Chapter 76 : Membicarakan Tentang Proporsi

10 6 0
                                    

"Apa kau akan keluar hari ini, Kak?"

"Aku akan tampil di pesta dansa berikutnya, jadi aku membuat janji dengan perancang untuk mendapatkan gaun baru." Nora sedang duduk di sofa setelah mempersiapkan dirinya, tetapi Perre datang dengan membawa beberapa dokumen dan duduk di seberangnya.

"Apakah itu dokumen untuk perkebunan?"

"Ini menyangkut panen tahun ini dan menjadi pemasok jus anggur di pesta dansa kerajaan ...."

"Bagaimana dengan ayah?"

"Tentu saja, ia juga akan memeriksanya. Aku hanya menyiapkan dokumen yang relevan. Anggap saja ini sebagai latihan untuk masa depan."

Perre sudah bersiap-siap untuk jadi penerus baron. Melihat adik lelakinya bekerja keras, mau tak mau ia pun memikirkan soal masa depan.

"Kau luar biasa, Perre."

"Apa yang kau bicarakan? Bukankah kau juga tahu bagaimana cara menangani dokumen-dokumen ini? Selain itu, kau juga bekerja paruh waktu sembari mengerjakan tugas rumah. Bagiku, kau jauh lebih menakjubkan."

Merasa sedikit berkecil hati, Perre meletakkan kertas-kertas itu di atas meja selagi mengangkat bahunya agak prihatin.

"Pokoknya, kau akan membuat gaunmu hari ini, kan? Kau pasti senang. Kau bisa menggoda sesuka hatimu."

"Bagaimana kau tahu soal itu?"

"Aku tahu saja. Kenapa kau tidak memilih sebuah gaun yang seksi yang akan disukai Elias?"

Nora menghela napas, tidak memahami maksud Perre.

"Dengar, Perre. Kalau soal gaun seksi, hanya beberapa orang yang bisa mengenakannya, tidak seperti gaun yang imut. Itu hanya untuk mereka yang memiliki tubuh yang indah dan wajah yang glamor, yang jelas tidak kumiliki."

Lagian, aku bahkan tidak tahu gaun macam apa yang Elias sukai.

"Tubuh yang indah, huh." Perre menggumam, kemudian memandangi Nora dengan tatapan penuh makna.

"Tetapi kau sendiri cukup proporsional."

"Maksudmu, bagaimanapun juga, aku tidak punya apa pun untuk dipamerkan?"

Nora memang kurang berisi, berkat bertahun-tahun kemiskinan.

"Aku mungkin tipe yang ramping dan tidak montok, tetapi aku tetaplah seorang wanita."

"Tidak apa-apa. Ada orang yang lebih menyukai tipe yang proporsional ketimbang yang indah."

"Apa kau bilang?" Ia menatapnya tajam, dan Perre pun tutup mulut.

"Yah, dalam kasusmu, kau hanya agak ramping karena kurang makan, tetapi kau bukannya berdada rata."

"Tunggu, bagaimana kau tahu soal itu?"

"Kau mengenakan pakaian yang ringan di rumah jadi aku bisa tahu, bertentangan dengan penilaianku yang lebih baik. Tidak apa-apa. Kau lebih dari rata-rata. Kujamin."

Tentu saja Nora merasa marah melihat adiknya membicarakan soal itu dengan santainya.

"Adikku yang berpikiran kotor, aku ingin memukulmu."

Kenapa aku bahkan berpikir ia adalah anak yang menyenangkan dan baik?

Nora meliriknya sekali lagi, tetapi Perre sepertinya tidak terusik.

"Apakah barangkali, Elias lebih suka gadis berpayudara besar?"

"Aku tidak pernah menanyainya!"

"Haruskah aku menanyakannya untukmu?"

"Tidak perlu!" Ia berteriak saat ada ketukan di pintu.

Perre langsung menuju ke pintu untuk kabur dari pelototan tajam Nora. Ia kembali bersama seorang pemuda gagah dengan rambut berwarna cokelat keabu-abuan.

"Halo, Nora. Aku dengar ada teriakan .... Apakah kalian bertengkar?"

"Tidak, hanya ...." Ia memelototi Perre sebagai peringatan dan orang itu pun terdiam.

"Hanya perselisihan biasa tentang preferensi kami. Pokoknya, pergilah kalian berdua! Semoga kalian bersenang-senang!"

Nora menghela napas selagi ia didorong keluar dari rumahnya.

Bagaimana bisa ia mengatakan hal-hal seperti itu dengan begitu terbuka?

"Preferensi apa yang kalian bicarakan?"

Kemarahan Nora pun berangsur-angsur surut karena ketampanan Elias sekali lagi membuatnya terpesona. Tetapi ia tidak merasa ingin membicarakan tentang dadanya, jadi ia mencoba mengabaikan topik itu.

"Hanya ... soal daging."

"Daging?" Ia menenglengkan kepalanya dengan bingung, tetapi Nora tidak mau menghibur rasa ingin tahunya.

"Yang lebih penting, kenapa kita tidak pergi saja?" Ia berhasil tersenyum dan dengan cepat berangkat.

***

Segera setelah mereka sampai di toko gaun yang sama seperti sebelumnya, seorang staf perempuan menyambut mereka sambil tersenyum lebar.

"Burung Bulbul Biru Langit jadi semakin populer, kan? Berkat Anda, banyak orang yang berminat dengan toko kami, dengan harapan dapat melihat gaun Nona Kranz."

"Begitu ...."

Mereka diantar ke ruang tunggu, dimana ia ditawari teh. Gaunnya sendiri berkualitas tinggi karena dijahit di toko ini, jadi tidak mengejutkan kalau mereka mendapatkan lebih banyak pelanggan. Namun Nora merasa itu tak ada hubungannya dengan dirinya, jadi rasa terima kasih staf itu terasa memberatkan.

"Di atas segalanya, Anda adalah kekasih Lord Elias yang berharga. Jadi kami senang sekali bisa memberikan yang terbaik dalam pembuatan gaun ini untuk Anda."

Aku menghargai perasaannya, tetapi berhentilah menekankan bahwa aku adalah kekasihnya yang berharga.

Nora merasa malu hanya dengan mendengarkannya saja.

Tetapi yang paling memalukan dari semuanya adalah tatapan Elias selagi ia memberikan senyum padanya.

(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang