73. Dream in a Dream

26 3 2
                                    

Dua tahun kemudian.

Musim dingin datang seperti biasa setiap tahunnya. Laura baru saja membuka kedua matanya di pagi hari. Namun, saat tangan kirinya bergerak ke samping, ia tak merasakan ada sosok yang biasanya menemaninya tidur. Karena itulah ia beranjak dan keluar dari kamar untuk mencarinya, karena di dalam kamar mandi pun tak ada.

"K!" seru Laura memanggil suaminya sembari berjalan turun.

Laura menoleh kesana kemari. Ia juga berjalan masuk ke ruang tengah dan sampai ke dapur. Tapi, sosok yang ia cari masih tidak ada.

Samar-samar, Laura dapat mendengar suara kekehan dari tempatnya berdiri. Ia pun memutuskan untuk menghampiri sumber suara itu. Ia berjalan dan tak lama kemudian, ia sampai di teras belakang rumahnya.

Dari tempat Laura berdiri sekarang, ia langsung dapat melihat sosok suaminya yang berdiri memunggunginya. Senyumnya pun melebar saat melihat suaminya sedang bermain kejar-tangkap bersama anaknya. Ia juga terkekeh melihat kedua laki-laki kebanggaannya bermain hanya dengan jubah tidur mereka di pagi-pagi ini, padahal cuaca sedang dingin pagi ini.

"K! Aro!" Laura berseru memanggil suami dan anaknya.

Keanu dan Aro sama-sama berhenti berlari. Aro terlihat tertawa girang dan berteriak gemas saat melihat Laura. Sementara itu, perlahan Keanu menoleh ke belakang untuk menatap Laura. Namun, entah kenapa secercah cahaya putih langsung bersinar dari depan Laura membuatnya langsung memejamkan matanya karena saking silaunya.

Seketika, kedua kelopak mata Laura terbuka dan bola matanya yang berwarna cokelat bergerak kesana kemari. Ia menyadari secercah cahaya matahari yang masuk ke kamar inap rumah sakitnya terlalu menyilaukannya, jadi ia langsung beranjak dan duduk ke arah lainnya, menghadap ranjang Keanu di depannya.

Laura masih tampak seperti orang kebingungan selama beberapa saat. Tapi, pada akhirnya ia sadar baru saja ia bermimpi di tidur siangnya. Sementara di depannya, ia masih dapat melihat Keanu yang masih terbaring di ranjang rumah sakitnya dengan beberapa alat bantu kehidupannya.

Ini sudah dua tahun setengah. Tapi, Keanu masih belum bangun dari tidur panjangnya. Dua tahun yang lalu, kondisinya memang sudah ada sedikit peningkatan, membuat Keanu dapat dipindahkan ke kamar inap lainnya dan Laura turut ikut bersamanya. Tapi, setelah itu rasanya seperti tak ada perkembangan apapun.

Tok tok tok.

Pintu kamar inap diketuk tiga kali di tengah-tengah Laura yang sedang melamun. Tapi, sepertinya ia tak memperhatikannya sampai pada akhirnya Anna datang menggendong seorang anak laki-laki sambil memanggil nama Laura.

Anna sadar betul pasti baru saja ada sesuatu yang terjadi pada Laura. Tampak dari Laura yang terlihat seperti orang linglung. Anna pikir ini pasti berkaitan dengan kondisi Laura selama satu tahun ini. Jadi, ia pun menghampirinya dan duduk di sampingnya.

"Apa mimpi buruk lagi?" tanya Anna dengan khawatir.

Laura menggeleng lemah. "Ini mimpi indah," jawabnya sembari menatap Aro dan tersenyum lembut. "Aku melihat K dan Aro bermain bersama."

Anna senang mendengar itu. Tapi, di lain sisi ia juga khawatir, karena sudah setahun ini Laura mengalami kesulitan untuk membedakan mana yang mimpi dan mana yang kenyataan.

Pernah, suatu hari Laura menangis histeris tiba-tiba. Saat ditanya, Laura menjawab kalau ia bermimpi ia dan Keanu tengah berkencan di Roma. Jadi, saat ia bangun ia merasa senang, karena Keanu sudah bangun.

Tapi, saat kemudian Laura menyadari itu hanyalah mimpi, ia benar-benar menangis histeris. Seminggu sejak hari itu, Laura jadi kesulitan untuk tidur, membuatnya harus pergi ke psikolog untuk menyembuhkannya.

Married to a Playboy - HBS #4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang