Chapter 79 : Itu Akan Mengerikan

14 7 0
                                    

"Aku akan mengadakan pesta teh lain kali. Maukah kau hadir juga, Nora?" Andrea tersenyum selagi Nora menyiapkan teh seperti biasa.

"Bolehkah aku hadir?" Nora mengejap beberapa kali selagi ia menyajikan tehnya pada Andrea.

"Tentu saja."

Nora mengangguk, sedikit terkesan akan betapa murah hati dirinya.

"Terima kasih. Ini akan menjadi pertama kalinya bagiku untuk melayani di sebuah pesta teh, tetapi aku akan berusaha sebaik mungkin agar tidak mempermalukan Anda."

"Kenapa kau melakukan itu? Kau akan jadi seorang tamu."

"Tetapi ... itu akan menjadi pesta teh yang diadakan oleh ratu berikutnya, kan? Itu hanya di luar posisiku sebagai putri baron miskin, dan aku hanya akan menyebabkan masalah untuk Anda."

Sebagai ratu berikutnya, para tamu pesta teh Andrea seharusnya pastilah para gadis dari posisi sosial yang serupa.

Jika ada sesuatu yang berbeda yang bercampur, kualitas si tuan rumah akan dipertanyakan.

"Tetapi, bukankah kau kekasih Elias?"

"A-apa kaitannya hubungan kami dengan hal ini?"

Ia memang kekasih Elias, tetapi mereka tidak memublikasikannya. Dan jadilah, mendengarkannya dari orang lain, membuatnya merasa malu.

"Karena Elias ... yah ... itu benar, kau bisa mengajaknya juga."

"Tiba-tiba saja, pria boleh bergabung?"

Ia tidak yakin berapa kisaran usia para tamunya, tetapi ia yakin mereka pasti semuanya wanita. Kemunculan seorang pemuda yang gagah mungkin akan disambut dan Elias bahkan memiliki latar belakang keluarga yang sempurna.

Tetapi apakah tidak apa-apa jika ada seorang pria di antara kerumunan wanita?

"Oh, pria juga sebenarnya diundang untuk hadir." Andrea menambahkan selagi ia menyesap tehnya.

Oh, jadi ia tidak akan merasa aneh sama sekali ....

"Bolehkah aku bertanya, siapa lagi yang didundang?"

"Mm .... Kapten ksatria, putra keponakan Kanselir, putra duke ...."

"Oh tidak, aku takutnya aku tidak bisa hadir ...."

Ia berpikir bahwa, siapa pun yang diundang ke pesta teh calon ratu pastinya dari status yang terhormat. Nora bertanya karena penasaran, tetapi langsung menyesalinya."

"Tetapi Elias akan ada di sana, jadi kau akan baik-baik saja."

"Ini tak ada hubungannya dengannya."

"Ia punya wajah yang tampan. Tidak ada banyak pria yang tampak lebih baik darinya."

Nora tidak tahu kenapa ia menyebutkan hal itu, tetapi Andrea tersenyum padanya.

"Aku takut, aku tetap tidak bisa hadir. Aku tidak ingin mengkontaminasi permata dengan batu."

"Keras kepala seperti biasa."

Andrea masih tampak elegan bahkan dengan ekspresi termenung. Nora mengira bahwa ia bisa meniru sikapnya apabila ia berusaha keras, tetapi keanggunan Andrea yang meluap-luap mungkin akan jadi tantangan baginya.

Perutnya bergejolak hanya memikirkan orang-orang yang diundangnya, sehingga ia harus menolak.

"Kurasa kau harus menjual wajahmu selagi kau masih bisa .... Tetapi yah, Elias mungkin akan marah jika aku memaksamu .... Jadi, aku akan mengalah kali ini."

"Terima kasih."

Aku tidak merasa ada gunanya menjual wajahku, tetapi pokoknya, aku lega karena Andrea tidak memaksaku lebih jauh.

"Kalau begitu, haruskah aku berpartisipasi sebagai pelayan?"

"Hmm, kau akan berada di acara publik tanpa Elias .... Dan kau juga punya reputasi untuk dijaga .... Mungkin tidak. Lakukan saja pekerjaan lain."

Sebenarnya aku berminat bekerja sebagai pelayan di pesta teh, tetapi aku juga tidak mau terlalu dekat dengan tamu-tamu terkenal.

"Tetapi tolong bantu aku bersiap-siap. Aku ingin memberitahukanmu tentang tren gaun-gaun terbaru. Anggap saja sebagai sesi belajar."

"Baik, terima kasih!"

Andrea mengajarinya tak hanya bagaimana para wanita bangsawan bersikap, tetapi juga kesukaan mereka. Meskipun itulah tujuan kunjungannya, ia tetap merasa bersyukur karena ia bisa belajar secara langsung dari Andrea.

Nora pun kemudian menyiapan secangkir teh lain dengan senyuman di wajahnya.

***

"Kuharap, aku bisa hadir." Flora terkikik selagi ia minum-minum, seolah sedang berpura-pura menjadi orang lain.

Nora menyantap hidangan dagingnya seperti biasa setelah pertunjukannya, tetapi hari ini Flora juga bergabung dengannya.

Flora imut sekali, tetapi kecantikannya tidak semenggetarkan kembaran Callum.

Nora merasa menyesal karena ia menurunkan nilai estetik meja mereka dengan penampilannya yang biasa-biasa saja. Meskipun ia terbiasa dengan orang yang menatapnya secara terbuka, ia masih merasa tidak nyaman dengan itu.

"Kurasa, kau akan membencinya. Tampaknya kapten ksatria dan putra duke juga akan datang? Itu akan mengerikan."

"Itu akan jadi menjadi pesta teh impian setiap gadis lajang! Bahkan aku saja ingin pergi."

Meskipun Nora tahu bahwa Flora tidak serius, ia harap Flora berhenti mengolok-oloknya.

"Hentikan candaannya. Selain itu, aku muak sekali harus berhati-hati dengan tata krama di meja makan dan lain sebagainya."

"Tetapi kau baik-baik saja! Kau sudah dilatih dengan baik oleh bibimu! Benar kan, Elias?"

Walaupun mereka berdua berasal dari keluarga baron, Flora kaya raya, jadi tentu saja ia punya pengasuh yang mengajarinya etika yang benar.

Nora merasa sedikit lega ketika Flora mengatakan bahwa ia baik-baik saja, tetapi ia tetap tidak mau pergi ke perkumpulan para wanita bangsawan elit kerajaan itu.

Elias, yang sedang menikmati hidangan ikan, menurunkan garpunya dan menoleh ke arah Nora sembari tersenyum sedangkan yang lainnya mengernyit.

"Itu benar. Aku tidak begitu peduli tentang etika yang benar dan lain sebagainya. Aku juga tidak terbiasa dengan semua itu."

"Tetapi aku tidak mau merepotkanmu jika ada sesuatu yang salah."

Flora dan Allan saling berpandangan dan menyeringai.

"Kau tidak ingin merepotkan siapa?"

(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang