Malaikat Hidup Ku part 72

1.2K 48 2
                                    

  Ray menatap Ayahnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Maksud ayah apa ? Maksud ayah ibu meninggal gitu ? Hahaha..lelucon garing "ucap Ray sambil tertawa hambar.
"Ray "lirih Ayah nya. Dia dengan cepat menarik Ray kedalam pelukannya.
"Maafkan ayah, ayah tidak bisa menjaga ibu kamu dengan baik. Maafkan ayah, maafkan ayah nak "ucap Ayah nya sambil menangis.
"Nggak yah,ibu pasti masih hidup kan ? Ayah cuma ngerjain Ray aja kan ?"tanya Ray yang masih belum percaya.
"Ray ayah serius, ibu kamu sudah tiada dan besok kita akan memakamkan nya "ucap Ayah nya. Ray melepaskan pelukannya.
"Nggak ! Ayah pikir ini lelucon yang lucu gitu ? Nggak yah ! Ibu nggak mungkin ninggalin Ray gitu aja, ibu nggak mungkin tega melakukan itu semua sama Ray dan kak Ify "teriak Ray. Air matanya mulai berjatuhan.
"Ibu udah pernah janji sama Ray. Ibu nggak akan pernah ninggalin Ray sama kak Ify, yah. Ibu udah janji sama Ray. Ibu nggak akan pernah tega melakukan semua ini sama Ray. Nggak hiks..hiks.."ucap Ray sambil menangis. Ayah nya yang tidak tega pun langsung kembali memeluk Ray.
"Ikhlas kan ibu nak, dia pasti juga berat buat pergi ninggalin kita semua "ucap Ayah sambil menangis. Ray menggelengkan kepalanya.
"Nggak yah, Ray nggak mau "teriak Ray. Ray semakin menangis dengan keras. Dia pun melepaskan pelukannya dan berlari masuk kedalam kamarnya.
"Ray tunggu nak "ucap Ayahnya. Tiba tiba ada yang memegang lengan ayah. Ternyata mama nya Rio !
"Biarkan Ray menenangkan dirinya dulu, pak. Dia pasti sangat terpukul "ucap Mama Rio sedangkan ayah hanya menganggukan kepalanya. Dia menghapus air matanya.
"Biar saya bantu menyiapkan semuanya, pak "ucap Mama Rio sedangkan ayah lagi lagi hanya menganggukan kepalanya.
  Sedangkan di luar terlihat Deva yang berdiri mematung. Dia sudah mendengar semua pembicaraan Ray dan ayah nya. Entah mengapa perasaan bersalah langsung menyergap hatinya. Bayangan saat tadi dia menjahili Ray kembali terngiang. Andaikan saja Dia tidak menyuruh Ray untuk datang ke sekolah. Mungkin saja Ray bisa melihat ibu nya untuk yang terakhir kali nya. Tapi apa yang telah dia perbuat saat ini. Dia malah membuat Ray tidak bisa melihat ibu nya lagi. Tanpa sadar setetes demi setetes air matanya mulai berjatuhan.
  Entah mengapa hatinya sangat perih dan sakit sekali. Apa ini juga yang sedang dirasakan oleh Ray ?
                        ********
Dea mengantar Riko dan Shilla ke bandara. Ya, kondisi Shilla memang belum sepenuhnya pulih. Namun karena perintah dari ayahnya, Shilla dan Riko terpaksa harus pergi hari ini juga. Dan Shilla akan dirawat di sana saja sesuai dengan perintah ayah nya.
"Lo harus tepatin janji lo "ucap Dea. Riko menganggukan kepalanya.
"Gue akan tepatin janji gue. Itu udah pasti "ucap Riko sambil tersenyum.
"Gue pergi "ucap Riko sedangkan Dea hanya menganggukan kepalanya saja.
  Riko pun beranjak pergi karena pesawat yang akan di tumpangi nya akan segara lepas landas. Lama kelamaan tubuhnya pun hilang di balik pintu pesawat.
Dea tersenyum sinis melihat kepergian Riko.
"2 tahun ? Gue harus nunggu dia selama 2 tahun buat balas dendam sama cewek sialan itu ? Hahaha...hanya orang gila yang mau lakuin itu. Gue nggak perlu nunggu selama itu. Karena sekarang pun gue bisa habisi Ify saat ini juga di tangan gue "ucap Dea sambil tersenyum sinis.





Bersambung.....

 Malaikat Hidup Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang