Dia berbeda..tapi aku sangat menyukainya.
Seorang pria sedang melamun sambil mengaduk ngaduk minuman di hadapan nya itu.
"Siapa ya kira kira nama gadis tadi "batin sang pria. Tiba tiba datang 3 orang temannya tapi sepertinya dia masih belum menyadari kehadiran temannya itu.
"Rio "panggil Alvin-salah satu dari temannya-. Pria yang dipanggil Rio itu masih belum merespon.
"Kenapa nih anak ?"tanya Gabriel sedangkan Alvin hanya mengangkat kedua bahunya pertanda ia tidak tahu.
"Riooo "teriak Cakka yang lansung membuat Rio tersadar.
"E buset dah Cakka, suara lo "ucap Rio, Alvin dan Gabriel secara bersamaan sambil mengusap telinga mereka yang hampir saja tuli karena teriakan Cakka tadi. Sedangkan Cakka sendiri hanya dapat nyengir memperlihatkan gigi putihnya.
"Sorry..sorry "ucap Cakka sambil nyengir.
"Lo lagi mikirin apa sih, Yo ?"tanya Alvin sambil meminum minuman Rio. Sedangkan Rio sendiri hanya dapat pasrah saat Alvin mengambil paksa minuman nya itu.
"Tadi gue ketemu sama cewek .."
"Cewek ? Cantik nggak yo ?"tanya Cakka antusias langsung memotong ucapan Rio. Gabriel dan Alvin sama sama menoyor kepala Cakka yang membuat Cakka mengaduh.
"Lo ya kalau udah menyangkut soal cewek aja langsung semangat "cibir Gabriel sedangkan Cakka hanya memeletkan lidah nya.
"Bodo, sirik aja lo "ucap Cakka.
"Ih ngapain gue sirik sama lo. Ogah "balas Gabriel.
"Udah udah, lanjutin lagi ceritanya "lerai Alvin.
"Cewek nya emang cantik sih tapi ya sumpah dingin banget tuh cewek. Biasanya cewek yang ketemu sama gue langsung klepek-klepek, kalau cewek ini boro boro "ucap Rio dengan PD nya sambil menggelengkan kepalanya mengingat kembali pertemuannya dengan gadis tadi.
"Klepek-klepek ? Hahaha..PD banget lo yo "ucap Alvin sambil tertawa. Cakka dan Gabriel juga ikut tertawa sedangkan Rio hanya melengos lalu tiba tiba dia melihat gadis yang begitu familiar dengannya sedang berdiri di halte bus.
"Gue cabut dulu ok "Rio pun langsung bergegas meninggalkan ketiga sahabatnya itu.
"Eh Rio ini siapa yang bayar minuman lo "teriak Alvin.
"Ya lo lah Vin "ucap Gabriel.
"Lah kok jadi gue,kan yang pesen Rio "protes Alvin.
"Lo kan yang minum minuman Rio. Jadi lo dong yang harus bayar "ucap Gabriel lalu dia pun bertos Ria dengan Cakka.
"Nyesel deh gue minum tadi "gumam Alvin kesal.
*******
Ify saat ini sedang menunggu bis, sedari tadi tidak ada bis sama sekali padahal Ify sangat buru buru sekali saat ini.
"Mana sih bis nya, nggak tau orang lagi buru buru apa "gumam Ify kesal. Tiba tiba ada yang duduk di sampingnya. Ify menolehkan wajahnya dan langsung membelalakan matanya. Yang duduk disampingnya adalah orang yang tidak sengaja dia tabrak tadi.
"Elo "ucap Ify yang masih terkejut. Merasa diperhatikan Rio menolehkan wajahnya lalu tersenyum kecil.
"Hallo senang bisa ketemu lagi sama lo "ucap Rio sambil tersenyum. Ify menatap Rio malas.
"Lo ngikutin gue ?"tanya Ify sambil menunjuk Rio menggunakan jari telunjuknya. Rio menurunkan jari telunjuk Ify.
"Nggak sopan "ucap Rio, Ify melepaskan jarinya yang dipegang oleh Rio. Entah mengapa jantung nya kini berdetak begitu cepat.
"Lo ngapain disini ?"tanya Rio.
"Menurut lo ?"Ify malah balik bertanya.
"Lagi nunggu bis "jawab Rio.
"Tuh lo udah tau "balas Ify cuek. Rio tersenyum kecil melihat wajah Ify yang sangat lucu menurutnya.
"Nama lo siapa ?"tanya Rio. Ify menatap Rio malas.
"Penting gitu buat lo ?"tanya Ify.
"Penting banget malah. Nama gue Rio "Rio mengulurkan tangannya, Ify menatap tangan Rio lalu dengan terpaksa dia menyambut uluran tangan Rio.
"Gue Ify "ucap Ify lalu melepaskan kembali tangannya.
"Nama yang cantik kayak orang nya "puji Rio. Ify merasakan pipi nya memanas saat ini tapi dia berusaha untuk bersikap seperti biasa.
"Nggak lucu "ucap Ify ketus untuk menyembunyikan kesaltingan nya. Rio lagi lagi tersenyum melihat Ify.
"Lo mau kemana ? Mau bareng sama gue ?"tanya Rio.
"Nggak perlu "jawab Ify.
"Gue rasa nggak ada bis yang lewat, mending lo bareng gue aja. Ayo gue antar "tawar Rio sekali lagi. Ify terdiam, tidak salah juga dia menerima tawaran Rio. Lagian dia sedang buru buru saat ini.
"Ya udah gue ikut sama lo "jawab Ify akhirnya. Senyum Rio mengembang kembali di wajah tampan nya itu.
"Oh iya lo mau kemana ?"tanya Rio.
"SMP Pelita, gue ada urusan disana "jawab Ify. Rio menganggukan kepalanya lalu menarik tangan Ify dan menggenggam nya.
"Ayo mobil gue ada di parkiran "ucap Rio lalu dia pun membawa Ify menuju mobilnya.
****I.F.Y****
Ibu apa yang terjadi dengan Ify. Kenapa jantung Ify berdetak begitu cepat, Ibu tolong Ify.
******
Rio membuka kan pintu mobilnya untuk Ify. Ify pun masuk dan Rio pun segera menutup pintu mobil lalu kemudian ikut masuk.
Selama perjalanan mereka berdua hanya saling terdiam dengan pikiran mereka berdua masing masing.
"Boleh gue putar radio nya "ucap Ify. Rio menganggukan kepalanya lalu memutar radio yang ada di mobilnya.
Ayah aku hanya memanggil mu..ayah.."Matikan "suruh Ify cepat yang membuat Rio bingung. Tapi dia tetap menuruti ucapan Ify.
"Kenapa ?"tanya Rio sedangkan Ify hanya menggelengkan kepalanya.
"Ayah "batin Ify pilu. Kini perasaan rindu kembali menyergap di hatinya.
"Fy "panggil Rio yang membuat Ify menolehkan wajahnya. Sesaat Ify terdiam saat melihat Rio dari samping. Ify baru menyadari jika Rio sangat tampan sekali.
"Jangan liatin gue kayak gitu, wajah gue nggak akan luntur kok "sindir Rio yang langsung membuat Ify mengalihkan pandangannya.
"Apaan sih lo "ucap Ify kesal yang membuat Rio terkekeh.
"Lo cantik saat marah atau kesal kayak gitu "ucap Rio yang kembali membuat Ify menolehkan kepalanya.
"Berhenti menggoda gue karena itu nggak akan ngaruh "ucap Ify kesal.
"Gue nggak nge -goda lo kok, gue bicara jujur "ucap Rio sambil tersenyum.
Akhirnya mereka pun sampai di depan gerbang SMP Pelita.
"Makasih buat tumpangan nya "ucap Ify lalu dia pu beranjak untuk turun namun Rio menahan lengannya.
"Gue mau ikut boleh ?"tanya Rio.
"Kalau nggak boleh ?"tanya Ify balik
"Gue akan tetap ikut "jawab Rio sambil tersenyum. Ify melengos lalu dia pun turun dari mobil disusul dengan Rio. Mereka berdua masuk kedalam SMP Pelita itu.
Banyak pasang mata yang terus memperhatikan Rio dan Ify yang berjalan secara berdampingan itu.
Ify dan Rio memasuki ruangan BP, Ify dapat melihat Ray yang sedang duduk sambil menundukkan kepalanya.
"Permisi Bu "ucap Ify. Bu Ira tersenyum lalu mempersilakan Ify duduk.
"Begini Fy, ibu mendapatkan kabar jika tadi Ray telah memukul temannya yaitu Deva sampai membuat Deva pingsan dan sekarang dia masih belum sadar di UKS "ucap Bu Ira yang membuat Ify dan Rio terpelonjak kaget. Ify menolehkan kepalanya menatap adiknya yang saat ini hanya menundukkan kepalanya.
"Ray tidak mungkin memukul seseorang jika tidak ada alasannya bu "Ify membela adiknya itu.
"Tapi teman temannya bilang jika Ray memukul Deva tanpa ada alasan dan itu banyak saksi yang melihatnya "ucap Bu Ira. Ify menggelengkan kepalanya.
"Tatap kakak, Ray "suruh Ify kepada adiknya itu. Ray hanya dapat pasrah lalu dia pun mendongakan wajahnya menatap wajah kakak nya yang saat ini sedang menatapnya tajam.
"Apa benar yang di katakan oleh Bu ira ?"tanya Ify. Ray dengan terpaksa menganggukan kepalanya karena jika dia menggelengkan kepalanya pun pasti tidak akan ada yang percaya dengan nya. Ify menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Baiklah Bu, jika memang Ray bersalah saya atas nama adik saya memohon maaf bu, saya berjanji setelah ini Ray akan meminta maaf kepada temannya itu "ucap Ify. Bu Ira menganggukan kepalanya.
"Baiklah Ray, untuk hari ini kamu ibu ijinkan pulang. Besok kamu harus tepati janji kamu untuk meminta maaf kepada Deva "ucap Bu Ira sedangkan Ray hanya menganggukan kepalanya saja.
"Kalau begitu saya permisi dulu, Bu "ucap Ify sedangkan Bu Ira hanya menganggukan kepalanya. Ify berjalan mendahului Rio dan adiknya. Dia berjalan menuju taman yang letaknya tidak jauh dari sekolah adiknya itu. Rio hanya dapat diam sambil memperhatikan Ify yang saat ini membelakanginya. Ray perlahan mendekati kakak nya itu.
"Kak "panggil Ray pelan.
"Ibu nggak pernah ngajarin kamu buat memukul orang tanpa sebab kan Ray, tapi sekarang apa yang kamu lakukan "ucap Ify tanpa melihat Ray. Ray hanya dapat menundukkan kepalanya, perlahan setetes air matanya mulai turun membasahi pipi nya. Dia tau kakak nya pasti kecewa sekali kepadanya . Tapi yang harus kakak nya tahu jika dia tidak bersalah.
"Kak Ray minta maaf "ucap Ray. Ify membalikkan badannya menatap adiknya itu dingin.
"Kakak kecewa sama kamu Ray "ucap Ify yang membuat Ray mendongakan kepalanya.
"Kakak "lirih RayBersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Hidup Ku
RomansMembencinya ?.. Ya aku sangat membencinya. Merindukan nya ? ..Ya aku juga sangat merindukan nya. Aku membencinya namun aku juga merindukan nya bahkan sangat merindukan nya. Sempat terselip rasa iri kepada semua orang yang masih memiliki sosok pah...