Manda duduk di kasur oma. Sedangkan oma hanya menghela nafasnya.
"Cerita kepada Mama, ada apa ini ?"tanya oma. Manda menggelengkan kepalanya.
"Nggak ada apa-apa kok Ma. Manda hanya ingin menginap di sini "ucap Manda.
"Jangan bohong kepada Mama, apa ada masalah antara kamu dengan Zeth ?"tanya Oma namun Manda tidak menjawabnya. Hanya air mata yang menjawab pertanyaan oma.
"Ma "ucap Manda dengan suara bergetar. Oma pun dengan cepat memeluk Manda.
"Kenapa ? Cerita kepada Mama "ucap Oma. Manda melepaskan pelukannya lalu mulai menceritakan semuanya.
"Ya ampun "ucap Oma saat Manda sudah menceritakan semuanya.
"Aku kecewa terhadap dia Ma, aku kecewa. Bahkan dia tidak meminta ijin terlebih dahulu kepada Manda untuk menjodohkan Rio "Manda kembali menangis kembali. Oma memeluk Manda dan mengusap punggung nya .
"Sudah jangan menangis, kamu tinggal disini. Jangan kembali ke sana "ucap oma sedangkan Manda hanya menganggukan kepalanya saja.
*********
Rio dan opa sedang duduk di ruang tamu. Rio menghapus air matanya yang kembali turun. Opa tersenyum melihat Rio.
"Hey boy ! Kamu ini dari dulu nggak pernah berubah ya, sudah jangan menangis. Semuanya pasti akan baik baik aja, Rio "ucap Opa.
"Rio takut opa, gimana kalau papa dan mama memutuskan untuk berpisah "ucap Rio lirih. Opa menepuk pundak Rio sambil tersenyum.
"Kamu jangan berpikir sejauh itu, hal itu tidak akan pernah terjadi, nak. Tenangkan diri mu dulu, opa mau menyusul oma mu dulu "ucap opa. Dia kembali menepuk pundak Rio lalu beranjak meninggalkan Rio yang saat ini terdiam.
Rio bangkit dan langsung mengambil kunci mobilnya. Dia tahu harus menemui siapa sekarang. Ify ! Ya, hanya Ify yang pasti bisa membuatnya tenang.
Tapi saat dia hendak pergi tiba tiba hujan turun dengan derasnya. Rio mendesah kecewa.
"Kenapa disaat kayak gini lo malah datang "lirih Rio kepada hujan. Rio pun kembali masuk kedalam rumah oma nya.
Sementara itu dirumah Ify...
Ify mengerjapkan matanya. Pusing! Itulah yang Ify tengah rasakan saat ini. Ify bangun sambil memegangi kepalanya. Dia terkejut saat melihat banyak bercak darah. Ify ingat sekarang, sebelum dia pingsan Ify sempat mimisan. Dan mungkin ini adalah darah nya. Tapi kenapa banyak sekali ?.
"Aishh..kenapa kepala gue pusing gini "ucap Ify. Tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.
"Ify kamu udah bangun ? Ayo makan dulu, kamu belum makan dari tadi. Nanti kamu bisa sakit "itu adalah suara Ibu. Ify terlihat panik. Ify turun dari kasurnya, dia melepaskan sarung bantal dan sprei kasur nya yang terkena darah nya. Ify pun berlari menuju kamar mandi lalu kembali lagi.
"Iya bu, Ify sudah bangun. Sebentar lagi Ify keluar "teriak Ify. Ify pun membawa sprei yang ada di lemari lalu memakaikannya ke kasurnya. Ify tidak ingin ibu sampai mengetahui itu dan membuat Ibu khawatir.
Ify membawa baju bersih lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai mandi Ify pun segera keluar dari kamarnya. Namun sebelum keluar Ify sempat melihat ke arah jendela kamarnya yang saat ini terlihat sedikit basah akibat hujan.
Hujan ? Wajah Ify memerah ketika mengingat kejadian tadi siang bersama Rio. Eh..Ify menggelengkan kepalanya.
"Ify ify ngapain lo kepikiran cowok itu "ucap Ify sambil memukul kepalanya sendiri. Tapi sesaat kemudian senyum Ify mengembang. Tapi ah..rasa pusing di kepalanya kembali datang. Namun ify mencoba untuk menghiraukannya. Ify pun keluar dari kamarnya dan menghampiri ibu dan Ray yang saat ini sedang duduk di ruang makan.
"Kakak udah bangun "ucap Ray sedangkan Ify hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum tipis.
"Tapi kok muka kakak pucat ? Kakak sakit ?"tanya Ray yang membuat Ibu melihat ke arah Ify. Ify sedikit gelagapan.
"Hah ? Ngg..nggak kok. Kakak ng..nggak sakit "ucap Ify gugup.
"Kakak nggak bohong kan ?"tanya Ray yang masih belum yakin.
"Iy..iya "ucap ify. Ray hanya menganggukan kepalanya. Sedangkan ify menghembuskan nafasnya lega. Semoga Ray percaya dengan ucapannya.Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Hidup Ku
RomanceMembencinya ?.. Ya aku sangat membencinya. Merindukan nya ? ..Ya aku juga sangat merindukan nya. Aku membencinya namun aku juga merindukan nya bahkan sangat merindukan nya. Sempat terselip rasa iri kepada semua orang yang masih memiliki sosok pah...