Rio sekarang sedang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Luka di pundak nya sudah di obati oleh dokter tadi. Mama nya terus mengusap kepala nya dengan lembut.
"Dia akan baik baik saja. Jangan khawatir "ucap oma sambil menepuk pundak Manda. Manda menganggukan kepalanya.
''Benar Manda, Rio itu anaknya kuat. Dia pasti bisa sembuh "ucap Opa.
"Iya Ma, Pa "ucap Manda sambil tersenyum.
Sementara itu, Ibu sedang menunggu hasil tes kecocokan nya. Dan hasilnya hati dan ginjal ibu ternyata cocok untuk didonorkan kepada Ify.
"Jadi kapan saya bisa mendonorkan hati dan ginjal saya ?"tanya Ibu. Dokter itu mantap ibu haru.
"Kalau ibu siap, hari ini kita bisa melakukan operasi nya "ucap dokter itu. Ibu menganggukan kepalanya.
"Saya siap dok. Lakukan secepatnya, saya hanya ingin anak saya sembuh "ucap Ibu. Dokter itu menganggukan kepalanya.
"Baiklah kalau begitu ibu ikut saya ke ruang operasi "ucap dokter itu. Ibu menganggukan kepalanya yakin.
"Baik dok "ucap ibu. Ayah menatap ibu dengan mata yang berkaca-kaca. Ibu yang menyadari itu hanya tersenyum. Lalu dia pun mengikuti dokter menuju ruang operasi. Yang disusul oleh ayah.
"Suster tolong bawa pasien yang bernama Ify menuju ruangan operasi "ucap Dokter. Suster itu menganggukan kepalanya.
"Baik dokter "ucap suster itu. Lalu dia pun meminta bantuan kepada para medis yang lain untuk membawa Ify menuju ruang operasi.
"Silakan ibu berbaring "ucap Dokter itu. Ibu hanya menganggukan kepalanya lalu membaringkan badannya.
Ayah mendekati ibu lalu memegang tangan ibu.
"Apa kamu yakin ma ?"tanya Ayah dengan suara bergetar.
"Aku yakin yah, ini demi Ify. Anak kita "ucap Ibu. Akhirnya air mata ayah jatuh juga .
"Kenapa harus kamu ? Biar aku aja yang mendonorkan untuk Ify. Jangan kamu ma "ucap Ayah sambil terisak pelan. Ibu tersenyum sambil meringis saat dokter memasangkan infus ke tangannya.
"Aku hanya ingin jika setelah operasi ini selesai. Aku nggak selamat, kan ada kamu yang bisa jagain anak anak lebih dari aku selama ini "ucap Ibu.
"Tapi aku.."
"Aku cinta kamu yah "ucap Ibu sambil meneteskan air matanya. Ayah semakin meneteskan air matanya.
"Aku juga cinta kamu ma. Aku mohon kamu harus tetap hidup ya, jangan tinggalkan aku dan anak anak. Kamu harus janji "ucap Ayah. Ibu hanya tersenyum.
"Aku nggak janji yah "ucap Ibu. Ayah kembali menangis lalu dia pun mendekatkan wajahnya ke wajah ibu. Lalu mencium kening ibu lama dengan air mata yang terus mengalir. Ibu memejamkan matanya membiarkan air matanya kembali mengalir.
Dibelakang nya dokter hanya bisa menatap hary pasangan suami-istri dihadapan nya ini.
Tak lama suster pun datang dengan membawa Ify. Dokter menganggukan kepalanya.
"Operasi nya akan segera dimulai. Harap bapa menunggu di luar "ucap Dokter itu yang membuat ayah melepaskan ciuman nya. Dia menghapus air matanya lalu menatap ibu.
Ibu menganggukan kepalanya. Ayah menghela nafasnya.
"Aku akan tunggu di luar "ucap Ayah. Ibu menganggukan kepalanya.
"Lakukan yang terbaik dokter. Saya mohon "ucap ayah.
"Doakan saja "ucap dokter itu. Ayah pun keluar dari ruangan operasi itu.
"Anda siap ?"tanya dokter itu. Ibu menganggukan kepalanya.
"Baiklah, suster siapkan semuanya. Kita mulai operasi nya sekarang "ucap dokter sambil menyuntikkan obat bius kepada Ibu.
Ibu menolehkan kepalanya menatap Ify yang sedang memejamkan matanya. Ibu tersenyum. Ingin rasanya dia memeluk tubuh anaknya itu.
Lama kelamaan pandangannya mulai mengabur. Obat itu mulai bekerja.
"Ibu sayang kamu Ify. Jaga diri kamu baik baik "batin Ibu. Dan akhirnya ibu pun menutup matanya. Namun air matanya kembali mengalir.
"Ibu titip ayah sama Ray ya "batin Ibu lagi.
Tak ada yang menyangka jika saat ibu memejamkan matanya dan saat air mata ibu turun. Ify juga ikut menitikan air matanya. Dia seakan dapat mendengar suara batin Ibu nya.
Dokter pun melakukan operasi nya. Diluar ayah menunggu dengan gelisah.
"Selamat kedua orang yang aku sayangi ya allah "ucap Ayah sambil meneteskan air matanya.Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Hidup Ku
RomanceMembencinya ?.. Ya aku sangat membencinya. Merindukan nya ? ..Ya aku juga sangat merindukan nya. Aku membencinya namun aku juga merindukan nya bahkan sangat merindukan nya. Sempat terselip rasa iri kepada semua orang yang masih memiliki sosok pah...