Chapter 26 : Rasanya Seperti Kita Berutang

9 7 0
                                    

"Aku merasa lega, melihat kalau kita mendapatkan panen anggur yang bagus tahun ini. Kita sudah diberkahi dengan cuaca yang bagus."

Nora tersenyum selagi ia memandang kebun anggur melalui jendela keretanya. Ia sedang mengunjungi perkebunan mereka bersama Perre. Saat ia sedang sibuk melihat sekitar dan mendengarkan cerita semua orang, sepuluh hari telah berlalu dalam sekejap mata.

Ia melakukan sebagian besar pekerjaan rumah karena mereka tidak memiliki pelayan di rumah perkebunan. Sebagian besarnya membutuhkan tenaga fisik seperti mengambil air, memasak, dan mencuci. Tetapi, setidaknya, tak ada iblis tukang cium dengan wajah tampan yang menyapanya setiap pagi dengan kata-kata semanis madu. Itu sendiri saja memberikan Nora kelegaan yang paling besar.

"Apa aku harus tinggal di perkebunan?"

Mengetahui implikasi dari apa yang dikatakan Nora, wajah Perre mengerut jadi kernyitan.

"Hapus pikiran itu. Aku tidak bisa meninggalkan saudariku sendirian di sini."

"Adik yang manis sekali."

"Bukan itu. Terlalu berbahaya bagi seorang wanita muda untuk tinggal seorang diri di manor."

"Tetapi, nyaris tidak ada pencuri di sini, mungkin karena tidak ada yang bisa diambil."

Karena keluarga Kranz sudah terlilit utang selama bergenerasi, perkebunannya jauh dari makmur.

Kalau aku adalah seorang pencuri, aku juga tidak akan berpikir kalau itu akan ada harganya sama sekali.

"Itu satu hal, tetapi ada bahaya yang bahkan jauh lebih besar pada tubuhmu."

"Tubuhku?"

"Tubuhmu."

Oh, jadi maksudnya itu. Kutebak, maksudnya adalah kesucian.

"Apabila kau adalah seorang gadis, itu pastinya akan jadi suatu kecemasan, tetapi dalam kasusku, aku tidak berpikir ada yang perlu dicemaskan tentang itu."

"Manis sekali kau mengatakannya. Tetapi, kau tahu, hampir semua orang di perkebunan kita pernah mendengarmu bernyanyi. Cukup untuk dikatakan, itu jauh lebih berbahaya bagimu untuk tinggal sendirian di sini."

Nora mengerutkan alisnya. Ia tidak mengerti bagaimana kedua hal itu berhubungan.

"Bagaimana bisa itu berbahaya, jika mereka hanya mendengarkanku bernyanyi?"

"Ketika seorang pria terpesona karena keahlian menyanyimu dan terpikat olehmu, ia mungkin memutuskan untuk melakukan sesuatu yang tidak diinginkan padamu dalam masa kebodohannya. Jadi, berbahaya bagimu untuk tinggal sendirian."

Ia sudah menerangkannya secara jelas, tetapi Nora masih tidak mengerti. Melihat ekspresi di wajahnya, Perre mengangkat bahu.

"Yah, pikirkan soal itu. Umumnya, wanita tidak seharusnya tinggal sendirian. Dan jika itu dirimu, sesuatu yang lebih berbahaya mungkin terjadi."

"Lebih berbahaya? Apa itu?"

Aku bertanya karena aku tidak mengetahui apa maksudnya, tetapi ia tampak kesal, seolah ia sudah kehabisan kata-kata.

".... Aku rasa, lebih baik jika kau membahasnya dengan Elias."

Mendengarkan namanya membuat Nora lebih kebingungan.

"Kau sedang mengubah topiknya."

"Tidak. Hanya saja, aku tidak bisa berada di sisimu sepanjang waktu." Kata Perre selagi ia mengambil sepotong anggur dari kemasan dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

Perre adalah pemuda yang berhati baik, tetapi belakangan ini, ia terus mengatakan hal-hal yang tidak kupahami.

Apakah ini pubertas, atau ia memasuki fase pemberontakan? Aku rasa, sudah terlambat untuk itu, tetapi itulah satu-satunya hal yang muncul dalam benakku.

Tak ada yang dapat diperbuatnya tentang itu, sehingga Nora juga mengunyah beberapa buah anggur. Rasanya segar dan manis, yang sedikit mencerahkan suasana hatinya.

"Aku dengar, mereka jadi lebih populer setelah kita mengubah label dan kemasannya."

"Benarkah?"

Perre mengangguk sewaktu ia mengelap tangannya. Ia sudah makan lumayan banyak buah anggur dalam waktu yang singkat.

"Meskipun isinya tetap sama, kurasa penampilan masih memainkan peranan yang penting. Tampaknya, para bangsawan di ibu kota kerajaan sangat menyukai mereka."

Sampai belum lama ini, mereka hanya menggunakan botol kaca generik dan label sederhana yang mengindikasikan darimana asalnya.

Setelah mempertimbangkan saran Elias, mereka meningkatkan botolnya menjadi botol yang berwarna dengan properti pelindung cahaya, dan mendesain ulang labelnya dengan ilustrasi grafis yang mudah untuk dipahami.

"Mata putra Marquis memang berbeda. Aku harus mengungkapkan rasa terima kasihku lain kali."

Jika jus mereka laku, perkebunan mereka akan jadi lebih kaya. Tentu saja, dapat dikatakan, itu termasuk orang-orang mereka yang tetap bersama mereka melalui berbagai kesulitan.

Aku ingin membantu memperbaiki dan membuat kehidupan mereka lebih mudah.

Akan tetapi, biarpun itu disebut dengan sebuah perayaan, Perre sama sekali tidak tampak gembira.

"Ada apa?"

"Tidak ada. Hanya saja, ada sedikit masalah .... Duke Lindell berencana untuk menaikkan ongkos jalannya."

"Itu memang masalah."

Sebelum mereka dapat memasarkan jus anggur mereka ke ibu kota kerajaan, mereka harus melewati Duke Lindell. Jika ongkos jalannya naik, harga jusnya sekaligus dengan ongkos angkutan kargonya secara alami akan naik juga.

Produk mereka akhirnya jadi populer, tetapi menaikkan harga sekarang, sudah pasti akan merugikan bisnis mereka. Saat itu tentang membeli produk dengan harga yang sama, kebanyakan orang biasanya akan mencari apa yang lebih terkenal. Itu merupakan pertarungan yang keras untuk mereka, terutama sekarang, karena produk mereka baru saja mulai mendapatkan perhatian.

"Dan itu jumlah yang lumayan besar. Kita pasti akan mengalami defisit."

"Dan jika kita berusaha untuk memutar, itu akan menambahkan biaya transportasi. Selain itu, jus anggurnya akan membusuk lebih cepat dengan transportasi yang lama."

Apabila harganya dinaikkan dan kualitas rasanya menurun, tidak akan ada lagi yang mau membeli produk mereka.

"Tak ada yang dapat kita perbuat untuk sekarang ini, jadi kita akan menanggung kenaikan ongkos jalannya. Sementara itu, aku harus berbicara dengan Duke Lindell dan mendiskusikannya lebih jauh." Kata Perre, tetapi ia tidak yakin bagaimana caranya berurusan dengan sang Duke.

"Berkat dirimu, kita melunasi utang-utang kita. Tetapi sekarang, aku merasa sepertinya kita terlilit utang lagi."

Melihat Perre yang mengembuskan napas berat, Nora juga hanya bisa menghela napas.

(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang