Chapter 17 : Ketakutan Conny

10 7 0
                                    

Conny berada di ruang istirahat bersama si kembar.

Satu-satunya orang lain di dalam ruangan itu adalah Nora, yang sedang berkumur. Semua staf lainnya diusir oleh Flora.

Conny berpikir bahwa ia sudah tertangkap, tetapi dipojokkan seperti itu membuatnya jadi lebih gelisah.

"Berapa lama kau akan berkumur?" Salah satu dari si kembar menanyai Nora.

Melihat mereka dari dekat, mata mereka berbeda warna.

Nora menghela napas selagi ia berbalik untuk menatap pria terhormat bermata sewarna lemon.

"Anggur yang hangat dan saus tidak cocok di mulutku; mereka terus saja bertarung."

Setelah mengucapkan kata-kata samar itu, Nora berkumur lagi.

Omong-omong, sepertinya ia baik-baik saja setelah muntah darah.

Bukankah ia minum apa yang ada di dalam botol kecil itu? Apa yang terjadi?

Mungkin isinya bukan racun? Kalau begitu, maka ia hanya berpura-pura meminum racun.

"Kau tampak mengerikan. Lebih baik bagimu untuk berbaring sedikit."

"Kalau begitu, permisi."

Didesak oleh pria terhormat bermata sewarna langit, Nora berbaring di atas sofa.

Tepat ketika Conny berpikir ia akan membantu Nora, ia melepaskan jaketnya dan dengan lembut meletakkannya di atas Nora.

Apakah mereka berdua punya hubungan yang dekat? Ataukah ini adalah sikap yang normal untuk seorang bangsawan kelas atas?

Pria dengan mata sewarna langit tampak lembut, tetapi saat ia berbalik menatap Conny, segala jejak rasa iba pun menghilang dari wajahnya.

"Jadi, begitulah. Dan kemudian, kau disuruh untuk memastikan Nora meminumnya kali ini."

Pria terhormat dengan mata sewarna langit memeriksa isi dari botol kecil itu dan setelahnya menaruhnya di atas meja.

"Jadi, siapa yang memintamu melakukan ini?"

Conny menggelengkan kepalanya sebagai respon dari pertanyaan pri bermata sewarna lemon.

"Aku tidak bisa menjawab itu, kalau tidak, aku akan berada dalam masalah."

Apabila ia memberikan nama sang Duke, Conny sudah pasti akan disingkirkan.

"Tetapi kau cepat untuk mengakui bahwa kau ingin Nora meminum ini."

"Secara pribadi, aku tidak mau ia meminumnya. Mulanya, aku hanya diminta untuk melaporkan tindakannya. Itulah mengapa aku menerimanya!"

Tetapi selanjutnya, bagaimana bisa jadi begini?

"Melaporkan tindakan siapa?"

"Burung Bulbul Biru Langit."

"Aku? Kenapa?" Warna kulit Nora mulai terlihat lebih baik.

Setelah mengembalikan jaketnya kepada si pria bermata sewarna langit, Nora duduk kembali di sofa.

"Aku tidak tahu. Aku hanya diminta untuk melaporkan tindakan dari Burung Bulbul Biru Langit. Sehingga aku memberitahukan mereka tentang pertunjukanmu, dan bagaimana kau makan bersama kembaran Callum, yang juga menjemputmu."

".... Kau juga mengetahui itu, huh," gumam pria bermata sewarna lemon, selagi ia menyipitkan matanya. "Lalu setelahnya, kau disuruh untuk mencampurkan pencahar ke dalam minumannya. Tetapi, yah itu tidak jadi soal selama kau sudah mencampurkannya walaupun tak ada orang yang meminumnya dan kau diam-diam membuangnya. Itulah mengapa, itu masih bisa dimaafkan."

Pria terhormat bermata sewarna lemon itu benar. Akan tetapi, Conny masih harus menjernihkannya. "Dan kemudian, aku diberitahukan bahwa, selama aku memasukkan isi dari botol kecil ini ke dalam minumannya, pekerjaanku akan berakhir. Aku muak dengan pekerjaan ini, tetapi menginginkan uangnya, sehingga aku menyetujuinya. Tetapi, aku tidak mengira kalau ia akan muntah darah. Aku menduga itu adalah pencahar lainnya lagi."

"Aku tidak yakin, pencahar lebih baik ...."

Si pria terhomat bermata sewarna lemon ada benarnya di sini.

"Setelah memastikan kau sudah meminumnya, aku telah mencapai tujuanku."

Si pria terhormat bermata biru mengamil botol kecil itu dan mengguncangkannya. Isinya berkilauan dengan cermerlang dan indahnya.

"Tujuannya?"

"Itu mengandung sesuatu seperti pecahan kaca ... suara Nora pasti akan rusak."

"Terlebih lagi, sepertinya ada racun lain di dalamnya. Jika kita tidak ada di sini dan Nora sudah meminumnya, itu akan berbahaya."

"Tetapi, meski jika ia meminumnya di ruang istirahat, ada staf lainnya. Biarpun ada saksi, seharusnya tidak akan mudah untuk mengetahuinya bahwa itu disebabkan oleh jusnya ...."

"Tidak. Tidak ada saksi mata. Nora merusakkkan suaranya .... Kenyataannya akan dimanupulasi seperti itu. Bagi Keluarga Duke Enroth, itu mudah."

Mendengar perkataan pria terhormat bermata biru, Conny merasa darah sudah terkuras habis dari wajahnya.

"Bagaimana kau ...."

"Apa? Kau pikir aku tidak akan mengetahuinya hanya karena kau tidak mau mengatakan apa-apa? Apakah kau diancam oleh mereka?"

Conny mengangguk selagi wajahnya memucat. "Tetapi tolong jangan katakan kau mendengarnya dariku. Kalau tidak, mereka akan menyalahkanku dan aku akan berada dalam masalah."

Si perantara tidak menyebutkan nama Duke Enroth. Tetapi setelah meletakkan dua dan dua bersamaan, dan mempertimbangkan kalau itu adalah keluarga Duke, tidak sulit untuk menyimpulkan bahwa itu tak lain adalah seseorang dari Keluarga Duke Enroth.

"Enak sekali. Kau pikir, kau bisa dimaafkan setelah menyakiti Nora?" Si pria terhormat bermata biru pun berbicara dengan nada yang lumayan lembut, tetapi suaranya mendadak turun beberapa oktaf lebih rendah.

Dampaknya menyebabkan Conny merinding ketakutan.

"Ja—jadi, kau mengetahui itu mungkin racun. Kalau begitu, kau tidak benar-benar meminumnya, kan?" Selagi Conny berusaha mengubah topiknya secara kasual, si pria terhormat bermata biru tertawa mencemooh.

"Pecahan kacanya terlihat jelas. Apalagi, racun ini tidak bercampur dengan baik dengan buah-buahan, sehingga akan terbentuk kristal. Mengingat ukuran kristalnya, itu tidak akan larut dengan baik kecuali kau menggunakan sebuah mixer. Karena Nora mengambilnya dari ruang istirahat, aku menduga pelakunya akan berada di sana, menunggu untuk memeriksa apakah racunya bekerja, dan aku benar. Selain itu, jika kau mau mencampurkannya dengan baik, menggunakan teh hitam kemungkinan tidak akan ketahuan. Karena kristal akan sulit terbentuk."

"Ketika tentang hal-hal seperti ini, hobi Elias terbukti berguna."

"Aku tidak tahu kau punya hobi semacam ini, Elias."

Berusaha mengubah topiknya hanya menghasilkan informasi yang mengerikan.

Duke mengerikan, tetapi kembaran ini tidak lebih baik.

"Cukup laporkan bahwa kau berhasil membuat Nora meminumnya. Kemudian menghilang. Tidakkah kau pikir itu adalah akhir terbaik untukmu?"

"Ku—kurasa begitu." Melihat senyum tak berperasaan di wajah si pria terhormat bermata biru, Conny gemetar ketakutan.

"Lalu, enyahlah."

"Ba—baik!" Conny buru-buru keluar dari ruang istirahat.

Sebenarnya, ia sudah berencana untuk memberitahukan Duke tentang kembaran itu dan mengenai bagaimana Nora tidak meminum isi dari botol kecil itu. Tetapi Conny memutuskan untuk melawannya.

Rasa takut menguasai instingnya. Dengan itu dalam benaknya, Conny memutuskan untuk mengikuti apa yang dikatakan pria terhormat bermata biru tersebut.

(JP) MEGB,BIDRGEITFP [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang