Hari sudah siang. Laura benar-benar menghabiskan waktunya di dalam kamarnya yang luas saja. Ia menggambar beberapa desain pakaian untuk membunuh kebosanannya. Sementara Keanu dan teman-temannya berpesta di luar sana.
Huft. Mengingat Keanu membuat mood Laura buruk kembali. Tiba-tiba saja itu juga berefek membuatnya tak bisa berpikir lagi untuk melanjutkan gambarnya.
Laura menghela napasnya dengan kasar sambil meletakkan pensilnya dan bersandar ke kursinya. Namun, ia baru sadar kalau sudah tidak ada suara lagu lagi. Karena penasaran, ia pun melangkah mendekati pintu dan membukanya dengan perlahan. Ia memastikan apakah semua orang sudah pergi atau belum.
Seketika, senyum langsung merekah di wajahnya saat mendapati rumahnya kembali sepi. Bahkan, rasanya ia ingin melompat-lompat kegirangan. Cepat-cepat, ia pun langsung menuju dapurnya untuk menyiapkan makan siang yang tentu saja dengan makanan instan, karena dia tidak bisa memasak.
Namun, senyum yang ada di wajahnya tiba-tiba saja hilang saat ia menyadari tak ada satupun makanan instan yang tersisa. Ia mencari di semua lemari yang ada di dapur, tapi semuanya benar-benar kosong.
Laura sadar satu hal saat ia berjalan ke teras belakang dan melihat banyak sampah bertumpukan. Itu adalah bungkus-bungkus makanan instan yang ia beli sendiri dan semuanya sudah habis.
"Keanu!" geram Laura menahan amarahnya.
Laura tahu Keanu pasti sengaja menghabiskan makanan instannya, karena Laura jarang makan masakan rumah. Ia hanya makan makanan instan atau membeli dari luar.
Detik berikutnya, Laura menghela napas panjang berusaha untuk sabar. Ia pun memilih untuk menuju kamarnya dan bersiap-siap untuk belanja membeli makanan-makanan instan yang biasa ia beli.
Laura benar-benar tak bisa berhenti mengumpat saat memikirkan Keanu pasti sengaja membuatnya kesal. Bahkan, saat ia sedang siap-siap sekarang pun, bibirnya tak pernah diam untuk tak mengumpat. Ia tahu itu tidak baik. Tapi, ia tidak bisa mengontrolnya lagi karena moodnya benar-benar dibuat hancur dari kemarin.
Sembari mengecek isi tasnya, Laura turun tangga dengan mood yang sudah hancur dari ia bangun tidur tadi. "Lebih baik kalau laki-laki itu tidak ada di rumah saja. Hidupku pasti akan lebih tenang," gumamnya dengan kesal membayangkan wajah Keanu yang sering mengolok dan menyindirnya.
"Kau baru saja menyumpahiku?"
Astaga. Laura hampir saja terlonjak kaget saat tiba-tiba saja sebuah suara menginterupsinya. Rupanya Keanu tengah berdiri tak jauh di depannya. Laura benar-benar tak tahu kalau ada Keanu di sana, karena ia pikir Keanu pergi bersama teman-temannya.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Laura heran.
"Pertanyaan macam apa itu? In rumahku, tentu saja aku bebas berbuat apapun di rumahku sendiri," sahut Keanu sinis.
Laura membuang napas sedikit kasar. "Kupikir kau ikut dengan teman-temanmu," ujarnya setengah bergumam sembari berjalan hendak keluar tak ingin mempedulikan apa yang akan Keanu lakukan di rumah ini.
"Mau kemana?" tanya Keanu tiba-tiba.
"Ke mall, beli makanan!" seru Laura tanpa menoleh ke belakang dan tetap berjalan membuka pintu dan keluar menuju garasi di samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to a Playboy - HBS #4
Romance(NEW - ON GOING) 🔞 Fourth Series of Handsome Brotherhood Menikah di usia sebelum menginjak 30? Mungkin sebagian orang-orang menginginkannya. Tapi, hal itu justru menjadi kutukan bagi seorang Keanu Marvel yang memiliki jiwa bebas, berbeda dari kelua...