Malaikat Hidup Ku part 9

1.8K 78 2
                                    

Entahlah ?...

Selama perjalanan Rio dan Ify hanya saling berdiam. Ify menghapus air matanya kasar, Ify merutuki dirinya sendiri yang saat ini terlihat lemah di depan orang lain apalagi Rio.
Rio sebenarnya diam diam melirik ke arah Ify. Dia dapat melihat wajah Ify yang menunjukan kesedihan walaupun sebenarnya Ify tidak memperlihatkan wajah kesedihan itu kepadanya.
"Nggak usah takut, gue nggak akan berbuat jahat sama lo "Ify menolehkan wajahnya saat Rio berbicara seperti itu. Ify tersenyum sinis.
"Takut ? Gue takut sama lo ? Hahaha..mimpi lo "ucap Ify tajam. Rio juga ikut tersenyum sinis.
Ify menelan ludah nya sendiri saat melihat sekelilingnya. Rio membawanya ke sebuah bukit yang terlihat sepi namun begitu sejuk. Fikiran Ify sekarang sudah melantur kemana-mana.
Rio menghentikan mobilnya, dia membuka sabuk pengamannya.
"Cepat turun,jangan bengong aja lo "ucap Rio sambil turun duluan. Ify mendesis kesal dengan sikap Rio yang begitu mengesalkan. Ify pun turun dan berjalan menyusul Rio .
"Wow "hanya kata itu yang terlontar dari mulut Ify. Ify takjub dengan keindahan di atas bukit ini, sangat indah sekali.
"Jangan bengong aja lo, sini "Ify tersadar setelah mendengar ucapan Rio. Dia pun hanya menurut lalu mendekati Rio dan duduk di samping nya.
"Lo ngapain bawa gue kesini ?"tanya Ify dingin. Rio hanya diam saja sambil menatap lurus ke depan.
Ify mendelik kesal kearah Rio yang mengacuhkan pertanyaan nya.
"Ya udah kalau lo nggak mau jawab "serah Ify dengan wajah kesalnya yang membuat Rio terkekeh.
"Gue cuma mau lo nenangin diri lo, gue cuma mau lo tenang dulu. Jujur gue takut dan gue nggak nyangka dengan apa yang gue lihat tadi "ucap Rio sambil tersenyum kecil sedangkan Ify hanya diam saja. Dia tahu arah pembicaraan Rio ini.
"Gue tau lo orang baik bahkan sangat baik. Mungkin orang berfikir untuk menjauhi lo karena orang orang menilai lo adalah orang yang memang harus dijauhi, mereka mungkin nggak tau ada apa dibalik wajah datar dan sifat dingin lo ini. Tapi gue percaya kalau lo adalah orang baik "Ify tersenyum mendengar ucapan Rio.
"Lo percaya gue baik ? Kenapa ?" tanya Ify sambil menolehkan wajahnya. Rio juga sama, dia juga menolehkan wajahnya. Rio tersenyum sangat manis dan begitu tulus sekali saat ini.
"Kenapa ? Gue nggak tau, tapi gue yakin jika lo memang orang baik. Lo selama ini selalu menunjukan wajah datar l o, sifat dingin lo ke orang lain, berpura-pura nggak peduli sama orang lain. Tapi gue tau dibalik itu semua lo rapuh bahkan sangat rapuh. Entah kenapa gue bisa ngerasain kerapuhan lo. Saat lo menangis, saat lo membentak adik lo, saat lo menatap adik lo dengan tatapan yang mungkin hanya lo aja yang tau ,dari sana gue dapat tahu kalau lo adalah orang yang rapuh. Namun lo nggak mau nunjukin kerapuhan lo kepada orang lain "Ify tertawa mendengar ucapan Rio. Rio menyeritkan kening nya menatap Ify bingung.
"Hahaha...mungkin lo benar gue memang rapuh bahkan sangat rapuh. Baru kali ini gue tunjukin kerapuhan gue kepada orang lain. Lo benar, gue sangat menyedihkan bukan ? Gue hnaya bisa bersembunyi dan berlindung di balik topeng gue ini untuk bisa lari dari kerapuhan dan kesedihan gue. Hahaha...lo benar "ucap Ify sambil tertawa miris. Rio hanya diam saja memperhatikan Ify. Dia hanya diam dan mendengarkan ucapan yang keluar dari mulut ify.
"Gue sadar kalau gue emang nggak pantas buat dipanggil Kakak sama adik gue sendiri, gue nyadar diri kalau gue emang nggak pantas buat mendapatkan panggilan itu. Gue juga dapat merasakan kesedihan adik gue selama ini, gue ngerti bagaimana perasaan dia. Gue tau kalau dia malu, dia sakit sama ejekan-ejekan itu, gue sangat tau. Tapi sebenarnya yang paling sakit itu adalah ibu gue. Dia yang paling sakit diantara gue dan Ray "Ify menghentikan ucapannya lalu menatap Rio yang saat ini sedang menatapnya. Ify tersenyum kepada Rio. Senyum yang sangat manis sekali bukan senyum sinis yang selalu dia perlihatkan kepada Rio. Rio sempat tertegun saat melihat senyum Ify itu. Dia merasakan ketenangan yang sangat besar saat melihat senyum Ify.
"Gue belum bisa untuk cerita semunya saat ini sama lo. Kalau boleh jujur, entah kenapa gue selalu merasa nyaman saat ada di dekat lo. Gue cuma mau bilang makasih sama lo, makasih karena udah buat gue tersenyum kembali setelah sekian lama gue ngerasa kalau gue nggak bisa untuk tersenyum lagi "Rio tersenyum mendengar semua ucapan Ify. Dia menganggukan kepalanya.
"Sama sama, gue yang seharusnya bilang makasih sama lo. Dan gue sangat minta maaf karena gue selalu buat lo kesal "Ify tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
"Gue juga sangat minta maaf sama lo "ucap Ify sambil terus tersenyum.
"Maaf karena kata kata gue tadi hanya bercanda dan itu nggak beneran "Rio mencoba menahan kesabarannya setelah mendengar ucapan Ify yang begitu membuat emosinya naik. Sedangkan Ify sendiri hanya nyengir setelah melihat wajah Rio saat ini.
"Tapi gue jujur cuma lo yang akhirnya membuat gue tersenyum lagi " Mendengar ucapan Ify lagi membuat Rio bernafas lega. Ternyata Ify sepenuhnya tidak berbohong.
Rio menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ify saat ini, dimana Ify saat ini sedang berdiri sambil menatap langit yang begitu cerah sambil melambai-lambaikan tangannya ke langit. Rio juga bangkit lalu berdiri di samping Ify .
"Lo kayaknya emang udah beneran gila deh. Prihatin gue sama lo "ucap Rio sambil menunjukan ekspresi prihatinnya. Ify mendelik kesal kearah Rio.
"Apa lo bilang Hah ? Coba ulang lagi "geram Ify. Rio berlari untuk menghindari amukan Ify, Ify yang tidak ingin melepaskan Rio begitu saja juga ikut mengejar Rio. Jadilah terjadi kejar kejaran lucu ala Rio dan Ify.

Disini...
Dibukit ini...
Disaksikan oleh langit yang begitu cerah..
Kita bermain bersama dan tertawa bersama.
Kita saling melemparkan senyum kita dan tanpa kita sadari sesuatu i ruu u mulai tumbuh di hati kita.

Bersambung...

 Malaikat Hidup Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang