Happy Reading.
•••
Mobil berwarna putih yang berhenti di depan gerbang SMA Mardaza. Cheiza, cewek yang berada di dalam mobil berwarna putih itu melirik sekilas Allerd yang duduk di sampingnya. Tangannya yang sedikit memiliki tatto itu menepuk pelan bahu Allerd.
"Tidak ingin berterima kasih?"tanya Allerd.
"Nggak perlu kayanya,"balas Cheiza acuh.
Cheiza mengambil selembar uang dari dalam kemeja hitam milik Allerd tanpa memperdulikan tatapan tajam Allerd saat menatapnya. Cheiza mengangkat bahunya acuh dan keluar dari mobil besar milik Allerd itu.
Cheiza menyunggingkan senyum sinisnya menatap Allerd yang sedang menatapnya di dalam kaca mobil, dia terkekeh pelan dan berjalan masuk ke dalam SMA Mardaza dengan tas hitam yang ada di punggungnya. Cewek berwajah datar itu melirik sekitar siswa dan siswi yang sedang menatapnya.
"Hei, El, lo dianterin Om Mahata?"
Cheiza melirik Cheryl sekilas dan menggeleng pelan dengan wajah datar yang menatap ke depan, cewek berwajah datar itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku almameternya.
"Gue pikir, lo di anterin Om Mahata tadi,"ceplos Cheryl. Cheiza menggeleng singkat.
Kedua cewek itu berjalan di koridor sekolah dengan Cheiza yang menatap datar ke depan, cewek yang tidak memiliki ekspresi wajah itu menghelah nafas pelan.
"Ah, iya, belakangan ini, lo tinggal sama Om Mahata, ya?"tanya Cheryl.
"Kenapa?"
Cheryl menggeleng pelan, dia melirik Cheiza sekilas dan menatap ke depan dengan kedua tangannya yang memegang ujung tasnya.
"Ke lapangan, El, hari ini anak basket latihan."
Cheiza tersentak dan menatap tajam Ceszya yang baru saja berjalan di sampingnya, dia memejamkan matanya sebentar dan mengangguk singkat dengan wajah datar. Cheiza masuk ke dalam kelasnya dengan wajah datarnya yang menatap ke depan.
Cheiza meletakkan tasnya di meja, cewek itu memutar tubuhnya dan berjalan keluar dari kelasnya dengan tangannya yang membawa sekaleng soda kesukaannya.
Cheiza berjalan di koridor dengan lirikkan matanya yang baru saja melirik Zirana yang baru saja keluar dari aula dengan sahabat Zirana yang ada di samping cewek itu. Cheiza memutar kepalanya menunduk sambil menyeringai sinis.
"Zirana di teror, El."
Mendengar suara Cheryl, membuat Cheiza mengangkat kepalanya menatap kerumunan siswa dan siswi yang berada di koridor. Cheiza menaikkan satu alisnya melihat itu.
"Gue pikir, nggak akan ada yang berani sama Zirana tahu, El. Next thing you know, someone suddenly scared him,"ujar Ceszya.
"Mungkin kesalahannya fatal kali,"ujar Cheiza dengan nada dingin.
"Mungkin kali ya, soalnya terornya tadi nggak biasa, El. Zirana's locker was filled with lycoris radiata flowers,"ujar Ceszya.
Cheiza menipiskan bibirnya dan tersenyum miring mendengarkan itu, cewek berwajah datar itu melirik Ceszya sekilas dan menatap ke depan dengan tatapan datar.
"Bunganya nggak biasa tau, El, ada dikit tetesan darah di bunga itu,"sahut Cheryl.
"Biarin aja, lagian bukan urusan kita,"ucap Cheiza.
"Iya juga sih,"gumam Cheryl.
Cheiza, Cheryl dan Ceszya berjalan menuju pinggiran lapangan outdoor dengan tatapan ketiga cewek itu yang mengarah ke arah anak basket yang sedang berlatih.
YOU ARE READING
CHEIZAELLE : Bad Psychopath
Teen FictionCheizaelle Ezesthieza Celyesha Frederick,, cewek yang bersifat cuek dengan seluruh keluarganya. Cewek yang tidak perduli dengan sekitarnya. Cheiza, cewek yang berwajah datar yang sering di panggil dengan nama Elle, cewek yang tinggal di Eropa dari u...