Latihan fisik kali ini nggak didampingi Kak Andra, tapi Kak Rio. Sedikit kecewa sih, aku kan berharapnya didampingi Kak Andra. Tapi nggak papa deh.
Pemanasan dilakukan di lapangan, lalu kami berlari berpasangan mengelilingi lapangan. Di ujung jalan, Kak Rio berhenti dan menyuruh kami berjalan jongkok.
"Aduh, paha gue sakit!" keluh Iran berbisik.
Aku diam saja. Tapi ya lumayan sih, jalan jongkok sepanjang 10 meter. Lumayan bikin kram hahahaha. Kami kembali berdiri, dan kali ini Kak Rio menyuruh kami saling menggendong pasangan. Oh my God, aku harus mengangkat Iran di atas punggungku.
"Heh Ran, lo besok diet deh!" bisikku.
Iran terkekeh. Nggak berat-berat amat sih, tapi kan aku baru saja sudah berlari. Otomatis nafas berkurang, dan jadi makin berat rasanya. Iran memeluk leherku.
"Eh.. eh.. geli!" seruku tertawa.
Iran tertawa. Karena tidak tahan, Iran kuturunkan dari punggungku.
"Ah, ngapain lo ketawa! Nambah beban aja, banyak gerak lagi!" gerutuku.
Teman-teman yang lain kadang berhenti juga mengangkat beban. Kak Rio bertepuk tangan, menyuruh kami bertukar posisi. Kali ini Iran yang menggendongku.
"Gue mau gigit leher lo ah! Hahaha.." sahutku berbisik.
Iran melotot. "Nih kalo lo gigit," Iran menyodorkan tinjunya.
"Hahaha.. peace deh, peaceee.."
Selesai mengangkat beban, Kak Rio menyuruh kami berlari lagi sampai tempat semula. Lalu kami kembali ke sekolah. Well, latihan fisik hari ini lumayan nggak berat.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Datang Terlambat
Teen FictionAku ingin menunjukkan padamu, bahwa dalam setiap kisah cinta, tak selalu berakhir seperti yang diharapkan. Karena aku, satu di antara yang tak beruntung itu. #1 in ekskul (16/06/2019) #6 in watty2019 (22/07/2019) #21 in fiction (25/07/2019)