68. Deja Vu

10 1 0
                                    

Paginya, Keanu bangun lebih pagi, padahal semalam ia yang tidur terakhir karena terlalu banyak merenung di balkon. Setelah bangun, tak lupa ia tentu mencium kening Laura yang sudah jadi kebiasaannya setiap pagi sebelum kini ia berada di kolam air panas.

Keanu akui, ia banyak merenung sejak semalam. Bahkan, sekarang pun juga ia masih merenung sendiri.

"Yang aku tahu, kau membuat perempuan itu mencampakkan anakku dan menghinanya sampai membuat anakku memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri."

"Karena kau yang membuatnya mati."

Keanu tidak bisa berbohong kalau kalimat-kalimat itu benar-benar membuatnya ketakutan dari kemarin. Ia tidak bisa tenang memikirkan seseorang benar-benar bunuh diri karena dirinya. Kalau begitu, artinya dia sudah melakukan kejahatan. Tapi, bagaimana caranya ia untuk menebusnya?

"Kau tidak lupa kalau aku istrimu, kan? Kalau kau ada masalah, kau cerita padaku dan kita temukan solusinya bersama."

Seketika, Keanu kembali teringat dengan perkataan Laura semalam. Jujur, ia merasa bersalah pada Laura karena sempat menyembunyikan masalah ini. Tapi, ia memang sedang butuh waktu sendiri untuk berpikir.

Di lain sisi, kini Keanu sadar perkataan Laura benar. Ia perlu mendiskusikan ini dengan Laura dan mereka akan menemukan solusinya bersama. Jadi, sekarang ia pun langsung keluar dari kolamnya untuk menuju kamarnya.

Sampai di kamar, tidak ada Laura di atas ranjang, tapi terdengar suara guyuran shower dari kamar mandi. Keanu tahu istrinya sedang mandi. Sementara itu, ia pun cepat-cepat berganti pakaian yang lebih rapi.

Selesai itu, Keanu kembali duduk di sofa tengah kamarnya dengan santai menunggu Laura yang belum selesai mandi. Tapi, detik berikutnya fokusnya teralihkan pada secarik kertas berwarna merah muda di atas meja di depannya. Saat diambil, ternyata itu adalah amplop berisi surat.

Keanu penasaran, jadi ia membukanya. Tapi, rahanyanya langsung mengeras seketika saat mendapati itu adalah surat dari Reino. Buru-buru, ia membacanya dengan teliti.

To : Laura

Sebelumnya, aku minta maaf karena harus mengungkapkan perasaanku tak secara langsung membuatku terlihat seperti pengecut. Tapi, kau harus tahu ini kalau aku benar-benar menyukaimu. Tidak. Aku mencintaimu.

Laura, aku bisa membuatmu bahagia. Aku lebih baik dari Keanu. Bagaimanapun caranya, aku akan membuatmu jatuh ke pelukanku. Tolong, tunggu aku.

Love,
Reino

Sesaat setelah Keanu membaca secarik pesan dari Reino, pintu kamar mandi terbuka dan Laura keluar menghampiri Keanu saat ia menyadari Keanu berdiri membelakanginya. "K? Sejak kapan kau—" Laura terdiam saat ia berdiri di samping Keanu dan melihat Keanu membuka surat dari Reino.

"Kau membukanya?" tanya Laura menatap surat yang Keanu pegang.

"Mau sampai kapan kau menyembunyikan ini?" tanya Keanu menatap Laura dengan datar.

Dahi Laura mengernyit. "Apa? Menyembunyikannya? Tidak!" seru Laura. "Reino mengirimkannya ke alamat kantorku kemarin pagi dan aku belum membukanya sama sekali!"

"Ini dikirim kemarin dan kau tidak membicarakannya denganku?" Keanu menatap Laura dengan kesal.

"Kemarin tidak ada waktu," sahut Laura dengan gemas.

"Hampir seharian kita bersama. Ada banyak waktu," ujar Keanu dengan sedikit tajam.

"Tapi, tidak ada waktu yang tepat untukku," jawab Laura tak kalah tajam.

Married to a Playboy - HBS #4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang