"Pagi-pagi tumben gak asem, malah senyum-senyum terus!" Iran menyapaku.
Aku makin tersenyum. Kulihat wajahnya sendiri sedang ceria.
"Ada kabar apaan nih?"
"Kenapa gue yang ditanyain? Kan lo yang lagi seneng.."
"Liat tuh muka lo, senyum juga terus dari tadi.."
"Hahaha, gimana ya? Lo duluan deh Va, yang ngasih tau. Baru gue."
Aku mencibir. Tapi kemudian aku jadi bimbang. Cerita apa nggak ya? Aduh. Mungkin belum saatnya nih.
"Eh malah ngelamun," Iran menepuk lenganku pelan. Aku menyengir.
"Gue abis mimpiin Kak Andra!" terpaksa aku menjawab yang lain.
"Hahahaha.. cie, kebawa mimpi," Iran menggodaku sambil mendorong-dorong lenganku.
"Ih. Biarin..." aku menjulurkan lidah.
Nggak bohong sih, aku memang memimpikan Kak Andra semalam, tapi bukan itu alasan sebenarnya aku tersenyum-senyum pagi ini di kelas.
"Tapi sayang lo cuman mimpi Va. Gue dong.. nyata mennn.. hahaha!" Iran terbahak. Aku mengerutkan dahi.
"Jadi alasan lo sendiri apa, sampe senyum-senyum gitu?"
"Ngg... nih..." Iran menunjukkan ponselnya.
Aku segera mengambilnya dan menatap layar ponsel yang sudah menunjukkan isi sebuah sms.
"Lo diajak ikut olimpiade kimia Ran? Waaaah..."
"Iya Va.. dan yang ngajak itu Kak Imran loh. Huwaaaa......" Iran mulai histeris, heboh. Aku terpaksa menutup mulutnya lagi.
"Diem gak?" ancamku.
Iran mengangguk cepat. Dia mengatur nafasnya setelah tanganku kulepas dari mulutnya.
"Oke slow... slow..." sahutku menahan tawa melihat ekspresi Iran yang masih mengatur nafas.
"Kapan olimpiadenya? Kok gue gak tau ya? Gak diajak, lagi."
"Sebenarnya emang blom diumumin sih Va tentang olimpiadenya, rencana bentar jam istirahat, temen-temennya Kak Tama sama Kak Imran bakal dateng ke sini buat ngumumin tentang olimpiade. Mereka kan sesepuh olimpiade selama 2 tahun kemarin, jadi sekarang lagi nyari generasi penerus sebelum lulus. Nah.. kebetulan gue semalem smsan sama Kak Imran, biasaaaa.. hahaha. Jadi Kak Imran ngasih tau duluan tentang kabar olimpiadenya."
"Oh..." aku manggut-manggut. Hampir saja aku menuduh Kak Imran pilih kasih hihihi.
"Eh tapi gak cuman kimia aja loh Va, ada biologi, matematika, yah MIPA gitu deh.. plus komputer sama astronomi. Kali aja lo minat salah satunya."
"Komputer yang kayak gimana sih Ran? Kalo seputaran aplikasi di komputer sih mungkin gue ngerti dikit ya. Soalnya kalo ikut kimia, aduh otak gue lalod nih."
"Tau tuh.. lo tanya aja ntar kalo mereka datang," Iran menyarankan.
"Hmm iya juga. Gak sia-sia lo smsan sama Kak Imran semalam, dapet info baru hahahahaha..."
Iran menepuk dadanya sambil nyengir bangga.*
Benar saja, Kak Imran cs datang ke kelas saat bel istirahat berbunyi. Mereka tampak memegang kertas-kertas dan pulpen. Sebagai juru bicara, Kak Tama menjelaskan tentang kabar akan diadakan olimpiade yang memang tiap tahun diadakan.
"Jadi olimpiadenya bertahap, diadain di sekolah masing-masing dulu. Kalo lolos, bakal maju ke tingkat kabupaten, kemudian provinsi, kemudian nasional. Kita fokusin ke kelas 1 dan kelas 2 buat ikutan olimpiade, karena emang sebenarnya kelas 3 kan udah mesti fokus belajar buat persiapan UAN nanti. Cuman tetap ada beberapa kami yang bakal ikut lagi buat nemenin adik-adik."
Kemudian Kak Tama menjelaskan lebih lanjut, dan meminta siapa di antara kami yang berminat ikut olimpiade. Iran mengacungkan tangan. Nih anak rajin bener bertanya. Mentang-mentang ada Kak Imran, ckckck.
"Kak, gimana kalo kita pengen ikutan tapi blom jago banget?"
"Oke, jadi kita udah nyiapin program buat persiapan olimpiade. Udah turun temurun sih, jadi di sini guru-guru di masing-masing bidang bakal jadi koordinatornya, kemudian senior kelas 3 yang udah pengalaman olimpiade bakal ngasih bimbingan intens buat adik-adik peserta untuk lebih mendalami lagi bidang yang akan diikuti. Misalnya Pak Ahmad ya dalam bidang kimia, beliau bakal jadi koordinator yang juga akan ikut membimbing, tapi kami bakal ikut bantu beliau buat bimbing adik-adik. Karena kita juga paham pasti beliau sibuk jadi gak bisa rutin tiap hari membimbing. Sama juga dengan bidang Biologi, Ibu Tati jadi koordinatornya, kemudian senior kelas 3 yang jago biologi bakal bantu membimbing. Kayak gitu."
"Jadi kalo kalian punya minat besar, misalnya kimia ya, trus kalian pengen ikutan olimpiade, gak papa. Ikut aja, nanti kan bakal diseleksi buat lanjut ke tahap selanjutnya. Yang penting mau belajar dan belajar," Kak Tama tersenyum.
"Ada pertanyaan lagi?"
"Bimbingannya tiap hari Kak?" tanyaku.
"Soal waktu bimbingan, kita bakal omongin kemudian. Kita butuh list nama-nama yang bakal ikutan. Jadi setelah kalian tulis nama, kelas, dan nomor hp di sini, kita akan hubungin kalian untuk rapat membahas jadwal bimbingan," Kak Tama mengacungkan kertas-kertas yang dipegang oleh Kak Imran.
"Hmm..." aku dan teman-teman lainnya mengangguk paham.
"Oke ya, penjelasan Kakak cukup dipahami kan. Jadi di bagian atas kertas ada nama bidang mapelnya, yang tertarik Kimia isi di kertas yang ada tulisannya kimia aja, begitu juga dengan mapel lain. Pilih satu mapel aja ya yang paling pengen kalian ikuti," Kak Tama kemudian menoleh kepada Kak Imran.
"Bagiin kertasnya aja sekarang..."Kak Imran kemudian membagi kertas kepada Sandy dan Ryan sebagai orang yang mejanya berada di pojok kanan depan.
"Kalo udah, oper ke meja samping dan seterusnya ya, sampe paling belakang," pesan Kak Imran.
Sambil menunggu kertas-kertas itu tiba di mejaku dan Iran, aku berdiskusi dulu dengan Iran. Tentunya sambil berbisik biar nggak kedengaran.
"Ran, gue pilih mapel apaan nih bagusnya?"
"Lah? Bukannya lo pengen komputer?"
"Tapi gue juga pengen biologi. Kali aja Kak Andra juga ikut olimpiade biologi kan."
"Idih... dasar lo. Niatnya belok gitu," Iran mencibir. Aku terkekeh pelan.
"Tapi gue penasaran juga ama komputer, kalo biologi kan luas banget pelajarannya. Mana ada nama-nama latin lagi, gue nggak bisa hafal..."
"Ya udah saran gue, lo ambil komputer aja kalo lo bisanya komputer."
"Gitu ya?"
"He'eh. Eh.. buru isi gih," Iran menerima kertas dari meja sebelah dan menggeser kertas berisi tulisan Komputer ke mejaku.
Aku berpikir sepersekian detik akhirnya memutuskan untuk ikut olimpiade komputer saja. Fix!
Kulirik kertas yang ditulisi Iran. Ceileh, dia berpegang teguh pada bidang kimia.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Datang Terlambat
Teen FictionAku ingin menunjukkan padamu, bahwa dalam setiap kisah cinta, tak selalu berakhir seperti yang diharapkan. Karena aku, satu di antara yang tak beruntung itu. #1 in ekskul (16/06/2019) #6 in watty2019 (22/07/2019) #21 in fiction (25/07/2019)