Shilla dan Riko sudah sampai di rumah Papa nya Rio namun rumah terlihat kosong dan sepi.
"Om Zeth kemana ya "gumam Shilla.
"Lo coba telfon aja deh "ucap Riko. Shilla menganggukan kepalanya lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon papa nya Rio.
"Hallo "
"Hallo, Om. Ini Shilla, om ada dimana ya ?"
"Om sedang ada kerjaan di luar kota sayang. Memangnya ada apa?"
"Ada yang mau Shilla omongin sama om. Om berapa hari disana ?"
"Sekitar 2 minggu. Memangnya nggak bisa dibicarakan lewat telfon ?"
"Nggak bisa om. Yaudah Shilla nunggu om pulang aja "
"Ya sudah kalau begitu. Om kerja lagi ya "
"Iya om ""Gimana ?"tanya Riko. Shilla menggelengkan kepalanya dengan wajah cemberut.
"Om Zeth lagi kerja di luar kota "ucap Shilla sebal. Riko menepuk pundak Shilla.
"Udah lah, sekarang kita pulang. Gue laper pengen makan "ucap Shilla sedangkan Riko hanya terkekeh lalu menganggukan kepalanya.
********
"Kemoterapi, yo "ucap Ify tak percaya.
"Iya, lo mau kan ?"tanya Rio.
"Tapi gue takut "ucap Ify. Rio menggelengkan kepalanya lalu menghapus air mata Ify.
"Nggak ada yang perlu lo takutkan, gue akan melakukan apapun asal lo sembuh. Lo percayakan sama gue ?"tanya Rio. Ify menganggukan kepalanya pelan.
"Jadi lo mau kemoterapi ?"tanya Rio.
"Gue mau, demi lo dan demi ibu gue. Gue mau sembuh "ucap Ify. Rio tersenyum lalu kembali memeluk Ify.
"Gue akan terus ada disamping lo, memberi lo semangat. Lo nggak usah takut ya "ucap Rio. Ify menganggukan kepalanya.
"Yaudah gue ke bilang dulu sama dokter ya "ucap Rio. Ify hanya menganggukan kepalanya.
Selepas kepergian Rio, Ify kembali terdiam. Air matanya kembali berjatuhan. Dia mencengkeram erat selimut nya.
"Ayah, ibu, Ray..Ify takut "ucap Ify. Ify semakin mencengkeram erat selimut itu.
"Hiks..hiks..hiks.."suara tangisan yang sedari tadi Ify tahan akhirnya keluar juga. Ify tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menangis.
Sakit kanker ? Bagaimana perasaan kalian jika kalian ada di posisi Ify ?
Ify terdiam, dia kembali teringat dengan mimpinya.
"Ayah "lirih Ify dengan air mata yang semakin deras mengalir.
"Apakah Ify bisa menemukan ayah dengan kondisi Ify yang seperti ini ? Apa ayah mau mengakui anak penyakit an seperti Ify ? Ayah, andai ayah ada disini, Ify pasti nggak akan ketakutan seperti ini. Ify mau peluk ayah, Ify ingin melihat ayah lagi. Kenapa semuanya begitu sulit untuk Ify ? Kenapa ayah ? Kenapa nggak ada kebahagian untuk Ify ?"ucap Ify. Ify meremas rambutnya sambil terus menangis.
"Ibu.."lirih Ify. Ify semakin menangis saat membayangkan bagimana hancurnya hati ibunya jika tau apa yang telah terjadi kepadanya.
"Ify bahkan belum membuat Ibu dan Ray bahagia. Bagaimana Ify bisa bertahan ? Apakah Ify sanggup untuk bertahan ? Ibu..Maafkan Ify karena Ify selalu membuat Ibu susah, membuat ibu menangis, bersedih. Maafkan Ify. Maafin kakak juga ray, kakak belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu. Maafin kakak "ucap Ify sambil terus menangis.
Tiba-tiba Rio datang dan terkejut melihat ify yang menangis sambil meremas rambutnya.
"Ify lo kenapa ?"tanya Rio khawatir. Rio melepaskan tangan Ify yang terus meremas rambutnya.
"Apanya yang sakit ? Bilang sama gue. Apa kepala lo sakit ?"tanya Rio khawatir. Ify menggelengkan kepalanya sambil terus menangis. Rio yang tidak tega pun langsung memeluk Ify.
"Ibu, ayah, Ray. Ify takut "lirih Ify. Sekarang Rio mengerti kenapa Ify menangis seperti ini. Ify pasti kepikiran dengan ibu, Ray dan ayah nya sekarang.
Rio yang tidak tega pun menyuntikan suntikan obat penenang kepada Ify. Rio hapal karena dia mengambil jurusan kedokteran dan sudah tahu tentang ilmu medis.
"Lo istirahat ya "ucap Rio. Rio menghapus air mata Ify lalu menidurkan Ify. Obat itu mulai bereaksi, ify pun tertidur.
Air mata Rio kembali turun saat melihat Ify yang kembali memejamkan matanya.
"Saat lo membuka mata lo, gue nggak tega melihat lo menangis. Dan saat lo memejamkan mata lo, lo seperti nggak merasakan sakit. Apa jika lo nggak mau merasakan sakit, lo akan memilih untuk tidur saja ? "..Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Hidup Ku
RomanceMembencinya ?.. Ya aku sangat membencinya. Merindukan nya ? ..Ya aku juga sangat merindukan nya. Aku membencinya namun aku juga merindukan nya bahkan sangat merindukan nya. Sempat terselip rasa iri kepada semua orang yang masih memiliki sosok pah...