10

1.7K 48 0
                                    

Sekian lama waktu bergulir, akhirnya waktu yang kunantikan tiba juga. Sudah pukul 13.30. Aku dan Iran sudah berganti baju kaos, siap menunggu technical meeting. Kami duduk di pinggir lapangan sambil minum Pop Ice.

"Ternyata banyak juga yang daftar PMR ya," sahutku memandang beberapa murid cewek dan cowok yang juga sudah terlihat di berbagai sudut sekolah, menunggu technical meeting.

"Eh, Kak Ian masuk PMR juga?" tanya Iran.

"Hah?"

"Tuh dia juga ada," Iran memberi isyarat, menunjuk Kak Ian dengan tatapan mata.

Terlihat Kak Ian dengan baju kaos dan celana pendek, duduk di bangku dekat mushola, dengan teman-temannya.

"Ih, liat dong bajunya. Baju basket. Masa sih pake baju basket untuk ikut technical meeting?"

"Jangan-jangan Kak Ian anak basket ya?"

"Maybe..... tau ah, gak jelas juga soalnya tuh orang.."

"Idih sewot dia kalo diomongin tentang Kak Ian," Iran menggodaku, "Bisa-bisa nanti lo naksir sama dia, tau gak!"

"Hah? Aduh gak deh, makasih. Gue mending pilih cowok yang cuek daripada cowok yang tega ngelemparin cewek, apalagi dengan spidol. Sakit tau! Kasar banget!" aku menyengir jengkel, ingat lagi dengan kejadian waktu MOS dulu. Kak Ian marah-marah dan melempari kami dengan spidol, tapi dari sekian banyak teman kelasku, hanya aku yang kena spidolnya. Di bagian kepala, malah. Yah, meskipun kulihat dari raut wajahnya, sepertinya Kak Ian kaget karena tidak menyangka akan mengenaiku, tapi dia diam saja setelah itu, tidak meminta maaf. Huh. Sebagai anak baru, aku tentu saja tidak berani marah-marah. Dia kan ketua panitia MOS. Apa daya, aku diam saja dan mengalah.

"Eh,, udah waktunya. Yuk masuk!" Iran mengajakku masuk ke markas PMR.

Murid-murid lainnya ikut masuk. Rupanya pendaftar PMR berjumlah 24 orang. Ruangan jadi sesak.

Kak Rio duduk di depan bagian tengah, sedangkan kami duduk membentuk huruf U. Di dekat Kak Rio ada papan tulis, dan beliau menulis tahapan-tahapan yang akan kami lalui untuk bisa menjadi anggota PMR.

"Tahap pertamanya yaitu tahap pendaftaran, yang udah kalian lalui setelah mengembalikan formulir pendaftaran. It's oke. Kemudian kita lanjut tahap kedua, yaitu latihan fisik."

"Waduh!" seru Iran tiba-tiba.

Kak Rio dan semua peserta menoleh sejenak. Kak Rio tersenyum perlahan, lalu melanjutkan, "Latihan fisik diadakan selama 2 minggu. Nanti kita akan keluar dan berlari keliling lapangan. Tau kan di mana lapangannya?"

"Tau......" kami serentak menjawab.

"Oke, selain itu kita juga akan latihan mengangkat beban sambil berjalan, dan sebagainya. Kalian akan liat sendiri nanti di latihan fisik. Untuk jadwalnya, kita atur bersama. Jangan sampai ada yang bertabrakan dengan jadwal les atau kegiatan lainnya."

Seorang cowok yang setahuku dari kelas di sebelah kelasku, mengangkat tangan dan bertanya, "Mulai jam berapa latihannya Kak? Trus berapa lama?"

"Latihan fisik dimulai jam setengah 4 sore. Lama tidaknya waktu latihan tergantung kalian. Kalo kalian larinya lelet alias lambat, latihan juga akan semakin lama."

Iran menelan ludah dan melirikku sekilas dengan tatapan khawatir. Aku tersenyum pelan dan berusaha menyemangatinya dengan isyarat.

Kak Rio lalu menuliskan jadwal-jadwal latihan fisik selama 2 minggu. Kubaca tulisannya. What? Setiap hari? Oh my God....

"Kak, latihan fisiknya setiap hari ya? Gimana kalo ada yang les di hari yang sama?" tanyaku.

"Nah, untuk itu kita atur. Untuk lulus tahap latihan fisik, syaratnya harus ikut minimal 5 kali latihan fisik. Kalo lebih gak papa. Jadi kalian bisa atur dalam waktu dua minggu itu, minimal ada 5 hari yang kalian gunakan untuk latihan fisik. Jadi mungkin dalam satu hari itu gak semua dari kalian yang ikut latihan fisik, ya karena mungkin ada yang les atau yang lainnya."

Kak Rio berhenti sejenak dan memandang kami semua. Dia tersenyum.

"Belum ngerti ya? Gini, misalkan Taufan bisa latihan fisik hari senin, selasa, dan kamis. Nah, berarti dia cuman bakalan ikut latihan fisik di hari itu aja. Trus Iran bisanya cuman hari Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, jadi dia juga bisanya di hari yang itu."

"Cie.. cie...." serentak semua menyoraki Iran dan Taufan, anak kelas X.2.

"Ssst.. perumpamaan aja ini. Jadi misalkan di hari Rabu, yang latihan fisik cuman Iran sama anak-anak yang bisanya di hari Rabu. Karena Taufan bisanya di hari Kamis ya berarti dia ikutnya di hari Kamis. Begitu. Jadi dalam satu hari bisa aja hanya ada beberapa orang yang ikut. Yang penting dalam dua minggu itu, satu orang ikut minimal 5 kali latihan fisik. Kurang dari 5 dinyatakan gugur. Sampai di sini ngerti?"

"Ngerti...."

"Oke, jadi itulah kenapa dijadwalkan setiap hari. Kalian gak bakal latihan setiap hari selama dua minggu kok. Dua minggu itu adalah jadwal yang disiapkan oleh panitia, siapa tau ada yang berhalangan. Kalo misalnya ditentukan latihan fisiknya mulai besok sampe 5 hari berikutnya berturut-turut, mungkin kalian akan kelelahan atau ga bisa karena ada kegiatan lain, jadi bisa gugur. Oke, dipahami ya?"

"Iya kak.."

"Oke, lanjut ke peraturannya." Kak Rio berhenti bicara, lalu menulis di papan tulis.

Peraturan untuk mengikuti latihan fisik. Di antaranya adalah pakaian dan atribut. Kami segera mencatatnya. Fiuh, sepertinya harus berlatih keras nih. Sanggup nggak ya?

Asik mencatat sambil mendengarkan penjelasan Kak Rio, tiba-tiba Kak Andra nongol dari luar dan masuk ke dalam ruangan.

"Sori telat. Jalanan macet," ujarnya sambil duduk di dekat Kak Rio. Oh my God, kerennya....

Iran melirikku sejenak dengan tatapan penuh arti. Aku diam-diam nyengir.

"Oh iya, nanti panitia akan mendampingi kalian latihan fisik. Ada tiga panitia. Saya sendiri, Andra, dan Faril. Untuk sementara Faril belum bisa hadir, mungkin nanti bisa diliat saat latihan fisik. Trus......" Kak Rio berpikir sejenak.

Kulirik lagi ke Kak Andra. Dia diam saja sambil memandangi Kak Rio.

"Oh iya, ada yang mau bertanya?"

"Kak, saya..." ujar Iran

"Iya.. silakan."

"Kalo udah latihan fisik, tahap selanjutnya apa Kak?"

"Oke, jadi setelah latihan fisik akan ada pemberian materi seputar PMR, setelah itu kita akan praktikkan secara langsung. Misalkan materi tentang pertolongan pertama, bagaimana menolong orang yang pingsan atau kecelakaan dan lain sebagainya, nanti kita akan praktikkan cara menolong orang yang pingsan itu, dan sebagainya. Yah nantilah kita bahas lebih lanjut. Kalian siapkan fisik saja dulu untuk ikut latihan fisik. Oke?"

"Iya Kak."

"Ada yang mau disampein ga, Dra?" Kak Rio bertanya pada Kak Andra. Yang ditanya hanya menggeleng.

"Oke kalo gitu, masih ada pertanyaan lagi?" Kak Rio memandang kami.

Karena semua diam, maka Kak Rio berkata, "Oke karena udah gak ada pertanyaan lagi, technical meeting kita kali ini sampai di sini. Sampai bertemu di latihan fisik hari Sabtu jam setengah 4 sore. Ingat jangan pernah telat. Ibaratnya dalam menolong korban, telat 1 detik aja, itu bisa jadi maut bagi si korban. Oke ya, sampai jumpa.. Terima kasih untuk kehadiran Adik-adik..."

***

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang