31. Stubborn

31 1 0
                                    

Keesokannya, Laura bangun lebih pagi daripada biasanya. Ia langsung membersihkan taman belakang dan lantai dua rumahnya setelah semalam ia menghilangkan kefrustasiannya dengan membersihkan lantai satu rumahnya tanpa bantuan Keanu yang hanya berada di kamarnya.

Setelah selesai membersihkan rumah, Laura menyempatkan diri untuk berenang setelah seminggu ini ia tak berolahraga. Selesai berenang, ia berdiam diri di kolam air hangat.

Hah. Benar-benar membuat otot-otot dan pikiran Laura tenang selama beberapa saat.

"Keanu mengira kau selingkuh darinya."

"Terserah kau mau percaya ini atau tidak. Tapi, tadi dia terlihat sangat frustasi dan marah. Seolah-olah ia merasa sedang dikhianati."

"Aku tidak mau tahu apapun yang kau lakukan hari ini. Jadi, ayo pulang!"

"Kau berbicara begitu seperti aku baru saja berbuat hal yang buruk."

"Bukankah memang begitu?"

Seketika, kedua mata Laura yang tadinya terpejam rapat kini terbuka lebar saat ia teringat kembali tentang semalam. Perkataan Evelyne yang membingungkan dan kata-kata Keanu yang tajam semalam benar-benar terasa masih segar di pikirannya sekarang.

Laura berdecak jengah. Ia pikir, sepertinya berenung di kolam hangat sudah tidak bisa dilanjutkan lagi sekarang. Ia pun beranjak dan mengambil bathrobe-nya. Kemudian, ia berjalan masuk menuju dapur untuk menyiapkan sarapannya.

Tak perlu waktu lama, roti bakar cokelat dan secangkir kopi panas sudah tersedia di meja bar. Laura langsung menyantapnya sebelum ia mandi dan berangkat bekerja nanti.

Di tengah-tengah Laura yang sedang menyantap sarapannya, terdengar langkah Keanu yang mendekati dapur. Saat ia muncul, keduanya sempat saling tatap selama beberapa detik sebelum Laura menyantap sarapannya dengan cepat dan Keanu yang hendak menyiapkan serealnya.

"Ehem." Keanu berdeham dalam berusaha mencuri pandang pada Laura, tapi Laura tak mempedulikannya dan masih menikmati sarapannya.

Keanu masih menatap Laura sembari berpikir apa yang harus ia katakan sekarang untuk mengajaknya bicara. Sampai pada akhirnya Keanu bertanya, "Apa kau nanti bekerja?"

"Hm." Laura bergumam kecil sembari mengunyah roti bakarnya dan tanpa menatap Keanu.

"Pulang jam berapa?" tanya Keanu.

"Entah," jawab Laura dengan singkat dan padat sembari beranjak dari kursinya untuk membereskan piring dan gelasnya, karena sarapannya sudah selesai.

"Bisakah kita bicara?" seru Keanu dengan cepat saat ia melihat Laura hendak berjalan pergi.

Langkah Laura berhenti di ambang pintu dan berbalik dengan malas. "Tentang apa?"

Keanu berdeham sebentar. "Aku ingin tahu," ujarnya dan dengan berhati-hati ia bertanya, "Kemarin hari Minggu dan kau tidak berangkat ke kantor. Kau pergi kemana?"

Laura menghela napas kecil. "Ke rumah temanku."

Keanu terlihat seperti sedang menelan air ludahnya dan membasahi bibir bawahnya. "Apa temanmu..."

Keanu menggantung kalimatnya dan menatap Laura dengan ragu-ragu. "Perempuan dan laki-laki?"

Laura terdiam sesaat dan matanya sedikit menyipit. Ia berpikir mungkin Keanu masih mengira kalau dirinya memang selingkuh dari Keanu. Tapi, ia heran, kenapa Keanu masih mempermasalahkan itu?

"Kenapa kau peduli pada siapa yang kutemu?" tanya Laura sedikit sinis. Sementara tatapan Keanu terlihat berlari kesana kemari seperti tak tahu harus menjawab apa.

Married to a Playboy - HBS #4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang