2 hari kemudian...
Rio masuk kedalam ruang rawat Ify. Sudah 2 hari Ify tertidur di kasur rumah sakit ini. Rio meletakan bunga matahari yang sudah dimasukan kedalam vas bunga yang dia beli tadi.
"Gue nggak tau bunga apa yang lo suka. Tapi tadi gue ingat saat lo bilang kalau matahari adalah motivator lo, gue jadi berfikir jika lo suka sama bunga matahari" ucap Rio sambil tersenyum. Rio mengusap rambut ify lembut.
"Udah 2 hari lo tidur, 2 hari lo diemin gue kayak gini. Apa lo nggak kangen sama gue, ibu lo, Ray. Apa lo nggak mau liat kita semua lagi "ucap Rio. Entah mengapa rasa perih itu kembali menghantam hatinya. Rio menggenggam tangan Ify lalu mencium nya.
"Gue akan tunggu, gue akan tunggu sampai lo membuka mata lo itu "ucap Rio.
CLEK...
Pintu dibuka oleh dokter. Rio pun melepaskan genggaman tangannya.
"Selamat siang "sapa dokter itu. Rio tersenyum.
"Siang dok "balas Rio.
"Biar saja cek dulu ya kondisi pasien "ucap dokter. Rio menganggukan kepalanya. Dokter pun memeriksa Ify.
"Syukurlah kondisi pasien sekarang sudah semakin membaik "ucap Dokter itu sambil tersenyum.
"Dokter, apakah penyakit Ify benar benar sudah parah ? Apakah tidak ada jalan keluar untuk menyembuhkan Ify ?"tanya Rio. Dokter itu tersenyum lalu menepuk pundak Rio.
"Semuanya hanya bisa kita pasrahkan kepada sang maha pencipta, dek. Tapi ada dua cara untuk menyembuhkan pasien "ucap Dokter itu. Mata Rio berbinar.
"Apa itu dok ? Berapa pun biaya nya akan saya bayar asalkan Ify sembuh "ucap Rio.
"Cara pertama adalah dengan donor sumsum tulang belakang tapi itu pun harus benar benar yang cocok dengan pasien. Jika cara yang pertama tidak bisa, maka kita harus melakukan cara yang kedua, yaitu kemoterapi "ucap Dokter itu.
Deg..
Rio langsung terdiam. Kemoterapi ? Ify harus kemoterapi ? Tidak, Rio tidak bisa membayangkannya. Rio sangat tahu betapa sakit dari dampak yang ditimbulkan dari kemoterapi. Rio tidak ingin Ify merasakan itu. Tapi tidak ada cara lain.
"Tapi dok, kemoterapi ? Ap..apa tidak ada cara lain ?"tanya Rio penuh harap. Dokter itu menggelengkan kepalanya yang membuat tulang Rio seakan dilucuti semua.
"Dok, apa boleh saya minta tolong ?"tanya Rio. Sang dokter menganggukan kepalanya.
"Apa dokter bisa melakukan pemeriksaan ulang kepada Ify ? Saya masih tidak percaya jika Ify mengidap penyakit itu "ucap Rio. Dokter itu menganggukan kepalanya.
"Baiklah kalau begitu. Saya akan melakukan pemeriksaan laboratorium ulang kepada pasien. Mungkin hasilnya bisa adek ambil besok "ucap Dokter itu. Rio tersenyum.
"Kalau begitu saya permisi "ucap Dokter itu. Rio hanya menganggukan kepalanya. Lalu dokter itu pun beranjak pergi.
Setelah dokter itu pergi, Rio pun duduk di kursi samping tempat Ify sekarang terbaring. Rio kembali menggenggam tangan Ify.
"Gue yakin jika hasil yang keluar pasti hasilnya negatif. Gue yakin itu. Jadi lo jangan takut ya "ucap Rio.
*******
Riko tergesa-gesa menghampiri Shilla yang saat ini sedang duduk di gazebo rumah nya.
"Shilla gue udah dapet informasi tentang Ify "ucap Riko saat sudah berada di samping Shilla.
"Beneran ?"tanya Shilla. Riko menganggukan kepalanya.
"Gue tadi nggak sengaja ngeliat Rio beli bunga. Ya, terus karena gue penasaran tuh bunga mau di kasih ke siapa, gue ikutin Rio. Gue kaget karena Rio masuk ke rumah sakit. Secara nggak langsung, gue tebak. Kalau itu bunga buat Ify yang lagi ada di rumah sakit gara gara kejadian yang lalu. Dan 100% gue yakin kalau yang nemuin Ify itu Rio "ucap Riko panjang lebar.
"Rumah sakit ? Rumah sakit mana ?"tanya Shilla antusias.
"Gue tau alamat nya, sekarang lo siap-siap kita ke rumah sakit itu sekrang juga "ucap Riko. Shilla menganggukan kepalanya lalu berlari menuju kamarnya. Ini kesempatan yang bagus ! Setidaknya dia bisa memastikan jika Ify tidak meninggal dan dia tidak terus dihantui oleh rasa bersalah.
10 menit kemudian...
"Ayo ko "ucap Shilla. Riko menganggukan kepalanya lalu mereka berdua pun dengan cepat masuk kedalam mobil Riko dan cepat pergi menuju rumah sakit. Mama Shilla yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Dasar anak muda "gumam mama Shilla.
********
Shilla dan Riko sudah sampai di rumah sakit dimana Ify dirawat. Shilla dan Riko menanyakan kepada perawat rumah sakit ini dimana kamar rawat Ify. Dan akhirnya mereka pun sampai di kamar rawat Ify.
Shilla membuka pintu rawat Ify dan terkejut saat melihat Rio begitupun sebaliknya.
"Shilla ? Lo ngapain disini ?"tanya Rio yang masih kaget.
"Kamu ...Ri..Rio. kam..kamu "ucap Shilla gugup. Tiba tiba Riko langsung masuk dan berdiri di samping nya dan itu kembali membuat Rio terkejut.
"Lo "kaget Rio.
"Kalian berdua ngapain disini ?"tanya Rio.
"Aku..aku. Mau jengukin Ify, iya jengukin Ify "ucap Shilla sambil tersenyum.
Rio terlihat sedang mengingat sesuatu.
"Lo, lo berdua kan yang udah nyelakain Ify sampai kayak gini ?"tanya Rio yang membuat Shilla terkejut begitu pun dengan Riko.
"Rio.."lirih Shilla.
"Oh, gue ngerti. Ini semua adalah rencana kalian berdua kan. Lo nyuruh Riko buat ngehadang gue dan berpura- pura sok akrab sama gue biar lo bisa nyelakain Ify kan ?"tanya Rio sambil menunjuk Shilla.
"Ri..Rio bukan gitu maksud aku. Aku beneran nggak sengaja buat Ify jadi kayak gini. Ak..aku .."
"Oh jadi bener kalau lo yang udah nyelakain Ify "ucap Rio. Wajah Shilla langsung pucat.
"Lo kenapa lakuin itu ? Ify salah apa sama lo ? Ify ngelakuin apa sampai sampai lo tega buat dia jadi koma kayak gini ? Kenapa Shill ? Kenapa ?"Bentak Rio sambil memegang bahu Shilla. Air mata Shilla langsung jatuh.
"Ak..hiks..aku nggak sengaja "
"Nggak sengaja gimana Shilla ? Lo "Rio mengangkat tangannya hendak menampar Shilla namun Riko menahan tangannya.
"Gue nggak akan membiarkan siapapun ngelukain sodara gue, entah itu temen nya atau pun lo tunangan nya "ucap Riko sambil menatap Rio tajam. Rio menatap Riko tak kalah tajam. Dia membalas mencengkeram tangan Riko yang membuat Riko meringis kesakitan.
"Bayangin kalau lo yang ada di posisi gue. Gimana perasaan lo saat melihat orang yang lo sayangi dan lo cintai terbaring koma kayak gini gara gara cewek lain yang nggak suka lo sama pacar lo bareng bareng ? Gimana perasaan lo ?"bentak Rio. Riko terdiam. Ucapan Rio begitu memojokkan nya.
Rio melepaskan cengkeraman tangan nya dan berniat menonjok Riko namun niatnya ia urungkan saat mendengar suara Ify.
"Rio "suara itu terdengar di telinga Rio. Suara yang sangat ia rindukan. Rio membelikannya badannya lalu terkejut saat melihat Ify yang perlahan mulai membuka matanya. Rio pun langsung mendekati Ify. Rio menggenggam tangan Ify.
"Ify lo bangun ? Ini gue fy, gue Rio "ucap Rio. Perlahan mata Ify kembali tertutup lagi namun bibir Ify masih menyebutkan nama Rio.
Rio memencet tombol di samping tempat tidur Ify dan tak lama dokter dan perawat pun datang dan langsung memeriksa Ify.
"Bagimana dok ? Ify nggak kenapa-napa kan ?"tanya Rio khawatir. Dokter itu menggelengkan kepalanya.
"Syukurlah, keadaan Ify semakin membaik. Mungkin tubuhnya masih terlalu lemah saat ini. Tapi beberapa jam kemudian dia akan lebih baik lagi "ucap dokter.
"Terima kasih dok "ucap Rio sambil tersenyum sedangkan dokter hanya menganggukan kepalanya lalu beranjak keluar bersama perawat.
Rio tersenyum menatap Ify tapi dia pun tersadar jika Riko dan Shilla masih ada di sini. Rio pun kembali meembalikannya Badan nya.
"Gue lagi nggak mau ribut sekarang. Mendingan kalian berdua pergi, sebelum gue berubah fikiran "ucap Rio sambil menatap Shilla dan Riko datar.
"Rio.."lirih Shilla. Riko menggenggam tangan Shilla.
"Ayo Shill "ucap Riko sambil menarik Shilla pergi.
Setelah Riko dan Shilla pergi. Rio hanya menghembuskan nafas beratnya. Namun senyum nya kembali mengembang saat Ify kembali menggumamkan namanya. Rio kembali mendekati Ify dan menggenggam tangan Ify.
"Rio.."ucap Ify pelan. Rio mengusap kepala Ify lembut.
"Iya fy, gue disini. Ayo buka mata lo gue ada disini fy "ucap Rio. Tak lama Ify pun perlahan membuka matanya yang membuat senyum Rio mengembang.
"Rio "lirih Ify sambil meneteskan matanya. Rio menghapus air mata Ify lembut.
"Iya fy, gue disini. Gue nggak kemana mana "ucap Rio.
"Jangan tinggalin gue, gue takut sendiri. Gue takut Rio "lirih Ify lemah. Rio semakin mengeratkan genggaman tangan nya pada Ify.
"Gue nggak akan tinggalin lo, gue nggak akan membiarkan lo sendirian. Gue kan udah janji sama lo. Jadi lo jangan takut ya "ucap Rio sambil tersenyum.
"Gue takut lo ninggalin gue "lirih Ify lagi. Rio perlahan mendekatkan wajahnya kepada Ify lalu mencium pelan dahi Ify yang membuat Ify memejamkan matanya.
"Gue nggak akan tinggalin lo, gue janji itu "bisik Rio yang membuat air mata Ify kembali menetes namun dengan cepat dan lembut Rio menghapus air mata Ify.
"Tapi..gue justru yang takut kalau lo yang akan ninggalin gue Ify "Bersambung...
*Hai..udah lama nggak update. Yaudah deh sebagai permintaan maaf dari aku, aku post nya sedikit panjang. Jadi vote ya dan yang penting comment biar aku tambah semangat buat ngetik nya. Bye, sampai ketemu di part selanjutnya *
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Hidup Ku
RomanceMembencinya ?.. Ya aku sangat membencinya. Merindukan nya ? ..Ya aku juga sangat merindukan nya. Aku membencinya namun aku juga merindukan nya bahkan sangat merindukan nya. Sempat terselip rasa iri kepada semua orang yang masih memiliki sosok pah...