Malaikat Hidup Ku part 14

1.5K 69 2
                                    

Ku rasa aku memang mencintai nya...

Rio mengendarai mobilnya dengan perasaan yang campur aduk. Rio memberhentikan laju mobilnya, tangannya terkepal keras memegang stir. Tatapan nya juga tajam sekarang.
"Bego, kenapa lo harus khawatir banget sama orang yang jelas jelas nggak butuh bantuan lo sih "maki Rio kepada dirinya sendiri. Rio menggelengkan kepalanya.
"Dia bilang kalau dia nggak butuh bantuan dari gue kan. Oke "Rio pun kembali menjalankan mobilnya menuju rumah nya yang letaknya memang tidak jauh dari rumah Ify.
*I.F.Y*
Ify sudah selesai membersihkan dirinya, dia sedang menatap dirinya di cermin. Ify menghela nafas nya pelan.
"Apa gue bisa menjadi Ify yang dulu ? Bahkan gue sekarang udah lupa gimana Ify yang dulu "lirih Ify. Ify membuka laci lemari, dia mengambil selembar foto yang terdapat gambar Ify dan ayahnya. Ify tersenyum getir melihat gambar dirinya bersama ayah nya.
"Andai aja ayah nggak ninggalin Ify sama ibu dan Ray, mungkin Ify nggak akan menjadi seperti ini "Ify berbicara kepada foto yang sedang di pegang nya.
"Apa ayah tahu ? Ify sangat rindu sama ayah, ayah lagi apa sekarang ? Apa ayah juga rindu sama Ify ? Kenapa ayah ninggalin Ify ? Apa ayah udah nggak sayang lagi sama Ify ? Jawab Ify, ayah "air mata Ify akhirnya sudah tidak dapat di tahan lagi dan Ify membiarkan saja air mata itu turun. Ify mendekap foto itu seolah dia sedang memeluk ayah nya. Tapi yang membuatnya terkejut adalah saat dia mendengar suara ibu nya yang terus menyebut nama Ray. Perasaan Ify menjadi tidak enak, Ify menyimpan kembali foto itu ke laci lemari nya lalu dia pun beranjak menuju kamar Ray.
*******
Ify menghampiri ibu yang terus mengetuk pintu kamar adiknya sambil terus memanggil nama adiknya.
"Kenapa, bu ?"tanya Ify yang membuat Ibu menolehkan kepalanya. Ibu menggelengkan kepalanya.
"Dari tadi Ray nggak keluar-keluar dari kamarnya, ibu jadi khawatir sama dia fy "jawab Ibu. "Biar Ify yang bujuk Ray, bu. Ibu istirahat aja ya "ucap Ify. Ibu menggelengkan kepalanya.
"Bu, ibu harus istirahat. Ibu jangan khawatirin Ray, Ray biar Ify aja yang urus. Sekarang ibu ke kamar ya, istirahat "ucap Ify lagi dan ibu hanya bisa menganggukan kepalanya pasrah. Lalu dia pun pergi menuju kamarnya.
Ify menghela nafas nya, lalu Ify pun mengetuk pintu kamar adiknya itu.
"Ray buka pintu nya, ini kakak "ucap Ify tapi tidak ada respon apapun dari Ray.
"Ray kakak bilang buka pintunya, kamu jangan kayak anak kecil "suara Ify sengaja Ify keras kan agar Ray mau membuka pintu kamarnya.
"Kalau kamu nggak buka pintu nya, kakak dobrak pintu kamar kamu "ancam Ify tapi Ray tetap tidak merespon. Kesabaran Ify akhirnya habis. Tak ada pilihan lain.
Brakkk..

Dalam sekali hentakan, Ify langsung mendobrak pintu kamar Ray dengan sekuat tenaga sampai pintu Ray akhirnya bisa terbuka.
"Ray kamu it...Ray! " Ify membelalakan matanya melihat adiknya yang terbaring di kasur nya dengan wajah yang pucat dan badan yang terlihat gemetar.
"Ray kamu kenapa ?"ucap Ify panik sambil memegang pundak Ray. Ray perlahan membuka matanya.
"Dingin kak "ucap Ray lemah, Ify sekarang menjadi panik sendiri.
Ify berlari keluar dan kembali lagi dengan membawa baskom yang berisi air dan kompresan.
Ify meletakan baskom dan kompresan itu di meja lalu dia berjalan menuju lemari Ray. Ify mengambil selimut lalu menyelimuti nya ke tubuh Ray.
Ify mencelupkan kain kompresan ke baskom lalu memeras nya dan menempelkan nya ke dahi Ray.
"Kamu tunggu disini Ray "Ify kembali keluar dari kamar Ray. Ify berjalan tergesa-gesa menuju kamar nya. Ify mengambil semangkuk bubur yang tadi ibu bawa untuk nya. Setelah itu Ify berjalan menuju dapur untuk membawa obat dan air.
Ify kembali menuju kamar Ray.
"Makan dulu baru makan obat "Ify membantu Ray duduk lalu menyuapi Ray. Ify menyuapi Ray dengan sabar.
"Kakak sekarang udah kayak kak Ify yang dulu. Ray mohon kakak jangan berubah lagi ya "batin Ray penuh harap.
"Udah kak, perut Ray nya nggak enak "Ify menghela nafas nya lalu menganggukan kepalanya pasrah.
"Yaudah kalau gitu kamu minum obat dulu "ucap Ify sambil memberikan obat kepada Ray dan langsung diminum oleh Ray. Ify kembali membaringkan Ray dan mengompres kening Ray kembali.
Ray menatap Ify penuh haru, tapi pandangan Ray sekarang kepada pipi Ify yang terlihat sedikit memar. Ray kembali lagi teringat kejadian saat dia menampar pipi kakak nya itu sampai membuat pipi kakak nya seperti itu.
"Kenapa ?"tanya Ify saat menyadari jika Ray terus menatap nya.
"Maafin Ray ya, kak "ucap Ray yang membuat Ify terdiam. Ray mengubah posisi nya menjadi duduk. Ray menggenggam tangan Ify.
"Lupain semua nya Ray, kakak udah maafin kamu "ucap Ify yang membuat Ray melepaskan tangannya.
"Apa ini sakit ? Maafin Ray, kak. Apa karena Ray menampar kakak, kakak masih mau Maafin ray " tanya Ray sambil memegang pipi Ify. Ify sedikit meringis saat Ray memegang pipi nya.
"Kakak udah maafin kamu. Kamu jangan minta maaf, kakak yang seharusnya minta maaf sama kamu. Kakak nggak bisa ngertiin perasaan kamu, kakak belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu "Ray meneteskan air matanya setelah mendengar ucapan Ify. Ray memeluk Ify sedangkan Ify hanya dapat terdiam. Sudah lama Ify tidak merasakan pelukan dari adik nya itu.
"Kakak jangan minta maaf, kakak nggak salah "ucap Ray sambil menangis. Ify perlahan membalas pelukan adik nya itu dan air matanya juga sudah menetes.
"Kakak "panggil Ray sedangkan Ify hanya menjawab dengan anggukan kepala pelan.
"Ray kangen sama kak Ify yang dulu, kak Ify yang selalu ada buat Ray, kak Ify yang selalu jagain Ray, Ray mau kak Ify yang dulu "tangisan Ray semakin keras yang membuat Ify semakin mengeratkan pelukannya.
"Jangan nangis Ray, kakak nggak pernah ngajarin kamu buat jadi anak yang cengeng kan ? "Ify melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata adik nya itu.
"Kakak janji kakak akan berubah demi kamu sama ibu "ucap Ify yang membuat Ray terkejut sekaligus senang.
"Kakak serius ? Kakak janji ?"tanya Ray yang masih terkejut.
"Kakak janji Ray "jawab Ify yang membuat ray tersenyum senang.
"Makasih kak "Ray langsung memeluk Ify kembali sedangkan ify hanya dapat tersenyum sambil membalas pelukan adiknya.
"Sekarang gue tahu, selama ini gue bukan hanya menyakiti satu hati saja tapi gue menyakiti 2 hati sekaligus. Ibu, Ray, maafin Ify yang sudah buat kalian sedih dengan sikap Ify selama ini. Ify sayang kalian berdua. Ify janji Ify akan berubah demi kalian berdua dan juga...Dia "batin Ify.





Bersambung...

*Hai..maaf ya jarang muncul. Nunggu nggak nih ? Hahaha...aku baru isi kuota nya sekarang jadi baru sempet update sekarang deh. Semoga part ini memuaskan ya *

 Malaikat Hidup Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang