengangguk seolah ia adalah orang asing bagi mereka.

Mereka datang untuk mendengarkan lagu-lagu Nora. Dengan kata lain, mereka datang untuk melihat Nora.

Bagus karena Nora dan Elias menjadi "teman", tetapi laju mereka lambat.

Mereka akrab sekali dan Elias masih mengejar Nora, tetapi tampaknya, perasaannya masih belum sepenuhnya tersampaikan pada Nora.

Selagi Flora memerhatikan mereka dengan cermat, ia berharap agar hubungan mereka bisa melangkah sedikit.

"Itu mengingatkanku, aku ingin membicarakan tentang sesuatu."

"Oh, sungguh tidak biasa."

Nora mencari bimbingan secara aktif, apakah mungkin ia mau maju selangkah?

"Itu soal uang kompensasi."

Flora menyesal jadi bersemangat sendiri. Sesuai dugaan, hari ini juga tidak ada kemajuan. Merasa lega, bosan, dan segala macam emosi yang kompleks, ia mengambil file yang ditinggalkannya.

Flora adalah pewaris Baron Kocco dan sekarang ini sedang belajar Manajemen. Semenjak bisnis ayahnya besar, tidak cukup hanya dengan mewarisi gelarnya.

Pertama dan yang terpenting, ia harus mengelola arus kas restoran.

"Apa kau masih belajar hari ini? Kau hebat, Flora, memikirkan tentang masa depan."

"Apa kau tidak memikirkan tentang masa depan, Nora?"

Karena mereka sedang dalam topik ini, Flora memutuskan untuk menyelidiki dan mengembalikan pertanyaan itu selagi ia meletakkan tangannya di bibir, seolah ingin merenung.

"Keluarga Kranz akan diteruskan oleh kakakku, Perre, dan aku mungkin akan menikah ke keluarga lain."

"Bagaimana dengan Elias?"

Lengah, Nora mengejapkan matanya beberapa kali karena kaget.

"Tetapi kami hanya teman. Status keluarga kami juga berbeda. Ia tampan, berkaki jenjang, ...."

Flora tidak begitu mendengarkan semuanya, tetapi ia yakin Nora tidak membenci Elias.

"Aku tidak merasa Elias memedulikan soal itu. Sejak awal, ia sudah berusaha untuk bertunangan denganmu, kan? Tetapi, tentu saja, kau tidak menyadarinya."

(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang