"Yah, kudengar kalau biaya jalan tolnya tidak berubah di perkebunan tetangga."
Didesak oleh istrinya, Baron Karl Kranz segera berangkat untuk mengumpulkan lebih banyak informasi mengenai biaya jalan tol yang meningkat setelah ia mendengar tentang itu dari Perre. Ini adalah apa yang dikatakannya setelah kepulangannya.
Ketiga anggota keluarga itu saling berpandangan sementara alis mereka berkerut di waktu yang sama.
"Dengan kata lain, itu hanya meningkat untuk perkebunan kita?"
"Sepertinya begitu kasusnya." Karl menjawab, tampak tak peduli seolah itu adalah masalah orang lain, yang mana membingungkan untuk didengar.
Melihat sikapnya yang tampak acuh tak acuh, Rita bereaksi lebih cepat dari yang lainnya. Ia memegang tangan Karl, yang tengah menurunkan mantelnya, dan berkata sambil tersenyum.
"Kalau begitu masalahnya, bagaimana jika kau yang berbicara secara langsung dengan Duke Lindell?"
"Secara langsung? Membuat sebuah janji temu dan mengunjungi Duke membutuhkan banyak waktu."
"Hari ini, pertemuan parlemen akan diadakan di istana kerajaan hingga siang hari. Di perjalanan pulang ke rumah, ia harus menempuh perjalanan dengan kereta."
"Tetapi Rita, apakah menurutmu, Duke akan meluangkan waktu untukku?"
Nora bertanya-tanya bagaimana ibunya mengetahui jadwal pertemuan parlemen, tetapi sepertinya, itu sama sekali tidak menjadi perhatian ayahnya.
"Karl, kalau kau ingin waktu, kau harus membuatnya. Pergi dan bawa serta Perre."
Nada bicara Rita bukanlah sebuah usulan, melainkan sebuah perintah.
Karl dan Perre segera berangkat ke istana kerajaan setelah diantarkan oleh Rita yang tersenyum.
***
"Itu benar-benar tidak perlu dipertanyakan—itulah katanya. Dasar pria yang kaku."
Kata Perre saat ia pulang ke rumah di sore hari. Ia melepaskan jaketnya dan melemparkannya ke sofa.
"Duke Lindell hanya mengatakan itu sudah ditetapkan, kan?"
"Aku bahkan tidak mengetahui apa maksudnya dengan itu. Menyebalkan sekali."
Perre merosot di sofa dengan begitu tiba-tiba, bantal di sampingnya pun jatuh.
"Aku juga bisa memastikan bahwa biaya jalan tol di perkebunan lainnya memang tidak diubah. Saat aku mempertanyakan soal itu, sepertinya mereka sama sekali tidak tahu-menahu, mengapa kenaikannya hanya diterapkan pada perkebunan kita. Semua orang menggelengkan kepala mereka."
"Apakah mereka menentang kita?"
"Kita tidak pernah menyinggung siapa-siapa, ataupun tidak disukai. Aku hanya tidak mengerti. Inilah mengapa aku tidak suka bangsawan kelas atas."
Perre menghela napas sementara Nora memberikannya teh yang diseduh.
"Yah, fakta bahwa biaya jalan tol kita naik, tetap sama. Negosiasi lebih jauh kemungkinan akan butuh waktu, jadi sementara ini, kita harus menutupi kenaikannya. Tetapi, kita juga harus memulihkan diri dan merencanakan untuk masa depan."
"Mengambil jalan memutar berisiko tinggi, tetapi kembali berutang pun akan sulit."
Ketiga orang itu menarik napas dalam-dalam kecuali Perre, yang menyesap tehnya selagi ia duduk di sofa.
Kemudian, suara bel pintu pun menggema, memberitahukan mereka bahwa ada tamu yang datang.
"Biar kubukakan itu. Nora, maukah kau menuangkanku secangkir teh lagi?" kata Perre sewaktu ia menuju ke pintu. Ia bertanya-tanya, siapakah itu, dan selagi ia membukakan pintunya, seorang pria bangsawan tampan dengan rambut cokelat keabu-abuan pun menyapanya.
***
"Hai, Nora, kudengar, kau sudah kembali ke kediamanmu, jadi aku datang untuk berkunjung."
"Ha—halo." Ia tidak pernah memberitahunya secara langsung, jadi Nora bingung bagaimana ia mengetahuinya. Tetapi, saat ini, mereka tengah mendiskusikan masa depan keluarga Kranz.
Aku merasa tidak enak, tetapi aku harus memintanya untuk pergi.
"Elias, maafkan aku, tetapi—"
"Sekarang, karena Elias di sini, bagaimana kalau kalian berdua pergi keluar dan berjalan-jalan?"
Nora menatap tak percaya atas pengkhianatan Perre. Ia adalah adik lelakinya, tetapi Nora tidak dapat menyangkal kalau matanya yang pucat pasi itu indah dan melengkapi wajahnya yang tegas.
".... Apakah itu wajahnya? Apakah kalian punya semacam aliansi dari wajah-wajah tampan?"
Perre tertawa melihat kakak perempuannya memelototinya.
"Jangan konyol. Aku hanya menebak, kau dan Elias membutuhkan waktu berduaan."
Apa maksudnya dengan itu?
Nora pergi ke perkebunan mereka untuk menjauh sementara dari Elias, tetapi bukan hanya ia tidak bisa menyelesaikan itu, ia tidak menyangka akan menghadapi lebih banyak masalah. Terlebih lagi, sekarang karena ia sudah datang, liburan kecil Nora akan berakhir. Dengan enggan ia meninggalkan rumah sambil memandangi dua wajah yang tersenyum.
"Wangi yang manis sekali. Apa kau memakai parfum?"
Elias menanyai Nora sewaktu ia menyerahkan buket bunga seperti biasanya.
Itu bukanlah aroma yang kuat, tetapi orang sering kali menyadarinya. Nora ingat bahwa hobi Elias adalah sesuatu seperti uji coba racun, jadi mungkin tidak mengejutkan bahwa perubahan dalam hitungan menit itu tidak akan lolos dari indranya.
"Aku membuatnya dari bunga mawar biru yang kau berikan padaku terakhir kali, karena aku tidak mau menyia-nyiakan mereka."
Karena ia membuatnya dengan menghancurkan bunga yang diberikannya, Nora berasumsi Elias entah akan merasa kecewa, atau bahkan tidak menyukainya karena itu. Tetapi sebaliknya, ia melihat Elias tersenyum.
"Apa kau tidak merasa kecewa karena aku menghancurkan bunga yang kau berikan padaku?"
"Tentu saja tidak. Aku akan terkejut apabila kau menghancurkan bunga itu di depanku secara tiba-tiba, tetapi aku senang karena kau memprosesnya dan menyimpannya di sisimu."
Itu bukannya ia sengaja untuk menyimpannya di sisinya; Nora hanya tidak mau itu jadi mubazir. Ia merasa bersalah, tetapi malu di waktu yang sama.
".... wajah."
"Maaf?"
"Bisakah kau tidak mengucapkan kata-kata semacam itu dengan wajah tampanmu itu?"
Nora bermaksud untuk mencacinya, tetapi Elias hanya tersenyum.
Melihat senyum itu, Nora merasakan denyutan di hatinya. Tidak tahu harus berbuat apa, Nora pun mengalihkan pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]
Random[Novel Jepang Terjemahan] Judul : My Engagement Got Broken, But I Don't Remember Getting Engaged in the First Place Penulis : Hanami Nishine Genres: Comedy, Josei, Romance Jumlah Chapter : 147 Penerjemah Bahasa Inggris : lacusky Penerjemah Bahasa In...