Happy Reading.
•••
"Dia cuma kapten basket nggak lebih dari itu, lagian selama sebulan gue sama lo terus kan?"tanya Cheiza.
Razen terdiam mendengar ucapan Cheiza yang terlihat dingin, dia menghelah nafas pelan dan mengangguk singkat menyetujui ucapan Cheiza dengan senyuman tipisnya.
Cheiza tersenyum miring menatap wajah senang Razen yang sedang menatap wajah datarnya, dia terkekeh pelan dan menegakkan tubuhnya.
"Dan itu cuma taruhan nggak lebih dari itu,"lanjut Cheiza terkekeh pelan.
Razen mendengus kesal mendengar ucapan Cheiza. Dia melirik kesal Cheiza yang ada di sampingnya dengan wajah datar.
"Ya nggak usah di ingetin juga, El,"ujar Razen.
Cheiza terkekeh pelan dan melirik Razen sekilas, dia memasukkan ponselnya ke dalam saku almameternya dengan tatapannya yang menatap ke depan.
"Waktu sebulan itu, bisa lo gunain sebaik mungkin, Zen,"kata Cheiza.
Razen memutar tubuhnya menatap wajah datar Cheiza sambil memiringkan wajahnya, dia mengangguk singkat sambil tersenyum tipis menatap wajah datar Cheiza yang tidak menatapnya.
"Sebaik mungkin? Kaya buat lo jatuh cinta ke gue?"tanya Razen.
Cheiza menghelah nafas kasar dan mengangguk singkat, tangannya mendorong pelan wajah Razen yang ada di depannya itu tanpa memperdulikan Razen yang ingin protes karena ulahnya.
"Kayanya pembahasan kalian berdua terlalu sensitif."
Razen mengalihkan pandangannya menatap Rezter yang berjalan mendekat ke arah keduanya, dia menatap datar Rezter dengan tatapan yang menghunus tajam. Razen mendengkus kesal melihat itu, dia memutar tubuhnya menatap Cheiza yang tidak menatapnya dan hanya wajah datar yang menatap ke depan.
"Obatin abang lo!"suruh Cheiza.
"Oke, kakak ipar,"ujar Rezter.
Cheiza mendengkus jijik mendengar ucapan Rezter. Dia memutar bola matanya malas dan mengambil ponselnya yang ada di dalam saku almameternya.
"Angkasa cariin lo tadi, Angkasa juga tanyain lo ke Ella,"beritahu Rezter. Cheiza mengangguk datar dan melirik Razen sekilas.
Rezter mengalihkan pandangannya menatap Razen yang sedang menatapnya dengan tatapan datar, tangannya mengeluarkan plaster dari dalam saku almameternya dan memberikannya ke Razen.
"Pasang sendiri, Bang, gue buru-buru soalnya,"ucap Rezter.
Razen berdecak kesal dan mengangguk singkat sambil menatap wajah datar Cheiza yang tidak memperhatikannya. Razen mendengkus kesal dan memplester tangannya dengan wajah datar.
"El, lo kenal Arshan?"tanya Razen.
"Dia yang kenal, bukan gue,"balas Cheiza.
"Ya ada baiknya lo nggak usah kenal, dia gila soalnya,"ucap Razen.
"Katain diri sendiri lo?"tanya Cheiza.
"Enggaklah, gue nggak gila. Arshan lebih gila dari gue. Dia juga nggak baik, dan nggak ada yang baiknya sama sekali,"balas Razen.
•••
Motor sport hitam Cheiza berhenti di depan mansion besar miliknya, dia segera turun dari motor sportnya dan berjalan masuk ke dalam dengan wajah datarnya yang menatap ke depan dengan tatapan datar.
"Nanti malam ikut sama gue,"ucap. Cheiza melirik Arman yang berdiri di sampingnya.
Arman, pria itu mengangguk pelan dengan langkah kakinya yang berjalan mengikuti Cheiza dengan wajah datarnya yang menatap ke depan.
YOU ARE READING
CHEIZAELLE : Bad Psychopath
Teen FictionCheizaelle Ezesthieza Celyesha Frederick,, cewek yang bersifat cuek dengan seluruh keluarganya. Cewek yang tidak perduli dengan sekitarnya. Cheiza, cewek yang berwajah datar yang sering di panggil dengan nama Elle, cewek yang tinggal di Eropa dari u...