Love...
Rio dan Ify sama sama terdiam dengan fikiran masing masing. Sampai akhirnya Ify membuka suaranya.
"Ya..bukannya Alvin bilang kalau lo lagi sakit ? Tapi kok lo keliatannya baik baik aja. Atau jangan jangan lo bohongin gue lagi "ucap Ify sambil menunjuk Rio dengan jari telunjuk nya.
"Hey..gue beneran sakit tau "balas Rio membela dirinya.
"Sakit apa lo ? Sakit dari hongkong "ucap Ify sambil memutar bola matanya kesal.
"Terserah deh terserah lo "ucap Rio sambil mengembungkan pipinya.
"Jelek lo "ucap Ify sambil tertawa kecil
"Jelek tapi lo suka juga kan ?"goda Rio yang membuat ify menjadi salting.
"Terserah lo deh "ucap Ify yang membuat Rio tertawa.
Dibalik pintu kamar Rio, Alvin tersenyum mendengar percakapan antara Rio dan Ify. Alvin senang saat mendengar tawa Rio yang terdengar sangat bahagia sekali.
"Alyssa gue akan tepati janji gue sama lo. Maaf karena gue harus hadir di antara lo dan Rio saat itu "gumam Alvin.
***********
*nggak apa apa ya di percepat*1 minggu kemudian...
Semakin hari Rio dan Ify terlihat semakin dekat dan seperti susah untuk dipisahkan.
Rio sekarang sedikit demi sedikit sudah tau semua hal tentang Ify begitu pun sebaliknya.
"Fy "panggil Rio sambil melihat Ify yang masih asik berkutat dengan buku yang sedang dibacanya.
"Apa ?"jawab Ify tanpa melihat Rio sedikit pun. Rio membuang nafasnya sebal.
"Ah selalu aja. Belum jadian aja udah di cuekin kayak gini, apalagi kalau nanti gue jadian sama dia "gumam Rio namun masih dapat terdengar oleh Ify.
"Apa lo bilang ?"tanya Ify sambil menatap tajam Rio.
"Hah! Apa ?"Rio malah balik bertanya. Ify melengos.
"Udah ah lupain "ucap Ify lalu dia pun kembali membaca bukunya.
"Fy, pulang yuk. Bentar lagi mau hujan nih "ucap Rio sambil mengadahkan kepalanya menatap langit yang sudah mendung.
Mendengar kata hujan Ify pun langsung memasukan bukunya kedalam tas nya.
"Kita main hujan-hujanan lagi yuk ?"pinta Ify yang memuat Rio terkejut. Bukan, bukan karena permintaan Ify yang membuat Rio terkejut. Namun karena suara Ify saat mengucapkan ucapan nya tadi terdengar bukan seperti suara Ify.
"Nggak ah nanti lo malah sakit lagi. Lo nggak kapok apa "tolak Rio.
"Nggak gue nggak akan sakit lagi, gue janji "ucap Ify. Rio terkekeh, kenapa jika berhubungan dengan hujan sikap dan sifat Ify menjadi berubah seperti ini.
"Yaudah gue temenin lo main hujan-hujanan deh "ucap Rio yang membuat senyum ify mengembang.
"Benarkah gue berhasil merubah lo fy ? Merubah ify yang dingin menjadi Ify yang dulu ?" Batin Rio bertanya-tanya.
Tes...
Hujan mulai turun setetes demi setetes sampai akhirnya turun dengan deras. Ify menyimpan tas nya di kursi taman lalu menarik tangan Rio untuk bermain hujan. Rio tersenyum melihat Ify yang terlihat sangat berbeda dengan Ify yang selama ini dia kenal. Mungkin seperti inilah sifat Ify yang sebenarnya. Hangat,baik, dan selalu tersenyum. Itulah sifat Ify sesungguhnya.
"Kayaknya gue tau hal apa saja yang bisa membuat lo senang "ucap Rio tiba tiba yang membuat Ify menolehkan kepalanya.
"Apa ?"tanya Ify. Rio tersenyum.
"Hujan, pelangi dan piano "jawab Rio. Ify tertawa pelan.
"Kenapa lo ketawa ? Jawaban gue bener kan ?"tanya Rio bingung.
"Salah. Jawaban lo salah. Lagian lo tau dari mana kalau gue suka sama piano ?"tanya Ify. Rio menggaruk tengkuk nya.
"Hehehe...waktu lo sakit gue sempet lihat foto lo lagi main piano sama cowok. Em..lo udah punya pacar ya ?"tanya Rio yang membuat ify terkejut.
Entah mengapa Rio begitu tak suka saat menanyakan dan membahas masalah pria yang bermain piano bersama Ify di dalam foto.
"Oh Tristan "ucap Ify sambil menganggukan kepalanya. Rio menyeritkan kening nya bingung.
"Tristan ? Siapa tuh ? Cowok lo ya ?"tanya Rio beruntun dengan nada tak sukanya. Ify melengos menanggapi Rio.
"Bukan, dia cuma temen gue waktu SMA "jawab Ify.
"Temen apa temen ?"tanya Rio lagi dengan wajah tak sukanya.
"Temen Rio. Lo kenapa sih ? Lo cemburu ?"tanya Ify. Rio menatap dalam mata Ify.
"Iya gue cemburu "jawab Rio sambil terus menatap mata Ify. Ify merasakan jika pipi nya memanas saat ini dan detak jantungnya juga berdetak begitu cepat. Ify menolehkan kepalanya kearah lain untuk menghindari tatapan mata Rio.
"Kita pulang aja yo, gue udah kedinginan "ucap Ify mengalihkan pembicaraan. Namun Rio tidak menggubris nya.
"Ya...Rio apa yang lo lakuin ? Turunin gue " teriak Ify karena Rio tiba tiba saja menggendongnya. Rio hanya tersenyum melihat Ify.
"Apa lo ingat ? Kita juga pernah melakukan ini saat di bukit. Dan saat disanalah gue baru menyadari jika perasaan ini memang tumbuh dengan sendirinya "Ify hanya terdiam mendengar ucapan Rio. Rio menatap dalam mata Ify begitupun Ify.
"Ify gue cinta sama lo "lirih Rio. Ify hanya tersenyum dalam hatinya. Perasaanya benar-benar terbalaskan. Namun Ify masih ragu, haruskah dia menerima Rio ?
"Apa gue boleh jujur sama lo ?"tanya Ify. Rio menganggukan kepalanya. Ify tersenyum begitu manis dan tulus kearah Rio yang membuat Rio terdiam di tempat.
"Gue .."
"Gue apa ?"tanya Rio.
"Gue..gue mau pulang, badan gue udah kedinginan banget "ucap Ify watados sedangkan Rio hanya bisa membuka mulutnya sedikit(menganga). Rio pikir Ify akan mengutarakan perasaanya padanya, namun salah. Sangat salah.
"Yaudah kita pulang "Rio menurunkan Ify lalu dia pun berjalan mendahului Ify sedangkan Ify hanya melengos saja lalu mengikuti Rio dari belakang.
Sebenarnya bukan itu yang ingin Ify katakan kepada Rio. Yang sebenarnya ingin Ify katakan kepada Rio adalah tentang perasaannya yang sebenarnya. Namun Ify masih belum yakin dan karena satu hal Ify belum bisa menerima Rio.
"Gue juga cinta sama lo "Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Hidup Ku
RomanceMembencinya ?.. Ya aku sangat membencinya. Merindukan nya ? ..Ya aku juga sangat merindukan nya. Aku membencinya namun aku juga merindukan nya bahkan sangat merindukan nya. Sempat terselip rasa iri kepada semua orang yang masih memiliki sosok pah...