43. Concern

27 2 0
                                    

Malam hari, Laura baru saja pulang setelah menyiapkan sebagian besar presentasinya besok. Ia memang sengaja menyelesaikan sebagian besarnya di kantor supaya ia dapat bersantai-santai di rumah. Setelah ia memasukkan mobilnya ke garasi, ia pun mengunci garasinya terlebih dahulu sebelum masuk ke rumahnya.

Sampai di dalam, Laura mengernyitkan dahinya saat mendapati lampu di rumahnya belum dinyalakan, padahal ia tahu ada Keanu di rumah. Jadi, ia pun menyalakan lampu di rumahnya dan kemudian hendak berjalan ke dapur.

"Astaga!" Laura hampir terlonjak kaget saat mendapati vas bunga di meja bar jatuh peca di lantai. Seketika, Laura langsung khawatir pada Keanu.

"K! Keanu!" Laura berteriak memanggil Keanu ke ruangan lainnya.

Sampai akhirnya Laura mendapati Keanu tengah berdiri menghadap kolam di teras belakang. Ia pun langsung berlari kecil menghampiri Keanu.

"Keanu, kenapa vas bunga disana jatuh pecah?" tanya Laura pada Keanu.

Keanu hanya melirik pada Laura sekilas. Kemudian, ia berbalik hendak masuk ke rumah.

Namun, Laura justru dibuat kebingungan sendiri saat Keanu hanya diam padanya, padahal ia tadinya berharap Keanu menyambutnya pulang. Ia pun mengikuti Keanu yang berjalan ke meja bar hendak membersihkan pecahan vas bunganya dalam diam.

Tadinya, Laura hendak turut membantu Keanu membereskan pecahan kaca. Tapi, fokusnya teralihkan saat ia melihat telapak tangan Keanu yang terluka.

"K, apa ini?!" seru Laura yang langsung mengambil telapak tangan Keanu.

Keanu masih diam. Ia hendak menarik kembali tangannya, tapi Laura sudah langsung menarik Keanu dan mengajaknya ke dapur. Laura menyuruh Keanu untuk duduk di kursi pantry, sementara dirinya mengambil kotak P3K. Setelah itu, ia kembali duduk di samping Keanu.

Detik berikutnya, Laura mengambil telapak tangan Keanu yang memerah entah karena apa. Ia mengambil obat merah dan mengoleskannya pada telapak Keanu dengan perlahan. Sementara Keanu masih hanya terdiam tanpa berniat melepaskan tatapannya dari Laura.

"Apa yang terjadi padamu tadi? Luka apa ini di tanganmu? Apa kau anak kecil? Kalau kau tidak langsung mengobatinya, ini bisa infeksi!" seru Laura yang mengomeli Keanu seperti ibu yang mengomeli anaknya sendiri.

Keanu masih diam dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan. Ia hanya menatap Laura dengan sendu, sementara otaknya masih memutar perkataan Reino tadi yang membuatnya sangat marah sampai membuatnya menghajar Reino habis-habisan. Ya, luka di tangannya adalah karena ia menghajar Reino tadi.

"Apa kau pikir karena dia istrimu, tidak ada laki-laki lain yang menginginkannya?"

"Kau tahu kalau aku menyukainya."

"Kau tidak tahu rasanya setiap malam aku memimpikannya. Aku tidak bisa berhenti berandai-andai dapat menyentuhnya, menjadikannya milikku, membuatnya jatuh ke pelukanku."

Mengingat perkataan Reino itu tadi, Keanu merasa semakin kesal dalam hatinya. Ia semakin takut dan khawatir kalau Reino benar-benar mengambil istrinya. Hingga tanpa sadar, tangannya yang baru saja sudah selesai diobati oleh Laura kini menggenggam tangan Laura.

Selama beberapa detik, Laura hanya diam menatap tangannya yang digenggam Keanu dan diusap dengan lembut. Ia hendak menoleh dan bertanya pada Keanu, tapi tiba-tiba saja Keanu meletakkan kepalanya di pundak kanan Laura. Tentu saja Laura terkejut, jadi ia hanya terdiam di tempatnya.

"Tolong biarkan aku seperti ini selama beberapa menit," ujar Keanu yang memejamkan kedua matanya.

"Oke," sahut Laura menurutinya.

Married to a Playboy - HBS #4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang