Malaikat Hidup Ku part 7

1.8K 85 0
                                    

Sesuatu yang tidak mungkin pasti akan dapat terjadi...

Saat Ify masuk kedalam rumahnya, Ify melihat Ibu nya yang sedang mengobati luka di lutut Ray. Ify berjalan mendekati Ibu dan adiknya. Merasa ada yang masuk ibu pun menolehkan wajahnya dan yang ia lihat adalah Ify .
"Kamu dari mana aja nak ? Kok baru pulang ?"tanya ibu. Ify menggelengkan kepalanya.
"Kakak sakit ? Kok wajah kakak pucet ?"tanya Ray khawatir.
"Nggak, Ify nggak apa apa kok, bu. Ify cuma cepek aja, Ify ke kamar dulu ya bu "pamit Ify lalu dia pun beranjak menuju kamarnya.
Ray menundukkan kepalanya, sepertinya kakak nya masih marah kepadanya. Buktinya kakak nya tidak menjawab pertanyaan nya.
"Kamu kenapa Ray ? Kok sedih kayak gitu ? Kamu bertengkar sama kakak kamu ?"tanya Ibu. Bukannya menjawab Ray malah menangis. Ibu menarik Ray kedalam pelukannya.
"Kamu kenapa Ray ? Coba cerita sama ibu "ucap Ibu sambil mengusap kepala Ray dengan penuh kasih sayang.
"Ibu..ayah mana bu, ayah mana ? Ray malu bu sama teman teman Ray hiks..hiks..teman teman Ray selalu ngejek Ray anak haram karena nggak punya haram hiks..hiks..Ray malu Bu "Ibu juga meneteskan air matanya saat mendengar ucapan Ray. Tiba tiba datang Ify yang langsung menarik Ray dari pelukan ibu nya.
"Ify kamu mau bawa Ray kemana ?"teriak Ibu tapi sayang Ify sudah pergi jauh sambil membawa Ray. Ibu menangis keras mengingat kembali masa lalu nya yang harus membuat dia dan anak anak nya menderita seperti ini.
*I.F.Y*
Ify menarik tangan Ray kencang sedangkan Ray hanya bisa pasrah. Ify membawa Ray ke taman kecil yang berada di samping rumahnya. Dia menatap tajam adiknya itu yang sedang menangis.
"Udah berapa kali kakak bilang sama kamu Ray, berhenti buat bahas Ayah di depan ibu. Apa kamu nggak denger ucapan kakak Hah ? "ucap Ify dengan suara yang sengaja ia tinggikan.
"Tap..tapi kak Ray cuma "
"Cuma apa ? Cuma malu karena temen temen kamu punya ayah sedangkan kamu nggak ? Hah ? Jawab kakak "bentak Ify lagi. Ray kali ini sudah tidak dapat mengontrol emosinya lagi. Dia mendorong Ify kasar sehingga membuat Ify jatuh terduduk di kursi yang memang disediakan oleh ibu nya di taman ini. Ray menatap tajam balik Ify. Dia mencengkeram kuat bahu kakaknya itu.
Ify menahan erangan atau rasa sakit pada bahunya yang Ray dicengkeram oleh Ray. Rasanya memang sangat menyakitkan.
"Iya kak, Ray malu. Ray malu karena Ray nggak punya ayah, Ray malu dikatain terus anak haram sama temen temen Ray. Ray sakit, hati Ray sakit, kak. Ray juga pengen kak kayak temen temen Ray, yang bisa main sama ayah nya, yang selalu di ajak jalan sama ayah nya. Ray mau kayak gitu juga, kak"bentak Ray dengan air mata yang lebih deras lagi membasahi kedua pipinya. Bahkan cengkeraman nya kini malah bertambah kuat sehingga membuat Ify tidak bisa menahan erangan nya.
"Arghh.."erang Ify karena merasakan bahunya begitu sakit sekali. Karena tidak ingin semakin berlarut-larut Ify pun dengan kasar menyentakan tangan Ray sehingga membuat Ray melepaskan cengkeraman nya. Ify bangkit sambil menatap Ray sangat tajam sekali. Tangan Ify terangkat satu berniat untuk menampar adiknya itu sedangkan Ray hanya dapat pasrah sambil menutup matanya.
"Kakak sama kayak kamu Ray, emang kamu fikir kakak nggak malu apa ? Hah ? Kakak juga malu Ray, kakak juga malu. Tapi kakak berusaha buat nutupin semua itu, kakak nggak pernah cerita semua itu karena kakak nggak mau ngebuat ibu sedih "ucap Ify yang membuat Ray membuka matanya. Ray terdiam melihat kakak nya yang sekarang sudah menangis.
"Kakak "lirih Ray. Baru pertama kali lah Ray melihat Ify menangis dan itu karena dia . Dada Ray sesak saat melihat air mata itu jatuh dari mata kakak nya.
Ify menghapus air mata ny secara kasar lalu kembali menatap adik nya tajam.
"Kalau kamu memang malu dengan kondisi kamu sekarang lebih baik kamu pergi aja Ray, kalau kamu memang malu tinggal sama kakak dan ibu "ucap Ify yang membuat Ray membelalakan matanya.
"Lo ngusir gue kak "bentak Ray. Ify tertawa sinis.
"Gue ? Elo ? Wah sejak adik gue ini pake kata bahasa kayak gitu hebat "ucap Ify sambil menggelengkan kepalanya dan bertepuk tangan. Ray mengepalkan tangannya dia sudah tidak tahan lagi.
PLAKK...
Dengan emosi yang sudah memuncak Ray pun menampar kerasa pipi Ify. Sangat keras sampai kepala Ify pun menjadi miring. Ify tersenyum sinis menahan rasa panas dan perih karena tamparan dari adiknya itu. Bahkan darah segar mulai mengalir dari sudut bibirnya.
Sedangkan Ray hanya bisa mengepalkan tangannya yang saat ini sedang bergetar. Dia tidak menyangka dengan apa yang dia lakukan tadi.
Ify mencengkeram tangan Ray lalu berniat melayangkan tamparan ke pipi Ray sedangkan Ray langsung menutup matanya. Tapi itu semua terhenti saat sebuah tangan menahan lengan Ify.
Ify menolehkan wajahnya lalu membelalakan matanya.
"Elo''kaget Ify, Ray pun membuka matanya dan ikut membelalakan matanya.

Bersambung....

 Malaikat Hidup Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang