Chapter 37 : Aku Ingin Menolaknya Jika Memungkinkan

9 7 0
                                    

"Nora, kita perlu bicara."

"Nanti."

Ia harus membersihkan noda anggur itu secepatnya. Ia tidak keberatan mendengarkan omelannya, tetapi ia harus mengurusi noda itu dulu. Semakin banyak waktu berlalu, semakin sulit noda itu dihilangkan. Itu adalah satu-satunya gaun yang digunakannya untuk kerja paruh waktunya, jadi itu akan membuatnya kesulitan apabila gaun itu tak enak dilihat. Itu adalah masalah hidup dan mati bagi Nora, yang tidak dapat membeli gaun baru dengan mudahnya.

Sewaktu mereka masuk ke ruang ganti, Flora dan Perre tampak terkejut melihat mereka.

"Seseorang memercikkan anggur padaku, jadi aku harus segera mencucinya. Perre, bisakah kau keluar sebentar?"

"Apa? Anggur?"

Selagi ia mendorong Perre yang kebingungan keluar, ia melihat pemuda tampan dengan rambut cokelat keabu-abuan yang sedang mengerutkan dahi di depan pintu.

"Aku akan mengganti pakaianku, jadi bisakah kau juga keluar?"

Elias mengehela napas sementara ia mengeluarkan sehelai saputangan dan menyeka pipi Nora.

"Um?"

"Ada anggur juga di wajahmu."

"Tidak apa-apa, aku akan mencuci muka nanti."

"Tidak, aku yakin kau akan memprioritaskan gaunmu dan melupakan soal itu."

Ia menghela napas lagi saat ia menyeka pipi Nora dengan saputangan itu.

Nora buru-buru pergi berganti pakaian, mencuci mukanya, saputangan, dan gaunnya. Si pemuda tampan memerhatikan selagi si Burung Bulbul Biru Langit mencuci noda tersebut. Seorang staf restoran perempuan melihat kejadian tak biasa itu dan menawarkan untuk mencucikan gaun Nora untuknya.

"Tolong cepatlah, aku tahu kau pandai dalam menghilangkan noda."

Nora berterima kasih pada si staf yang tersenyum, dan ia akhirnya kembali ke kamar ganti.

Bersama dengannya di dalam ruangan itu adalah Flora, Perre, dan Elias.

Ia merasa seperti ada ketegangan aneh di udara. Elias tampak sangat tidak pada tempatnya di ruangan tersebut. Terlalu sempit untuknya. Terpesona akan pemandangan tak biasa di depan matanya, ia melihat Elias menarik napas dalam-dalam.

"Kenapa kau tidak menghubungiku?"

Dari nada bicara dan ekspresi wajahnya, sepertinya Elias marah.

"Itu adalah permintaan dadakan malam ini. Bahkan, jika aku menghubungi, aku pikir, kau mungkin tidak akan bisa datang juga."

Elias memancarkan kemarahan tanpa ampun sementara ia mendengarkan penjelasan Nora.

Akhirnya Nora menyadari kesalahannya. Elias sudah menegaskan bahwa, Nora harus ditemani oleh salah satu dari si kembar, karena orang mungkin tidak akan terintimidasi oleh Perre saja. Itu berarti bahwa, Elias mencemaskan dirinya.

"Itu pemberitahuan yang tiba-tiba, jadi aku tidak berpikir dengan hati-hati. Maafkan aku."

Meskipun kembaran itu sibuk, mereka meluangkan waktu untuk Nora. Kali ini, sikap Nora sebenarnya dapat diartikan sebagai tanda kelancangan terhadap mereka. Melihat Nora menundukkan kepalanya untuk meminta maaf, Elias mendesah dan membuka lipatan lengannya. Ketegangan dan amarah di udara pun lenyap hampir seketika itu juga.

"Apa kau datang kemari untuk makan?"

"Aku menerima surat dari Flora. Katanya kau datang ke restoran atas permintaan tiba-tiba."

"Kau melakukannya?"

Flora mengangkat bahu sambil menyerahkan beberapa lembar kertas kepada Perre.

"Manajer berpikir, tidak ada yang akan mengantarmu pulang. Ia mengira, Elias mungkin tidak akan bisa datang kemari dengan cepat, tetapi ia mungkin sempat untuk mengantarmu pulang .... Tetapi, siapa yang akan menyangka bahwa sesuatu seperti itu akan terjadi."

(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang