Rio dan Ify kembali terduduk di atas rerumputan hijau sambil meminum minuman mereka berdua. Sesaat mereka terdiam lalu kemudian mereka tertawa.
"Hahaha.."tawa Rio dan Ify pecah.
"Lo kenapa ketawa ?"tanya Rio. Ify menggelengkan kepalanya.
"Nggak tau, kalau lo ?"tanya Ify.
"Sama "jawab Rio lalu mereka berdua pun kembali tertawa.
"Wah matahari terbenam "ucap Ify antusias sambil menunjuk ke arah depan. Rio juga menatap kearah depan.
"Lo baru kali ini liat matahari terbenam secara langsung kayak gini ?"tanya Rio.
"Nggak pertama kali juga sih "jawab Ify. Rio menganggukan kepalanya.
"Lo suka sama matahari ? Kenapa ?"tanya Rio. Ify tersenyum tanpa menolehkan kepalanya.
"Entahlah, gue suka aja sama sinarnya. Cahaya nya yang terang yang mampu buat gue semangat. Matahari nggak pernah lelah untuk memberi cahaya dan kebahagian untuk seluruh umat manusia di bumi, dia nggak pernah absen sedikit pun dari bumi. Bahkan walaupun dia harus membagi sedikit cahaya nya kepada bulan tapi dia tetap bisa memberikan cahaya untuk manusia di bumi. Gue kadang suka marah sama orang yang bilang kalau matahari itu pembawa malapetaka "ucap Ify dengan wajah kesalnya.
"Pembawa malapetaka ? Maksudnya ?"tanya Rio bingung.
"Ya, gue pernah denger temen gue bilang kayak gitu. Jujur gue marah banget, coba lo bayangin. Kalau memang matahari pembawa malapetaka buat apa tuhan nyiptain matahari kalau gitu ? Justru matahari itu adalah sumber kehidupan dan kebahagian manusia di bumi. Memang matahari juga bisa memberikan dampak yang negatif tapi kan kebanyakan matahari itu membawa banyak dampak positif untuk manusia. Contohnya aja kita, saat ini gue merasa tenang saat melihat sinar matahari yang begitu terlihat indah. Saat pagi hari juga, kita dapat merasakan sinar nya yang memang belum terlalu panas dan itu juga bisa membuat kita tenang. Jadi menurut gue matahari adalah motivator tersendiri buat gue "ucap Ify panjang lebar sambil tersenyum. Rio juga ikut tersenyum melihat Ify.
"Tapi gue lebih suka sama bintang "ucap Rio yang membuat Ify menolehkan kepalanya.
"Kenapa ?"tanya Ify. Rio tersenyum.
"Karena bintang itu mandiri. Dia nggak pernah minta sedikit pun cahaya dari matahari seperti bulan. Dia memancarkan cahaya nya sendiri tanpa bantuan dari berbagai planet mana pun. Bintang itu indah, dia banyak disukai oleh setiap orang. Saat orang sedih mereka selalu melihat bintang dan setelah itu mereka akan merasa tenang. Bintang itu memang terlihat kecil dari bumi tapi sebenarnya bintang itu besar banget, cahaya nya yang sederhana tapi dia nggak pernah bosan untuk memperlihatkan cahaya nya kepada kita saat malam hari "ucap Rio panjang lebar. Ify tersenyum.
"Makasih ya "ucap Ify. Rio menyeritkan keningnya.
"Makasih karena lo udah bisa membuat gue bahagia selama beberapa hari ini, makasih karena lo ..gue jadi sering tersenyum sekarang "ucap Ify sambil tersenyum. Rio juga ikut tersenyum.
"Nggak perlu bilang makasih "ucap Rio. Ify hanya tersenyum lalu dia pun menatap kearah matahari lagi yang saat ini hanya tinggal setengah dan mungkin beberapa menit lagi akan benar benar terbenam.
"Fy "ucap Rio.
"Hem"jawab Ify pendek.
"Apa bener gue udah buat lo bahagia ? Kalau itu memang benar seperti apa yang lo ucapkan tadi, apa gue juga bisa membuat hidup lo menjadi lebih bahagia lagi. Bukan sebatas teman tapi lebih dari itu "ucap Rio. Ify menolehkan wajahnya menatap Rio tak percaya.
"Lo "ucap Ify ...
"Apa lo mau jadi pacar gue ? Apa boleh gue hadir di dalam kehidupan lo " Tanya Rio.Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Hidup Ku
RomanceMembencinya ?.. Ya aku sangat membencinya. Merindukan nya ? ..Ya aku juga sangat merindukan nya. Aku membencinya namun aku juga merindukan nya bahkan sangat merindukan nya. Sempat terselip rasa iri kepada semua orang yang masih memiliki sosok pah...