Keesokan harinya...
Rio membantu Ify untuk naik ke kursi roda. Ya, setelah mendapatkan ijin dari dokter, Rio pun langsung memberitahu Ify jika Ify bisa pulang hari ini. Tapi setiap 1 minggu sekali Ify harus ke rumah sakit untuk melakukan kemoterapi.
"Lo nggak kuliah ?"tanya Ify. Rio tersenyum.
"Tenang aja sayang. Gue kuliah kok. Gua dapet jam siang "ucap Rio. Pipi Ify terasa memanas saat Rio mengucapkan kata sayang.
"Wah pipi lo merah banget kenapa nih "ledek Rio. Ify pun langsung menutup wajahnya.
"Apaan sih lo, udah cepetan gue mau pulang "ucap Ify.
"Iya iya "ucap Rio. Lalu dia pun mendorong kursi roda Ify.
*********
Ray sedang termenung di kelasnya. Tiba-tiba saja ada yang melemparkan sebuah lap kaca yang sangat kotor ke wajahnya. Ray mendesis. Ini pasti ulah dari Deva !
"Hahaha...wajah lo mirip banget sama lap itu. SAMA SAMA MURAHAN"ucap Deva. Ray menatap Deva tajam. Sudah cukup semuanya.
"Wah kayaknya si murahan marah nih, aaa ..tatut "ucap Deva lalu tertawa bersama Ozy.
BUGH...
Ray yang sudah emosi pun menonjok pipi Deva yang membuat Deva jatuh.
''Jaga ucapan lo "ucap Ray marah. Deva berdiri lalu membalas menonjok Ray.
"Lo ! BERANI LO SAMA GUA HAH ! "bentak Deva.
Ray mencengkeram kuat tangan Deva sehingga membuat Deva kesakitan.
"Selama ini gue diam bukan berarti gue takut dengan lo. Setiap hari gue harus nahan diri gue buat nggak mukulin lo. Bagimana perasaan lo jika lo berada di posisi gue sekarang ? Setiap hari lo harus terima mendengar kata kata cacian, hinaan kepada lo. Di bulli setiap hari. Di jadikan kacung, gimana perasaaan lo Dev "teriak Ray yang membuat semua yang ada di kelas menatap ke arahnya dan Deva.
Ray mendorong Deva sehingga Deva jatuh tersungkur.
"Sakit kan Dev ?" tanya Ray kepada Deva yang kesakitan.
"Itu nggak seberapa dengan sakit hati gue selama ini ke lo. Nggak sebanding dengan apa yang udah lo perbuat kepada gue selama ini. Nggak sebanding Dev "teriak Ray. Matanya mulai memanas.
"Apa menurut lo orang miskin seperti gue nggak pantas untuk sekolah disini ? Apa menurut lo orang miskin seperti gue nggak pantas untuk bersahabat ataupun bergaul dengan orang kaya seperti lo ? Apa menurut lo orang seperti gue ini nggak pantas untuk bersekolah ? Berteman ? Dan merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang pelajar ? Jawab Dev, apa gue nggak pantas "bentak Ray namun Deva hanya diam.
"Apa sehina itu gue di mata lo ? Apa semurahan itu gue di mata lo ? "bentak Ray lagi. Ray tidak peduli dengan tatapan teman teman nya saat ini kepada nya.
"Bukankah bhineka tunggal ika dibuat untuk menyatukan perbedaan ? Apa menurut lo gue si miskin ini nggak pantas untuk bersanding dan bersahabat dengan lo yang kaya ? " tanya Ray begitu menyayat. Ray kembali menonjok pipi Deva karena emosi nya yang sudah meluap.
Tiba tiba..
"RAY APA YANG SEDANG KAMU LAKUKAN " terdengar suara Bu Ira. Ray menghentikan aksi nya. Bu ira mendekati Deva lalu membantu Deva berdiri dan menatap Ray tajam.
"Kenapa kamu memukuli Deva ?"tanya bu Ira marah.
"Karena Ray udah nggak kuat buta nahan semuanya lagi, bu. Di bulli setiap hari, di hina setiap hari. Ray sudah nggak kuat lagi "ucap Ray. Namun sepertinya Bi Ira tidak percaya.
"Ikut ibu ke ruang BP "ucap Bu Ira.
"Apa karena Deva adalah anak dari pemilik sekolah ini jadi ibu takut untuk menghukum Deva ? Bukankah 1 minggu yang lalu ibu pernah melihat Deva dan yang lainnya membuli Ray. Tapi kenapa Ibu nggak pernah menghukum Deva ?"tanya Ray lirih. Bu Ira menatap Ray tajam.
"Besok ibu kamu harus datang ke sekolah "ucap Bu Ira marah. Bu Ira pun membantu Deva ke UKS sedangkan Deva hanya tersenyum sinis melihat Ray.
Ray membiarkan saja cairan bening dari matanya itu turun. Mengapa tidak ada keadilan baginya.
"Sabar ya murahan "ejek Ozy. Lalu dia pun meninggalkan Ray yang saat ini hanya dapat menundukkan kepalanya.
"Ibu, kak Ify. Apakah Ray begitu hina dimata teman teman Ray ? Sampai sampai mereka tega melakukan ini semua kepada Ray"Bersambung...
*Nggak terasa udah part 50 aja ya. Vote and comment ya biar semangat *
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Hidup Ku
RomanceMembencinya ?.. Ya aku sangat membencinya. Merindukan nya ? ..Ya aku juga sangat merindukan nya. Aku membencinya namun aku juga merindukan nya bahkan sangat merindukan nya. Sempat terselip rasa iri kepada semua orang yang masih memiliki sosok pah...