Pagi ini aku, Iran, Icha, dan Lita mengobrol seperti biasa sambil menunggu guru. Trending topic yang lagi hot-hot nya siapa lagi kalau bukan aku dan Kak Ian yang sudah berstatus jadian. Icha dan Iran tukang gosip nomor satu yang sedang menjelaskan kepada Lita tentang hubunganku dan Kak Ian. Capek deh. Aku kan nggak bercita-cita jadi artis.
“Va, makan-makan lagi dong. Gue kan kemarin gak ada,” pinta Lita.
“Malesss. Siapa suruh lo gak masuk,” jawabku menjulurkan lidah.
“Dih, gue kan sakit. Lagian mana gue tau kemarin lo ama Kak Ian nraktir anak-anak,” sungut Lita cemberut.
Icha dan Iran tertawa.
“Lo sakit di saat yang gak tepat sih, Lit.”
“Yeee kalian mah enak. Liat aja Va, tar gue jadian ama Geo gak gue traktir lo. Pokoknya gue gak bikin traktiran. Titik!” Lita pura-pura ngambek.
“Gak traktiran ntar jadian lo cuman sehari udah gitu putus.”
“Ih, jahat banget sih Cha!” Lita mendorong bahu Icha jengkel. “Kirain lo soulmate gue, gak ngedukung gue banget.”
“Siapa suruh lo gak mau traktiran. Ya gak Ran, Va?” Icha mencari dukungan.
“Yoiiiiii.....” giliranku tertawa.
Lita menghela nafas. Bete.
“Yaudah yaudah, tar deh ya makan-makan part 2 tapiiiii.... gue traktir Lita aja,” ujarku cepat sebelum Iran dan Icha mulai bersorak kegirangan. Pede banget bakalan ditraktir lagi.
“Yaelah Va, pelit kok dipelihara? Kan kemarin Kak Ian yang bayarin kita, lo nya cuman pansos doang. Nebeng atas nama padahal gak nraktir.”
“Ya kan Kak Ian udah mewakili gue, gimana sih?” Aku berusaha membela diri. Meskipun aku punya uang jajan berlebih tapi kan aku juga tetap harus menabung. Jaga-jaga siapa tau nanti pengen beli sesuatu yang penting.
“Gimana, Lit? Yes or no?” tanyaku lagi.
“Yes dong!” Lita buru-buru menjawab. “Jadi gue aja ya yang ditraktir. Yeeee....”
“Tar gantian, awas lo ingkar janji!” ancamku mengingatkan.
Lita terbahak sejenak tapi akhirnya ia mengiyakan.
“Yah gapapa lah, yang penting gue udah pernah ditraktir,” Iran akhirnya menyerah. “Tar gue nyicip punya lo ya Lit, hehehe.”
“Gak modal! Eh Ran, lo sendiri kapan jadiannya ama kakak lo? Kak Imran kan?” kali ini Lita menebak dengan benar nama kakak gebetan Iran.
“Tenang aja, kalo jodoh gak bakal ke mana kok,” sahut Iran tenang.
“Iya... jodoh gak ke mana, tapi saingan ada di mana-mana. Tar nyesel lo Kak Imran disambar orang,” Icha mengingatkan.
“Ishh apaan sih, ya jangan dong! Gue udah pedekate dari dulu,” jawab Iran bersungut. Ia tidak rela Kak Imran diambil cewek lain.
“Gak papa, biar kita bergiliran aja jadiannya. Kalo semuanya samaan, gak bakal ada traktiran, ya kan?” Lita menghibur Iran. Bisa aja nih calon Miss Geo melihat dari sisi positifnya.
Tiba-tiba Dedy berseru dari bangkunya, “Va, nonton basket gak lo nanti sore?”
Aku menaikkan alis sejenak lalu menggeleng. “Gak deh, Ded.”
“Ya elah, support dong si Mas Bro... support!” Dedy memanas-manasi.
Ih apaan sih? Aku ya malu lah harus sendirian menonton Kak Ian latihan basket bersama teman-temannya, meskipun katanya ada anak-anak lain yang ikut menonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Datang Terlambat
Teen FictionAku ingin menunjukkan padamu, bahwa dalam setiap kisah cinta, tak selalu berakhir seperti yang diharapkan. Karena aku, satu di antara yang tak beruntung itu. #1 in ekskul (16/06/2019) #6 in watty2019 (22/07/2019) #21 in fiction (25/07/2019)