Hari ini cukup cerah untuk Ella dan Jenni yang sama-sama tengah mengunjungi Miami. Pagi ini, Jenni ada wawancara dengan kantor firma hukum yang cukup bagus di Miami, jadi Ella yang mengantarnya, karena ia yang sedang tidak ada banyak pekerjaan. Setelah mengantar Jenni, Ella memutuskan untuk pergi ke kafe sebelah sebentar, karena wawancaranya akan memakan waktu lama.
Masuk di kafe, Ella hanya memesan satu es vanilla milkshake dan sepiring kecil kentang goreng. Ia duduk di kursi tinggi yang menghadap jalanan. Tapi, fokusnya teralihkan pada suara anak kecil yang sedikit ramai di sampingnya. Rupanya ada keluarga yang sedang membawa tiga anak perempuannya dan yang ketiga masih berusia sekitar enam tahun.
"Daddy, aku sudah mendapatkan tujuh bintang besar di kelas sejauh ini. Kalau aku mendapat 10, apa Daddy akan memberiku hadiah?" tanya anak perempuan yang masih kecil itu dengan gemas pada ayahnya.
Si ayah tersenyum lebar sembari mengusap lembut puncak kepala anak perempuannya. "Tentu saja. Apa yang kau mau?" tanyanya.
"Apa Daddy akan memberikan apa yang kuinginkan? Semuanya?"
"Tentu saja. Apa saja."
"Kenapa aku harus melakukannya?" tanya seorang Louella yang tahun ini akan menginjak usia 15 tahun. Sementara ayahnya, Roman, memandang Ella dengan tatapan frustasi.
"Tidakkah kau mengerti? Kakakmu, Ricky, bunuh diri di danau tujuh bulan yang lalu karena Keanu! Kau harus membantuku balas dendam!" seru Roman.
Louella masih diam dengan bibir dan mata bergetar menahan tangisnya. Semenjak kematian kakaknya, ayahnya memang sudah berubah drastis. Ia jadi tidak bekerja dan membuat Louella terpaksa berhenti sekolah, karena tidak ada uang. Bahkan, Roman jadi semakin sering mabuk-mabukan membuat Ella tak terurus.
"Tapi, aku tidak ingin ke panti asuhan. Aku ingin bersamamu, Ayah!" seru Louella yang meneteskan air matanya.
"Tidak bisa! Kau harus ke panti asuhan supaya si Marvel itu dapat mengambilmu untuk diasuh. Setelah itu, kau akan menjadi mata dan telingaku disana! Kau harus membantuku balas dendam! Ini demi Ricky!"
Louella masih sesenggukan. "Tapi, apa Ayah nanti akan memberiku hadiah kalau aku berhasil?" tanyanya dengan polosnya.
Roman tersenyum, tapi itu bukan senyuman yang menyenangkan. "Tentu saja. Apa saja akan kuberikan."
Tiba-tiba saja Ella teringat bagaimana saat itu Roman berubah drastis padanya setelah kematian tragis kakaknya karena bunuh diri setelah kekasihnya mencampakkannya demi Keanu. Sejak itu pula, Roman hanya memiliki satu ambisi yang ia jadikan tujuan hidupnya, yaitu balas dendam dengan membuat Keanu dan orang sekitarnya menderita seperti apa yang ia rasakan selama ini.
Ella masih ingat saat ia terpaksa harus masuk ke panti asuhan tepat di hari ulang tahunnya karena ayahnya yang mengirimnya sendiri. Itulah kenapa Ella tidak pernah ingin merayakan hari ulang tahunnya, karena menurutnya itu adalah hari sialnya.
Hingga akhirnya dua tahun kemudian Keluarga Marvel mengambilnya untuk diasuh bersamaan dengan Laura, Jenni, Raline, dan William. Mereka tidak tahu keberadaan Roman, karena Ella juga tidak pernah membahasnya, sementara diam-diam dia adalah kaki tangan ayahnya untuk memenuhi ambisinya.
Keluarga yang sempurna? Ella tidak pernah memikirkan hal itu, sampai hari ini saat ia melihat keluarga kecil yang duduk di sampingnya. Tapi, sayangnya keluarganya sendiri tidak pernah sempurna sepeninggal ibunya.
***
Setelah satu setengah jam wawancara, akhirnya Jenni selesai. Kini, ia hanya perlu menunggu hasilnya yang akan diumumkan besok. Karena ia sudah melewati proses wawancaranya yang cukup menegangkan, hari ini Ella mentraktirnya makan siang bersama setelah baru saja mereka selesai belanja di Aventura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to a Playboy - HBS #4
Romance(NEW - ON GOING) 🔞 Fourth Series of Handsome Brotherhood Menikah di usia sebelum menginjak 30? Mungkin sebagian orang-orang menginginkannya. Tapi, hal itu justru menjadi kutukan bagi seorang Keanu Marvel yang memiliki jiwa bebas, berbeda dari kelua...