Malaikat Hidup Ku part 52

1.1K 48 2
                                    

Rio terus menatap Shilla tajam. Bukannya takut Shilla malah tersenyum ke arah Rio.
Shilla mendekati Rio.
"Aku mau bicara sama kamu "ucap Shilla. Rio tersenyumu sinis.
"Tapi sayang, gue malah nggak mah ngomong sama lo "ucap Rio. Shilla mengepalkan tangannya namun tetap tersenyum.
"Beneran nih ? Gimana kalau aku kasih tau papa kamu tentang keadaan Ify "ucap Shilla. Mendengar itu Rio langsung terpelonjak.
"Lo "geram Rio.
"Kenapa ? Ah tapi aku udah keburu kecewa sama kamu. Yaudah kamu tinggal tunggu aja nanti "ucap Shilla. Shilla tersenyum sinis lalu berjalan menuju tempat duduk nya.
Rio menolehkan wajahnya untuk menatap Shilla.
"Lo kenapa,yo ? Ify ? Maksud Shilla ?"tanya Alvin bingung. Rio mendesis lalu mengambil tas nya dan beranjak pergi.
"Rio lo mau kemana ?"tanya Gabriel.
"Laut cari angin "ucap Rio ngasal.
"Dia kenapa sih ?"tanya Cakka bingung.
"Gue nggak tau "ucap Alvin namun tatapan nya menatap Shilla yang asik dengan ponsel nya.
*********
4 jam kemudian...

Bel pulang berbunyi.

"Hahaha...siap siap ya lo bawa ibu lo yang udik itu ke sekolah "ucap Deva sambil tertawa mengejek. Ray menatap Deva tajam tapi kemudian tersenyum sinis.
"Hahaha..iya gue tau kok "ucap Ray. Deva menatap Ray tak percaya begitu pun dengan semunya. Ray berani menjawab ! Wah benar benar menantang.
"Lo "geram Deva. Ray mendekati Deva lalu menepuk bahu Deva.
"Gue tadi bilang kan sama lo. Kalau gue diam bukan berarti gue nggak berani sama lo. Mulai saat ini, lo harus ingat ini. Gue bukanlah Ray yang bisa lo jadikan kacung, dan dengan mudah lo tindas lagi. Gue akan berubah dan gue nggak akan pernah mau menjadi kacung lo lagi "ucap Ray sambil menatap Deva tajam.
GLEK...
Deva meneguk ludah nya sendiri. Baru kali ini dia merasa takut kepada Ray. Tatapan Ray begitu tajam sehingga membuat tubuhnya menjadi merinding.
Ray tersenyum sinis lalu berjalan meninggalkan kelas.
"Arghhhhhh .."teriak Deva kesal.
"Awas aja lo Ray. Gue pastikan lo nggak akan pernah merasa bahagia. Gue jamin itu "teriak Deva kesal.
*********
Rio sekarang sudah berada di depan rumah Ify. Ya. Rio memilih untuk ke rumah Ify dari pada ngampus.
"Permisi "ucap Rio. Rio mengetuk pintu rumah Ify. Namun tetap tidak ada jawaban. Rio pun menjadi khawatir. Namun tiba tiba pintu rumah Ify terbuka dan munculah Ify dengan wajah yang pucat.
"Ify lo kenapa ?"tanya Rio. Ify menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Lo ngapain ke sini. ? Lo nggak ke kampus ?"tanya Ify. Rio menggelengkan kepalanya.
"Gue nggak konsen , besok aja gue ngampus nya. Lagian kan gue udah pinter "ucap Rio bangga. Ify hanya tertawa kecil.
"Fy "pekik Rio saat Ify hendak terjatuh. Rio menahan tubuh Ify. Wajah nya sangat pucat dan bibirnya bergetar.
"Dingin "ucap Ify dengan suara bergetar.
"Lo kenapa ? Gue kan udah bilang sama lo. Istirahat, lo bandel sih "Rio malah memarahi Ify. Rio membawa Ify ke kamar Ify dan menidurkan Ify di kasurnya. Lalu menyelimuti nya dengan selimut.
"Apa ada yang sakit ?"tanya Rio khawatir. Ify menggelengkan kepalanya dengan wajah yang pucat dan tubuh yang menggigil.
"Lo tunggu dulu. Gue ambil komperesan dulu "ucap Rio lalu segera menuju dapur untuk mengambil komperesan . Sedangkan Ify hanya bisa menangis. Ya dia menangis lagi. Sangat dingin sekali sampai sampai Ify merasa jika tubuhnya sedang berbaring di atas balok es. Dingin !.
"Rio..dingin "ucap Ify sambil menangis.





Bersambung...

 Malaikat Hidup Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang