Rio menatap sendu wajah mama nya lalu menghela nafasnya.
"Jawab Ma "ucap Rio. Mamanya memejamkan matanya sambil menghembuskan nafasnya pelan.
"Iya nak "ucap Mama nya yang membuat air mata Rio akhirnya jatuh.
"Apa itu semua gara gara Rio ?"tanya Rio lagi. Mamanya dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Nggak sayang ini semua bukan karena kamu. Ini semua memang udah keputusan mama sama papa "ucap Mamanya.
"Udah mendingan kita liat Ify aja yuk "ucap Mamanya lalu dia pun mendorong kursi roda Rio. Rio menghapus air matanya sambil menghembuskan nafasnya kasar.
*******
Ray tampak gelisah di dalam kamarnya. Sudah berapa kali dia menghubungi Rio namun Rio tidak mengangkatnya. Ada apa ini sebenarnya ?
DRTTT..
Tiba tiba ponsel nya berdering pertanda ada panggilan masuk. Ray pun langsung mengangkat nya tanpa melihat nama dari orang yang menelpon nya.
"Halo kak Rio, gimana kak ? Kak Ify baik baik aja kan ?"
"R--Ray.."
"Deva !"
"Ray tolo..tolongin gue. Gue..gue mohon "
"Lo..lo kenapa ? Lo dimana sekarang ?"
"Arghhhh...sakittt "
"Dev...Dev, lo kenapa ? Jawab gue ?"
"Gue...arghh..gue di sekolah arghh.."
"Lo jangan khawatir gue ke sekolah sekarang "
BEP..
Ray mematikan sambungan ponsel nya. Dengan cepat dia pun berganti pakaian dan pergi menuju sekolah nya.
***************
CLEK..
Rio dan mamanya sudah sampai di dalam kamar ruang rawat Ify. Ayah hanya menyambut mereka berdua dengan senyum nya.
"Hallo Rio, kamu baik baik saja kan ?"tanya Ayah sambil tersenyum. Rio membalas senyum man ayah.
"Rio baik baik saja kok, om "ucap Rio. Mama Rio mengedarkan pandangannya.
"Ibu Ify dimana ? Tadi dia ada kan ?"tanya Mama Rio. Seketika senyum ayah kembali memudar.
"Kenapa om ? Ibu dimana ?"tanya Rio.
"Ibu..ibu..dia sudah meninggal "ucap Ayah dengan air mata yang kembali jatuh. Rio dan mamanya sama sama terkejut.
"NNggak nggak. Om pasti bercanda kan ? Ibu nggak mungkin meninggal om, nggak mungkin "ucap Rio tidak percaya sambil menggelengkan kepalanya.
"Om tidak sedang bercanda Rio. Ibu baru saja meninggal "ucap Ayah dengan air mata yang semakin deras mengalir.
TES..
Air mata Rio juga ikut terjatuh begitu saja.
"Kenapa ?"tanya Rio dengan suara bergetar.
"Ibu meninggal saat mendonorkan hati dan ginjal nya untuk Ify "ucap Ayah. Seketika air mata Rio langsung jatuh dengan deras. Mama Rio juga ikut meneteskan air matanya.
"Ibu ? Ibu..om "ucap Rio dengan suara bergetar. Mama Rio merangkul pundak Rio. Mama Rio menatap ayah yang sedang menangis.
"Rio kamu disini dulu ya, temenin Ify. Mama mau bicara sama ayah nya Ify "ucap Mama sambil menghapus air matanya.
"Pak, bisa kita bicara berdua sebentar "ucap Mama Ify.
Ayah menghapus air matanya lalu menganggukan kepalanya.
"Mama tinggal ya"ucap Mama nya sedangkan Rio hanya menganggukan kepalanya saja.
Ayah dan mamanya Rio pun beranjak keluar.
Rio mendorong roda kursi nya mendekati Ify. Dia menggenggam tangan Ify yang terasa hangat. Air matanya kembali jatuh. Rio menundukkan kepalanya menahan isakan nya.
Bayangan wajah ibu yang tersenyum kepadanya, yang selalu bersikap ramah kepadanya membuat hatinya berdenyut sakit. Memang, memang dia bukan mama nya. Tapi entah saat mengetahui jika ibu sudah meninggal membuat hatinya sangat sakit sekali.
Rio menatap wajah Ify. Bahkan saat ini hari nya sangat sakit sekali mendengar kabar ini. Namun yang ada di pikiran Rio saat ini. Bagaimana perasaan Ify saat mengetahui semua ini ? Dia saja yang bukan anak kandung dari ibu Ify sangat merasa sakit dan kehilangan. Apalagi Ify dan Ray ?
"Ayo bangun fy "lirih Rio dengan suara bergetar. Rio mengecup punggung tangan Ify. Lalu mengelus kepala Ify lembut.
*******
Ray sudah sampai di sekolahnya. Sekolah nya tampak sepi karena hari yang sudah semakin sore. Ray berlari ke lapangan dia tidak menemukan siapa siapa. Dia kemudian berlari menuju kelasnya namun dia juga tidak menemukan siapa siapa.
Ray mengepalkan tangannya. Apa Deva sedang menjahilinya ? Ray menggebrakan meja lalu dia pun beranjak ke luar kelas. Namun baru sampai di ambang pintu tiba tiba...
BYURR...
Seluruh badan Ray diguyur oleh air yang jatuh dari atas. Ternyata ini semua adalah jebakan dari Deva. Ray menatap tajam le arah depan lalu dia pun berjalan kembali menuju lapangan.
"Lo Deva keluar lo ! Cemen banget cara lo lakuin semua ini sama gue. Basi tau nggak cara lo "ucap Ray yang terlihat sangat emosi.
Tiba-tiba...PLETAK..
PLETAK..
PLETAK..
PLETAK..
ARGHHHH...BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Hidup Ku
RomanceMembencinya ?.. Ya aku sangat membencinya. Merindukan nya ? ..Ya aku juga sangat merindukan nya. Aku membencinya namun aku juga merindukan nya bahkan sangat merindukan nya. Sempat terselip rasa iri kepada semua orang yang masih memiliki sosok pah...