25. Annoying Day

41 3 0
                                    

Miami, Florida.

Pagi-pagi, Ella terlihat bangun lebih pagi dari seisi mansion Marvel. Ia langsung pergi menggunakan helikopter menuju Miami, tepatnya ke rumah ayahnya.

Ella tahu seharusnya ia berpamitan dulu dengan orang tuanya. Tapi, untuk urusan yang satu ini, dia tidak bisa menjelaskan apapun pada keluarganya. Ia juga tidak mungkin akan pergi ke rumah ayahnya sepagi ini kalau saja ayahnya tidak membuat masalah disana.

Tepat pada pukul 10 pagi, Ella sampai di Miami. Ia langsung menuju rumah ayahnya dengan taksi yang hanya memakan waktu 15 menit perjalanan.

Sesampainya di depan rumah apartemen studio ayahnya yang kecil, Ella mengetuk pintunya beberapa kali. Tak lama kemudian pintu pun terbuka memperlihatkan ayahnya yang terlihat berantakan.

Kaos putih tak berlengan yang sudah sedikit robek, celana pendek hitam yang kusut, dan rambut yang acak-acakan. Dari situ, Ella sudah tahu kalau ayahnya baru saja bangun.

Setelah dipersilakan masuk, Ella berjalan ke dalam perlahan dengan tak bisa dikontrol untuk tak mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Benar-benar gelap dan seperti tak terawat. Ia miris melihatnya.

"Ada apa kau datang kemari pagi-pagi ini?" tanya Roman Sanborne, ayah kandung Ella, sembari menguap lebar dan duduk di sofa yang terlihat berantakan.

Jujur, Ella tak akan duduk dimanapun. Ia akan berdiri saja.

"Menurutmu, apa yang kau pikir sedang kau lakukan semalam?" tanya Ella dengan nada tajam.

"Apa maksudmu? Kenapa kau datang ke rumah tiba-tiba marah seperti itu?" tanya Roman balik dengan kesal.

Ella menghela napas panjang diam selama beberapa detik. Kemudian, ia mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan langsung meletakkannya di atas meja yang ada di depan Roman. Itu adalah kartu tanda pengenal milik Roman yang sudah kusut.

"Tak kusangka kau meninggalkan jejak seperti ini," ujar Ella dengan tajam.

Dahi Roman mengernyit dalam menatap Ella dengan penuh tanda tanya. "Bagaimana itu ada padamu?" tanyanya dengan tajam.

"Menurutmu apa lagi?" Satu alis Ella terangkat sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Kau meminta orang lain untuk mengerjakan pekerjaan kotormu, tapi rupanya dia berkhianat dengan mencuri kartu tanda pengenalmu dan meninggalkannya di TKP seolah-olah memberikan jawaban kalau kau adalah dalangnya."

"Sialan," umpat Roman dengan kesal.

"Aku tidak mengerti. Sebenarnya siapa yang ditabrak semalam? Kenapa kau tak membicarakan apapun dulu padaku?" tanya Ella tak mengerti.

"Tentu saja Anna. Siapa lagi?!" seru Roman dengan penuh keyakinan.

Ella tersenyum mirng sembari menggelengkan kepalanya jengah. "Sebaiknya kau harus berhenti mabuk, Ayah. Sudah kubilang kalau Anna sedang liburan dengan Keanu di Indonesia, kan?!" serunya setengah frustasi.

"Jangan bicara asal seperti itu padaku!" seru Roman yang juga ikut kesal sembari beranjak berdiri. "Aku jelas-jelas melihat Anna berjalan dengan laki-laki lain selain Keanu kemarin!"

"Apa?" Dahi Ella mengernyit dalam tak mengerti. "A-apa maksudmu kau melihat Anna berjalan dengan laki-laki lain selain Keanu?"

"Aku yang melihatnya dengan dua mata kepalaku sendiri! Aku tidak mabuk dan tidak berbohong!" seru Roman.

Ella masih tak mengerti kenapa ayahnya bisa berkata seperti itu. Ia pikir mungkin saja ayahnya berbohong, tapi dari cara ayahnya berbicara dan menatapnya sekarang, Ella tak menemukan ada kebohongan.

Married to a Playboy - HBS #4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang