Aku tidak begitu konsen mengikuti latihan fisik. Masih teringat obrolanku dengan Iran tentang Kak Andra. Stylenya yang seperti junky, kelakuannya yang suka menyendiri, tapi lepas dari itu semua, Kak Andra sama aja dengan cowok-cowok lain. Nggak ada yang aneh. Masa sih dia pemake? Iran ada-ada aja.
"Lari gak pake melamun!"
Aku terhenyak. Di depanku sudah ada Kak Andra dengan tatapan tajamnya. Aku melirik Iran yang diam-diam memberi isyarat, "cuek aja."
Aku berusaha untuk tidak menyengir. Untung saja Kak Andra cepat kembali berlari ke depan. Huh. Aku lupa kalau aku tidak boleh melakukan hal-hal yang memancing Kak Andra untuk berkomentar pedis.
"Ngelamunin apa lo, Va?" bisik Iran.
"Sssst.. jangan ngomong dulu Ran, ntar kena tegur lagi," bisikku tanpa menoleh.
Latihan fisik hari ini selesai dengan aman, walaupun ada insiden aku kedapatan melamun oleh Kak Andra. Tapi nggak papa deh, yang penting nggak ada insiden debat pendapat lagi.
Setelah Kak Andra selesai mengabsen, aku dan teman-teman lainnya beres-beres. Tau-tau Geo menghampiriku sambil membawa segulung kertas putih.
"Va...." panggil Geo."Iya, kenapa Geo?" tanyaku.
"Nih yang aku janjiin kemarin...." Geo menyodorkan kertas itu.
"Oh iya ya, hehehe....."
Baru saja aku akan mengambilnya, Antoni sudah merebutnya duluan.
"Apaan nih?" Antoni membuka gulungan kertas itu dan matanya terbelalak sejenak.
"WOW! Ini kan gambar muka lo, Va!" seru Antoni, yang mengundang perhatian teman-teman lainnya, termasuk Kak Andra.
"Iya, itu emang Riva," Geo tersenyum tenang.
"Cieeee.... yang digambarin ama Geo!" seru Iran nggak kalah heboh. "Liat dong Toni... awww mirip banget aslinya!"
Semua berkerumun mengamati gambar Geo. Duh, wajahku mungkin sudah merah sekarang.
"Eh, kalo kertasnya robek bukan gue yang salah ya!" seruku mencoba tenang.
"Cie cie.... Riva mukanya merah gitu," Fikri menunjuk wajahku.
"Apaan.. ini efek abis lari tau, makanya merah!" aku membela diri.
Selama beberapa menit aku dan Geo menjadi pusat ledekan teman-teman. Duh, salting banget!
Kulihat sejenak ke arah Kak Andra. Kuharap Kak Andra akan menampakkan wajah cemburu, atau sejenisnya, tapi ternyata dia hanya mengambil tasnya dan berlalu tanpa minat.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Datang Terlambat
Novela JuvenilAku ingin menunjukkan padamu, bahwa dalam setiap kisah cinta, tak selalu berakhir seperti yang diharapkan. Karena aku, satu di antara yang tak beruntung itu. #1 in ekskul (16/06/2019) #6 in watty2019 (22/07/2019) #21 in fiction (25/07/2019)