Malam ini aku rebahan sambil bolak balik kiri kanan tidak jelas. Aduh sumpah deh, masalah olimpiade ini lumayan bikin pusing. Bisakah aku mengikuti olimpiade nanti dengan persiapan yang mulus dan tenang? Bukannya dengan pikiran soal hubungan percintaan Geo dan Lita? Kenapa Pak Ihsan tidak kunjung muncul di sekolah? Masa guru tapi jarang masuk mengajar? Pak Ihsan tau gak sih ada dua muridnya yang harus dibina demi membawa nama sekolah? Kenapa gue dilarang dekat-dekat Kak Aris, padahal dia jago banget materi olimpiade komputer. Walaupun dia preman sekolah, tapi otaknya encer. Dan dia baik padaku, dia juga sopan kepada Mama dan Papa. Lagipula Kak Ian tidak melarangku berteman dengan Kak Aris. Tapi kenapa teman-teman melarangku berteman dengan Kak Aris? Kenapa Geo selalu menjauhkanku dari Kak Aris? Trus aku harus belajar dengan siapa kalau bukan dengan Geo?
Rasanya ingin curhat kepada seseorang.
Apa sebaiknya aku curhat kepada Kak Ian? Aku yakin dia tidak mungkin cemburu, bahkan kemungkinan besar Kak Ian mungkin memiliki solusi atas masalahku ini. Tapi..... Kak Ian sudah offline sejak tadi. Ia sepertinya sudah tidur karena kelelahan dengan latihan basket sesorean tadi.
Curhat dengan Iran? Kan tadi sudah, bahkan Iran belum punya solusi. Ia hanya menyarankan agar aku bertanya kepada Kak Ian, atau Geo.
Curhat kepada Geo?
Beep... beep...
Aku membuka ponsel yang berbunyi dua kali. Ada pesan chat. Dari Geo. Segera kubaca.
<Geofan> hei, udah tidur belum?
<Aku> belum Geo, knp?
<Geofan> aku ada materi baru nih :D
<Geofan> dapat dari situs berbayar, lumayan buat bahan belajar
<Geofan> soal kemarin kayaknya bisa nih pake materi ini
<Aku> boleh patungan gak bayarnya
<Geofan> buat apa
<Aku> pengen juga materinya
<Geofan> hahaha ambil aja Va, gausah bayar segala
<Geofan> kapan mau belajar bareng lagi? aku print out aja ya materinya biar enak dipelajari
Duh... Geo bertanya kapan belajar bareng. Aku yang masih bimbang jadinya tambah bimbang. Tanya gak ya, tanya gak ya?
<Aku> boleh nanya sesuatu gak Geo?
<Geofan> boleh
Setelah menghela nafas, aku akhirnya memberanikan diri bertanya.
<Aku> emang gak papa kalo kita belajar bareng?
<Geofan> Justru aku dari kemarin nanya gitu kan
<Aku> ya aku gak papa, kan belajar buat persiapan olimpiade
<Aku> Mama papaku juga izinin kok
<Geofan> kalo Kak Ian?
Aku mengerutkan dahi. Kak Ian? Oh iya, Geo kan tahu aku pacaran dengan Kak Ian. Memang sih, aku belum memberitahu Kak Ian. Lagipula dia juga tidak pernah bertanya aku belajar dengan siapa.
<Aku> Belum bilang sih
<Geofan> aku pikir kamu udah bilang ke Kak Ian
<Geofan> mending kamu tanya aja dulu, jangan sampe gak dibolehin. aku gak enak
<Aku> justru aku yang gak enak sama lita
<Geofan> santai aja sih kalo lita
<Geofan> kamu tanya kak ian dulu ya baru kabarin aku kalo bisa :)
<Geofan> good night Va :)
Seolah sudah mendapatkan solusi dari ketidakenakanku pada Lita, Geo sudah menjawabnya sendiri. Tetapi, kenapa harus merasa tidak enak pada Kak Ian? Karena kami sudah jelas pacaran, sementara Geo dan Lita masih sebatas gebetan? Ya sudahlah, besok pagi aku akan bertanya pada Kak Ian. Sekarang waktunya tidur. Setidaknya aku sudah merasa sedikit lebih lega.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Datang Terlambat
Fiksi RemajaAku ingin menunjukkan padamu, bahwa dalam setiap kisah cinta, tak selalu berakhir seperti yang diharapkan. Karena aku, satu di antara yang tak beruntung itu. #1 in ekskul (16/06/2019) #6 in watty2019 (22/07/2019) #21 in fiction (25/07/2019)