Malaikat Hidup Ku part 58

1.1K 62 3
                                    

      Rio menghela nafasnya. Sedari tadi dia tidak melihat Ify. Bahkan pesan yang dia kirimkan kepada Ify pun tidak dibalas.
"Apa jangan-jangan "gumam Rio khawatir.  Rio dengan cepat mengambil tas nya dan berlari keluar. Alvin, Cakka dan Gabriel hanya menatap Rio bingung.
"Rio kenapa sih ? Akhir akhir ini dia jadi tertutup sama kita "ucap Cakka. Alvin menganggukan kepalanya.
"Mau cari tahu ?"tanya Gabriel sambil tersenyum.
"Mau "jawab Alvin dan Cakka serempak.
"Bolos sehari nggak apa apa kali ya ? Kangen bolos gue "ucap Alvin.
"Sama gue juga Vin, jadi inget masa SMA "ucap Cakka yang membuat Alvin terdiam.
"Udah..udah yuk buruan ntar kita ketahuan sama dosen "ucap Gabriel mengalihkan pembicaraan Cakka. Alvin dan Cakka menganggukan kepalanya. Lalu mereka bertiga pun dengan cepat berlari mengejar Rio.
                     ********
  Ify menyuruh teman Ray agar memanggil Deva. Tak lama Deva pun datang bersama Bu Ira.
"Kamu sudah tidak apa apa ?"tanya Bu Ira. Ify hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Deva tersenyum melihat Ray sedangkan Ray hanya menatap Deva tajam .
"Ray "ucap Ify. Ray menghela nafasnya pelan lalu mendekati Deva. Dia mengulurkan tangannya kepada Deva.
"Gue minta maaf Dev. Gue ngaku salah "ucap Ray. Deva tersenyum sinis.
"Gue bakalan maafin lo kalau lo sujud di kaki gue "ucap Deva yang membuat Ray, Ify dan Bu Ira terkejut.
"Deva "bentak Bi Ira.
"Ibu lebih baik diam "ucap Deva seenaknya. Ray melihat kakak nya yang sedang menatapnya dengan tatapan yang hanya Ray yang tahu. Dia menghela nafasnya lagi. Perlahan Ray mulai menjatuhkan tubuhnya dan bersujud di kaki Deva.
"Gue minta maaf "ucap Ray.
  Deg..
  Dada Ify seakan terasa sesak saat melihat adik nya bersujud seperti itu. Perlahan air mata Itu akhirnya turun. Semakin lama semakin deras.
"Oke..oke gue maafin lo. Udah lo berdiri "Ray menuruti ucapan Deva. Deva tersenyum sinis melihat mata Ray yang berkaca-kaca. Dia mendekat ke arah Ray. Lalu membisikkan sesuatu.
"Lo kalah dan gue menang. Lo harus nya tahu diri. Ngaca sana, lo itu nggak pantas buat jadi saingan gue "bisik Deva. Ray mengepalkan tangannya menahan amarahnya dan air matanya yang selalu siap untuk turun.
   Deva pun beranjak meninggalkan UKS disusul dengan Bu Ira. Seketika itu tangis Ray menjadi pecah. Ify pun segera bangkit dan langsung memeluk Ray erat. Sangat erat.
"Sakit kak "ucap Ray sambil menangis. Ify juga ikut menangis.
"Maafin kakak "ucap Ify. Ray mencengkeram kuat baju Ify. Ify dapat mengerti perasaan adiknya. Jika tau akan jadi seperti ini, ify tidak akan menyuruh Ray agar meminta maaf kepada Deva.
   Ify melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah Ray. Air mata Ify kembali turun saat melihat tatapan Ray yang terdapat luka yang sangat besar.
"Kakak percaya sama kamu. Kamu jangan nangis Ray, kakak nggak pernah ngajarin kamu buat jadi anak yang lemah kan ? Hapus air mata kamu ya "Ify menghapus air mata Ray lalu air mata Ify sendiri.
"Dengerin kakak, kakak tau kamu sakit. Kakak tau kamu marah sama dia, tapi kakak nggak mau kamu nangis karena dia. Kakak nggak mau kamu ngeluarin air mata kamu di depan kakak lagi. Kamu ngerti ?"tanya Ify. Ray menganggukan kepalanya.
"Maaf kak "ucap Ray. Ify tersenyum.
"Kita pulang ya "ucap Ify. Ray hanya menganggukan kepalanya.
   Ify dan Ray pun beranjak menuju ruang BK untuk meminta surat izin.
               *************
   Ibu sedang termenung di ruang tamu. Hari ini tidak ada satu pekerjaan apapun untuk nya. Bagaimana ini ?...
  "Bagaimana ini ? Uang tabungan ku sudah habis untuk biaya sekolah Ray dan kuliah Ify. Uang simpanan ku juga sudah habis "ucap Ibu. Matanya sudah berkaca-kaca. Jika anak anak nya pulang nanti. Bagaimana jika mereka ingin makan ? Makanan apa yang harus ia sediakan ? Apakah baru dan daun ?
"Assalamualaikum "ucap seseorang yang membuat ibu terkejut. Ibu sangat kenal dengan suara ini. Ibu menolehkan kepalanya dan akhirnya air matanya pun jatuh.
"Mas Hanafi "lirih Ibu. Pria yang dipanggil mas itu tersenyum. Dia mendekati ibu.
"Gina "ucap Hanafi. Tangis ibu semakin pecah. Hanafi pun dengan cepat memeluk Gina, istrinya.
"Apakah aku bermimpi ? Tidak ini pasti mimpi "ucap ibu sambil menangis.
"Ini aku Gina, ini aku suami mu "ucap Hanafi. Ibu melepaskan pelukannya dan memukul dada Hanafi berulang kali.
"Kemana saja kamu selama ini hiks..hiks..? Apa kamu tidak peduli lagi dengan ku dan anak anak kita hah ? Kamu tau mas, hampir setiap hari mereka selalu menanyakan kamu. Kamu nggak pernah melihat dan mendengar tangisan mereka kan ? Aku mas, Aku. Aku yang selalu melihat dan mendengar semua itu. Kenapa kamu tega sekali kepada kami ?"bentak Ibu sambil menangis.
"Dengarkan mas dulu Gin. Aku melakukan semua ini demi kamu dan anak anak kita. Kamu tau kan, papa mu sangat tidak suka kepada mas karena mas tidak mempunyai pekerjaan yang tetap saat itu. Papa mu selalu membanding bandingkan mas dengan teman kerja papa mu yang mempunyai pekerjaan yang tetap dan bagus. Mas sudah tidak tahan dengan sindiran dan hinaan dari papa mu akhirnya memutuskan untuk pergi mencari pekerjaan ke luar kota. Alhamdulillah mas mendapatkan pekerjaan itu. Mas ragu untuk pulang karena takut jika papa mu masih membenci mas. Waktu mas mendapat kabar jika ibu dan papa mu meninggal mas sangat terkejut dan khawatir. Saat itu mas memutuskan untuk pulang tapi ada sebuah kendala yang membuat mas tidak jadi pulang dan sampai akhirnya mas memutuskan untuk pulang sekarang. Semuanya mas lakukan demi kamu dan anak anak kita Gin. Maafkan mas jika cara yang mas lakukan ini hanya memberikan luka kepada mu dan anak anak kita "jelas Hanafi. Ibu pun langsung kembali memeluk Hanafi.
"Maafkan aku mas. Aku tidak tau jika mas menanggung beban seberat itu "ucap Ibu.
"Kamu nggak perlu minta maaf. Aku yang harus minta maaf sama kamu. Karena sudah meninggalkan kamu dan anak anak kita "ucap Hanafi sedangkan Ibu hanya menganggukan kepalanya.
"Ayah"
   Hanafi dan ibu langsung melepaskan pelukannya.
"Ify, Ray "ucap Hanafi sambil tersenyum. Air matanya langsung jatuh begitu saja saat melihat anak anak nya yang sudah sangat besar.
"Ayahhhhh..."Ify dan Ray langsung berlari dan memeluk Ayah mereka. Ify dan Ray kembali menangis.
"Ayah kemana saja ? Ray kangen sama ayah "ucap Ray sambil menangis.
"Maafkan ayah nak "ucap Hanafi sambil mencium kepala kedua anak nya ini.
"Ayah jahat, ayah pergi ninggalin Ify tanpa pamit. Kenapa ayah pergi gitu aja ?"ucap Ify sambil menangis.
"Ify, Ray. Ayah melakukan ini semua demi kalian berdua dan juga ibu "ucap Ibu yang membuat Ify dan Ray melepaskan pelukan mereka.
"Maksud ibu ?"tanya Ify. Ibu pun mulai menceritakan semuanya. Ify dan Ray kembali menangis. Lalu kembali memeluk Ayah mereka.
"Ify sayang ayah, terima kasih untuk semuanya ayah "ucap Ify.
"Iya yah, terima kasih "ucap Ray.
"Sama sama sayang. Ayah melakukan ini karena ayah sayang kepada kalian berdua "ucap Hanafi. Hanafi menarik tubuh ibu agar ikut memeluk nya.

  Akhirnya harapan Ify terwujud. Bukan, bukan hanya harapan Ify. Tapi harapan Ray dan juga ibu juga terwujud. Orang yang mereka Rindukan, sayangi dan mereka harapkan kehadiran nya akhirnya telah kembali dan kembali menemui mereka. Ayah..
Tak ada ucapan..
Tak ada kata yang bisa diucapkan..
Demi membalas semua jasa mu kepada kami..
Terima kasih untuk semuanya...
Semoga kita dapat terus berkumpul seperti ini...
   Yah. Semoga..



Tamat...


*Hah ! Kok udah tamat lagi sih. Nggak jelas banget. Hahaha tenang aja kok. Ceritanya masih panjang. Ending nya yang sebenarnya juga bukan kayak gini kok. So..masih tetep lanjut atau nggak ? Vote dan comment yang panjang ya biar semangat terus aku *

 Malaikat Hidup Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang