Malaikat Hidup Ku part 22

1.4K 63 0
                                    

    Rio dan Ify sudah sampai di depan Rumah Ify.
"Nggak masuk dulu ? Masih hujan juga "tanya Ify menawarkan. Rio menaikan satu alisnya.
"Wah sejak kapan lo jadi baik begini ?"tanya Rio dengan wajah yang membuat Ify menatap Rio sebal.
"Yaudah kalau nggak mau, gue nggak maksa "ucap Ify dengan penuh penekanan lalu dia pun masuk kedalam rumahnya dan membanting pintunya keras. Sedangkan Rio hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Ify. Lalu dia pun beranjak dari rumah Ify menuju mobilnya.
                       *****
  Ify langsung masuk kedalam kamarnya, saat Ify masuk rumah sepi. Ibu nya mungkin sedang di kamar dan Ray sedang tidur, begitulah yang Ify pikirkan. Ify membersihkan dirinya lalu mengganti bajunya yang basah dengan baju yang kering. Ify duduk di kasur nya dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya. Tiba tiba..
  Tes..
Darah mengalir dari hidung Ify yang membuat Ify terkejut. Namun Ify mencoba untuk tetap tenang lalu dia pun mengambil handuk kecil lalu membersihkan darah yang terus mengalir.
"Apa ini efek gara-gara gue hujan hujanan tadi ? Tapi baru pertama kali gue kayak gini. Walaupun gue hujan-hujanan gue juga nggak pernah mimisan kayak gini "gumam Ify.
"Awss.." ringis Ify karena tiba tiba saja kepalanya berdenyut sakit. Apalagi ini ?
"Ibu..Ray "panggil Ify karena kepalanya semakin sakit saja. Ify memegangi kepalanya dan meremasnya.
  BRUK..
Ify langsung tak sadarkan diri di kasurnya. Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada gadis ini.
                     *******
  Rio mengendarai mobilnya sambil terus senyum-senyum sendiri. Ah, Ify benar benar sudah membuat Rio jatuh cinta.
"Ify gue makin cinta sama lo "ucap Rio sambil tersenyum. Yak, Rio. Ify sedang dalam kesusahan!
      Akhirnya Rio sampai di rumahnya. Rio keluar dari mobilnya dan langsung masuk kedalam rumahnya.
"Rio kamu sudah pulang "Rio tersenyum kearah mama nya yang saat ini sedang duduk di sofa ruang tamu sambil membaca sebuah majalah. Rio menghampiri mama nya lalu duduk di samping mama nya.
"Mama "ucap Rio manja sambil menyenderkan kepalanya di bahu mama nya itu sambil terus tersenyum.
"Wah apa ini ? Kenapa anak mama yang tampan ini senyum senyum sendiri ? Hayo kamu lagi jatuh cinta ya, yo ?"tanya Manda-mama Rio- kepada Rio yang saat ini terlihat malu.
"Mama kok tahu sih "ucap Rio malu malu. Manda terkekeh melihat kelakuan anak nya itu.
"Mama kan pernah muda juga Rio, mama tahu lah bagaimana ciri orang yang sedang jatuh cinta "jawab Manda sambil tersenyum. Manda menyimpan majalah nya lalu menatap Rio.
"Siapa gadis yang sudah membuat kamu jatuh cinta ? Ayo kenalkan sama mama, mama kan jadi penasaran "ucap Manda. "Namanya If..."
"Bicara apa kalian "ucapan Rio terpotong oleh suara seseorang.
"Papa "ucap Rio kaget. Zeth-papa Rio- berjalan mendekati Rio dan Manda.
"Pa..papa kok sudah pulang "ucap Manda gugup. Zeth menghiraukan pertanyaan istrinya itu. Dia menatap Rio tajam.
"Kamu nggak boleh memiliki pacar, Rio. Dan kamu nggak boleh dekat dengan gadis manapun karena papa sudah menjodohkan kamu dengan anak teman papa "Rio membelalakan matanya mendengar ucapan papa nya itu begitupun dengan Manda.
"Pa..papa nggak bisa berbuat kayak gitu dong sama Rio. Rio nggak mau dijodohkan, Pa "ucap Rio sambil berdiri.
"Kamu nggak boleh membantah papa,Rio. Pokoknya kamu harus mau menerima perjodohan ini "bentak Zeth.
"Nggak Rio nggak mau "Rio balik membentak papa nya.
     Plak..
"Sudah berani kamu membentak dan melawan papa. Mau jadi anak durhaka kamu ! "bentak Zeth. Rio memegangi pipi kanan nya yang di tampar oleh papa nya. Sedangkan Manda hanya bisa membelalakan matanya melihat semua itu.
"Pa, apa-apaan kamu ! Kenapa kamu tampar anak kamu sendiri "bentak Manda yang tidak terima melihat anaknya di tampar seperti itu.
"Wah kamu juga sudah berani melawan ku. Kamu juga mau seperti anak mu ini, kamu mau menjadi istri durhaka ? Hah..kenapa aku harus menikahi wanita seperti mu " Manda dan Rio terkejut mendengar ucapan Zeth yang begitu menyakiti hati Manda.
"Kamu keterlaluan Pa "bentak Manda yang membuat Zeth menatapnya tajam. Tangan Zeth terangkat ke atas dan berniat untuk memukul Manda namun niatnya itu terhenti saat melihat Manda yang sudah meneteskan air matanya. Zeth dan Rio sama sama terpaku melihat Manda yang menangis.
"Kenapa kamu jadi diam ? Ayo pukul aku, Pa. Biar papa puas, pukul, pa "bentak Manda sambil menangis. Zeth terpaku melihat istrinya menangis seperti itu.
"Kemasi barang kamu, Rio. Kita pergi kerumah oma "Zeth dan Rio sama sama membelalakan matanya mendengar ucapan Manda sedangkan Manda sendiri langsung pergi menuju kamarnya.
"Ma..Mama "teriak Rio lalu dia pun menyusul mama nya ke kamar.
   Zeth hanya dapat terdiam di tempatnya, dia menyesal karena telah membentak istrinya dan telah menyakiti hati istrinya.  Dia pun dengan cepat menyusul istrinya itu.
     Manda mengemasi barang nya dengan air mata yangsng terus mengalir di pipinya.
"Ma "panggil Rio.
"Mama kan bilang sama kamu buat kemasi barang kamu Rio "ucap Manda dengan isakan kecilnya. Oh tuhan, hati Rio seperti di tikam oleh pisau yang sangat tajam saat mendengar suara isakan ibu nya itu. Rio berjalan mendekati Manda lalu memeluk Manda.
"Ma, mama jangan seperti ini. Mama jangan menangis, hati Rio sakit saat melihat air mata mama "Manda semakin menangis mendengar ucapan Rio.
"Mama sayang kamu, Rio. Kamu tahu, berapa lama mama menunggu untuk memilik kamu saat itu. Berapa lama mama berharap kepada tuhan hanya demi memiliki anak dan disaat mama sudah memiliki nya, tapi dengan teganya papa kamu menyakiti kamu setelah mama dan papa sudah melewati masa sulit itu. Begitu mudahnya papa kamu menampar kamu tanpa memikirkan perasaan kamu "Rio melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata mama nya.
"Ma, lihat Rio. Rio nggak apa-apa "Manda menggelengkan kepalanya. Tangannya menyentuh pipi kanan Rio yang terlihat merah akibat tamparan tadi.
"Ini pasti sakit. Maafkan papa mu ya, Rio "air mata Manda kembali mengalir dan dengan cepat Rio kembali memeluk tubuh mama nya itu. Pandangan Rio bertemu dengan Zeth yang saat ini sedang berdiri di ambang pintu. Rio yang mengerti dengan tatapan itu pun melepaskan pelukannya lalu pergi dan membiarkan Zeth bicara kepada Mama nya.
"Ma "Manda memalingkan wajahnya saat mendengar suara suaminya itu. Air matanya semakin deras mengalir, Manda kembali mengemasi barangnya. Zeth menahan tangan Manda yang hendak memasukan baju nya kedalam koper.
"Maafkan aku "ucap Zeth terdengar lirih. Manda menepis tangan Zeth yang membuat Zeth terperangah. Zeth yakin jika sudah seperti ini, berarti dia sudah sangat menyakiti hati istrinya ini.
"Lihat aku, ma "ucap Zeth namun Manda tidak menggubris nya.
"Besok aku akan urus perceraian kita "Zeth membelalakan matanya mendengar ucapan Manda. Hatinya seperti ditusuk oleh 1000 duri. Sakit!
"Bicara apa kamu ini ? Cerai ? Cerai apa ?"bentak Zeth. Manda menatap Zeth dengan tatapan yang sulit diartikan namun sepertinya Zeth dapat mengerti arti dari tatapan istrinya itu. Dan benar saja, Zeth langsung terdiam di tempat.
"Kenapa aku harus menikahi wanita seperti mu " Manda mengulang kembali ucapan Zeth yang membuat Zeth terdiam. Air mata Manda kembali jatuh namun dengan segera ia menghapus nya.
"Papa tahu ucapan papa itu telah membuktikan jika papa sudah bosan hidup bersama mama "Zeth menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak bermaksud seperti itu, Ma. Papa .."
"Pa "Zeth menatap Manda tepat di mata Manda. Zeth dapat melihat tatapan Manda yang memancarkan kekecewaan dan kesedihan.
"Apa begitu mudah untuk papa menyakiti anak papa sendiri ? Papa ingat kan, perjuangan kita selama ini untuk mendapatkan anak. Untuk memiliki Rio. Tapi kenapa Papa dengan mudah menyakiti anak papa sendiri, darah daging, papa. Rio anak papa, pa. Dia bukan orang lain. Dia juga sama seperti remaja remaja pada umumnya yang berhak untuk mengatur hidup nya sendiri, Rio nggak suka di kekang, Pa "ucap Manda dengan air mata yang semakin deras mengalir di pipi nya sedangkan Zeth hanya terdiam.
"Ma, papa melakukan ini demi kebahagian Rio. Papa tidak ingin Rio salah memilih "Manda tertawa kecil mendengar ucapan Zeth.
"Apa kamu menjamin jika pilihan mu itu adalah yang terbaik untuk anak mu ?"





Bersambung....

 Malaikat Hidup Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang